Memangnya Aman Verifikasi Identitas Pakai Foto Selfie?
Diperlukan kehati-hatian saat kita foto selfie bersama KTP. Kenapa?
Sebagai pengguna layanan digital, terutama perbankan, kamu mungkin pernah diminta untuk mengirimkan foto selfie sambil menunjukkan KTP demi keperluan verifikasi identitas. Pertanyaannya, apakah tindakan ini berisiko?
Menurut Kaspersky, keputusan untuk membagikan data pribadi dengan cara seperti ini sepenuhnya ada di tangan pengguna. Sebab, pada beberapa layanan, verifikasi identitas melalui swafoto atau selfie dengan KTP sering kali menjadi satu-satunya metode agar pengguna dapat mengakses layanan yang diinginkan.
-
Apa bahaya memberikan foto KTP? Modus pencurian data pribadi yang banyak digunakan ialah pemberian hadiah, memenangkan undian, komisi, pembelian produk dengan harga khusus hingga tawaran kerja.
-
Apa yang diungkapkan melalui selfie? 'Kami cukup terkejut dengan apa yang diungkapkan melalui teori pikiran, sebab selfie bisa menjadi cara yang canggih untuk mengkomunikasikan perasaan dan pikiran. Ini membuktikan bahwa selfie merupakan cara yang efektif dalam berkomunikasi,' jelas Schneider.
-
Apa itu KTP Sakti? 'Jaminan-jaminan selama ini ada dengan berbagai identitas satu per satu, sekarang bisa kita satukan dalam satu KTP dan kita sebut satu KTP Sakti,' ujar Ganjar usai silahturahmi Caleg dan Partai pengusung di Perum Graha Puspa Karangpawitan, Karawang, Jawa Barat, Jumat (15/12). Ganjar berbicara apabila KTP Sakti ini mempresentasikan sebuah kartu yang dipegang masyarakat untuk mendapatkan akses program.
-
Bagaimana Shandy Aulia mempersiapkan foto KTP? Shandy Aulia mengungkapkan alasan dirinya sampai memanggil MUA untuk foto KTP. Menurut Shandy, KTP berlaku seumur hidup. Sehingga dibutuhkan foto yang bagus agar hasilnya maksimal.
-
Bagaimana modus pencurian data KTP? 'Saat ini permintaan data pribadi dapat menggunakan berbagai macam modus,' kata Friderica dalam akun Instagram @ojkindonesia, dikutip Selasa (23/7).
-
Bagaimana cara kerja KTP Sakti? 'KTP sakti ini merepresentasikan semuanya, tinggal pendataannya dibuat dengan baik, pengelolaannya dengan sistem yang baik dan KTP-nya tinggal dipakai dengan card reader saja,'
Kaspersky menyatakan bahwa jika seseorang ingin menggunakan layanan tertentu, mereka hanya perlu mengambil foto dengan KTP. Namun, jika ada kekhawatiran mengenai privasi data, maka tidak perlu melakukan hal tersebut. Di sisi lain, Kaspersky juga mengingatkan bahwa risiko yang dihadapi oleh pengguna yang memilih untuk berswafoto demi mendapatkan layanan adalah keselamatan pribadi mereka, termasuk keamanan dalam dunia digital.
"Penjahat siber telah lama menjual serangkaian foto dan video orang yang memegang lembaran kertas putih seukuran dompet standar di situs darkweb untuk memalsukan foto dan melewati prosedur standar KYC. Apabila mereka mendapatkan foto selfie asli dengan paspor, itu jadi tambang emas," ungkap Kaspersky.
Menariknya, banyak orang yang memilih untuk berswafoto sambil membawa KTP karena merasa bahwa data pribadi mereka sudah pernah bocor berkali-kali. Hal ini menyebabkan mereka tidak terlalu khawatir dengan potensi risiko yang mungkin muncul terkait keamanan data mereka.
