Kembali tersandung masalah, memo internal ini ungkap sisi 'gelap' Facebook
Merdeka.com - Belum juga beres masalah penyalahgunaan data 50 juta penggunanya, Facebook kini sedang kebakaran jenggot perkara hal baru.
Masalah ini berakar sejak 2016. Dilansir The Guardian, Jumat (30/3/2018), Facebook pernah membuat memo internal perusahaan yang diedarkan ke karyawan secara tertutup.
Memo tersebut, ditulis oleh salah seorang wakil direktur Facebook bernama Andrew Bosworth pada 2016. Yang memicu kontroversi tentu adalah isinya. Diketahui, memo ini dimuat pertama kali via BuzzFeed News.
-
Siapa pendiri Facebook? Sejarah 4 Februari Hari Ulang tahun Facebook, yaitu dimulai Mark Zuckerberg ingin membuat platform chat.
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Bagaimana Facebook awalnya dibuat? Bersama teman-temannya, Andrew McCollum, Eduardo Saverin, Chris Hughes, dan Dustin Moskovitz, Zuckerberg mengembangkan Facebook saat mereka masih kuliah di Universitas Harvard.
-
Bagaimana status FB menunjukkan ragam konten? Merangkum dari beragam sumber, Kamis (6/7) berikut adalah kumpulan status FB kekinian dan menarik yang bisa dijadikan referensi.
-
Siapa pencipta Facebook Web? Facebook didirikan pada tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg, Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes.
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
Dalam memo itu, Boz - panggilan karib Bosworth - mengklaim kalau Facebook cuma memiliki satu misi untuk menguntungkan perusahaan, yakni menghubungkan semua penggunanya menjadi komunitas besar.
Tentu, semakin besar jumlah pengguna, semakin banyak pula keuntungan yang dikantongi Facebook. Namun, Boz malah menekankan cara ini bisa dilakukan bisa dengan apa saja, yang penting caranya baik secara de facto. Bisa disimpulkan, Facebook dapat menghalalkan segala cara untuk meraup untung.
"Mungkin kita butuh mengorbankan hidup untuk mengekspos seseorang yang di-bully, atau juga mungkin kita juga bisa mengekspos seseorang yang mati terkena serangan teroris. Mau bagaimana pun, itulah yang kita lakukan. Sejelek apa pun isunya, kita harus menghubungkan orang. Titik. Itulah kerjaan kita untuk menumbuhkan pengguna," tulis Boz.
Sontak saja, memo tersebut memicu kontroversi dan pertanyaan soal kesigapan Facebook menangani informasi dan data pribadi pengguna, apakah mereka benar-benar menjaga kerahasiaan data pengguna, atau cuma sekonyong-konyong memikirkan angka demi keuntungan belaka?
Boz sendiri mengakui kalau memo internal tersebut benar adanya. Namun, ia tidak membenarkan terkait isi dari memo itu.
Menurutnya, memo itu malah cuma memicu perdebatan dan memperkeruh suasana. Boz bahkan tidak mengakui isi pesan tersebut bukan ia yang tulis.
"Saya tidak setuju dengan isi pesan tersebut, bukan saya yang tulis. Tujuan pesan tersebut adalah untuk membawa isu yang lebih berat dan memperkeruh keadaan," ujar Boz.
Pada kesempatan yang sama, CEO Facebook Mark Zuckerberg, juga berkomentar terkait memo itu. "Boz adalah pemimpin berbakat, yang berani mengeluarkan opini provokatif. Namun pendapat Boz sudah pasti tidak disetujui karyawan, bahkan termasuk saya. Kami tak percaya bahwa tujuan itu bisa dibenarkan untuk meraih sesuatu dari Facebook," ujar Zuck - sapaan karibnya.
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Daftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaSaham Meta Facebook ditutup anjlok hingga 1,6 persen pada Selasa (6/3) waktu setempat.
Baca SelengkapnyaFloating duck syndrome merupakan kondisi ketika menganggap kesuksesan orang lain bisa dicapai dengan mudah.
Baca SelengkapnyaBenarkan Menteri AS sebut Kemenkominfo bodoh usai data nasional dihack? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaTernyata, ngomongin bos lewat media sosial adalah tindakan yang melanggar hukum, begini penjelasannya dari pengacara terkenal.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam setelah serangan Hamas ke Israel, X atau Twitter dibanjiri video dan foto hoaks serta informasi menyesatkan tentang perang di Gaza.
Baca SelengkapnyaPer detiknya ada kerugian yang harus ditanggung Meta ketika platformnya mengalami gangguan.
Baca SelengkapnyaLG Electronics melakukan survei tentang media sosial dan algoritma.
Baca SelengkapnyaMenurut Budiman, pernyataan Tom Lembong tersebut sebuah pelanggaran etika profesional sebagai seorang mantan menteri.
Baca SelengkapnyaPesan itu berisi dua poin menekankan seluruh menteri untuk berhati-hati dalam membuat surat memakai stempel atau kop kementerian.
Baca SelengkapnyaKetua Bawaslu Makassar, Abdillah Mustari membenarkan domain website Bawaslu Makassar diretas. Hanya saja peretasan sudah dilakukan sejak lama.
Baca Selengkapnya