Cek Kembali Apakah Data Bocor?
Ketika pengguna membagikan foto diri bersama KTP di berbagai platform dan menggunakan kata sandi yang sama, seperti "12345", untuk semua akun selama bertahun-tahun, kemungkinan besar data mereka telah diretas.
Oleh karena itu, Kaspersky menyarankan agar pengguna memeriksa apakah informasi pribadi mereka sudah bocor. Salah satu cara untuk melakukannya adalah melalui fitur Perlindungan dari Kaspersky di bagian Pemeriksaan Kebocoran Data. Di fitur ini, pengguna dapat memasukkan semua alamat email yang mungkin digunakan untuk mendaftar layanan online.
Sayangnya, kita tidak pernah bisa memastikan bagaimana perusahaan digital menyimpan dan mengelola data penggunanya. Biasanya, perusahaan atau institusi digital hanya mengklaim bahwa mereka berkomitmen untuk melindungi data pribadi penggunanya.
Namun, foto selfie yang disertai KTP bisa menjadi alat yang sangat berbahaya jika jatuh ke tangan penjahat siber. Dalam situasi seperti ini, kewaspadaan pengguna sangat penting untuk menjaga keamanan data pribadi mereka.
Risiko Apes
Penipuan dapat terjadi ketika pelaku menggunakan identitas korban untuk membuka usaha atau mendaftar kartu SIM dengan cara ilegal.
Dengan semakin banyaknya layanan yang memungkinkan pendaftaran daring, risiko untuk mengunggah swafoto bersama kartu identitas juga meningkat. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat diambil untuk meminimalkan risiko tersebut.
- Sebelum mengirimkan swafoto dokumen identitas, penting untuk melakukan riset tentang perusahaan yang bersangkutan. Pastikan untuk memeriksa alamat dan pihak yang akan mengelola data Anda, berapa lama data akan disimpan, serta apakah perusahaan memiliki kebijakan terkait penyerahan informasi pelanggan kepada penegak hukum, pihak ketiga, atau bahkan negara lain.
- Selanjutnya, telusuri apakah perusahaan tersebut pernah mengalami kebocoran data. Tanyakan pada diri Anda, apakah insiden itu terjadi lebih dari sekali? Jenis informasi apa yang telah bocor? Dan bagaimana perusahaan tersebut mengatasi pelanggaran yang terjadi? Anda dapat mencari informasi ini dengan menggunakan istilah pencarian seperti Company_Name data leaks atau Company_Name data breaches.
Gunakan watermark pada foto
- Tambahkan watermark pada swafoto yang kamu ambil. Kamu bisa menggunakan editor foto yang ada di smartphone untuk menyisipkan teks semi-transparan, atau memanfaatkan aplikasi gratis. Dengan langkah ini, foto akan lebih sulit disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab jika terjadi kebocoran, terutama saat mendaftar ke layanan lain.
- Unggah foto melalui aplikasi atau situs resmi dari layanan yang bersangkutan. Sebaiknya, hindari mengirim swafoto dokumen melalui aplikasi pesan atau email.
- Segera hapus swafoto setelah mengirimnya, terutama jika perangkat kamu tidak dilengkapi dengan perlindungan yang memadai. Pastikan juga untuk menghapus swafoto dari pesan yang telah dikirim (jika memungkinkan) dan dari folder Recently Deleted di ponsel kamu.
- Periksa secara berkala riwayat kredit kamu. Hubungi bank untuk mengetahui bagaimana cara mendapatkan notifikasi segera jika ada perubahan pada riwayat kredit kamu.
- Pastikan semua perangkat kamu memiliki perlindungan maksimal yang dapat memberikan peringatan tentang pencurian identitas dan kebocoran data.
- Evaluasi nilai layanan yang ditawarkan dibandingkan dengan nilai swafoto kartu identitas kamu. Dan ingat, jangan pernah memberikan data pribadi sebagai imbalan untuk uang.