Mengharukan Kisah Seorang Guru yang Bisa Bicara Lagi setelah 18 Tahun tak Punya Suara
Peneliti mengembangkan teknologi Brain-Computer Interface (BCI) yang memungkinkan penderita lumpuh berbicara melalui avatar digital.

Bagi Ann, seorang mantan guru matematika yang mengalami stroke batang otak pada usia 30 tahun, kehilangan kemampuan berbicara adalah hal yang mengubah hidupnya sepenuhnya.
Setelah 18 tahun bergantung pada perangkat komunikasi yang lambat, kini ia menjadi bagian dari penelitian revolusioner yang dapat membantunya berbicara kembali.
Mengutip UCSF, Selasa (11/2), pada 2023 tim peneliti dari University of California San Francisco (UCSF) dan UC Berkeley berhasil mengembangkan Brain-Computer Interface (BCI), teknologi yang dapat menerjemahkan sinyal otak menjadi kata-kata dan ekspresi wajah melalui avatar digital. Teknologi ini diklaim lebih cepat tiga kali lipat dibanding perangkat komunikasi yang ada saat ini.
Pada 2005, Ann mengalami Locked-In Syndrome (LIS), kondisi di mana ia tetap sadar dan dapat merasakan lingkungan sekitarnya, tetapi tidak bisa menggerakkan tubuhnya.
Setelah bertahun-tahun menjalani terapi fisik, ia bisa kembali tersenyum, menangis, dan sedikit berbicara, tetapi komunikasi tetap menjadi tantangan besar.
Keinginannya untuk membantu orang lain dengan kondisi serupa membawanya ke penelitian BCI yang dipimpin oleh Edward Chang, MD, seorang ahli bedah saraf yang telah meneliti teknologi ini selama lebih dari satu dekade. Ann pun menjadi bagian dari eksperimen ini dengan harapan dapat berkomunikasi lebih baik.
Cara Kerja Brain-Computer Interface (BCI)
Untuk menghubungkan otaknya dengan sistem komunikasi baru, dokter menanamkan 253 elektroda tipis di permukaan otaknya, tepat di area yang bertanggung jawab atas gerakan mulut dan wajah.
Elektroda ini menangkap sinyal otak yang seharusnya mengontrol bibir, lidah, rahang, dan laring, lalu meneruskannya ke komputer melalui kabel yang terhubung ke port di kepalanya.
Dengan menggunakan kecerdasan buatan, sistem ini menganalisis pola sinyal otak Ann dan menerjemahkannya menjadi kata-kata.
Proses ini dilakukan dengan melatih komputer mengenali 39 fonem dasar bahasa Inggris, memungkinkan sistem memahami seluruh kata hanya dengan mengenali bagian-bagiannya.
Hasilnya? Teknologi ini dapat menerjemahkan sinyal otak Ann menjadi kata-kata dengan kecepatan hampir 80 kata per menit, jauh lebih cepat dibandingkan perangkat sebelumnya yang hanya mampu 14 kata per menit.
Komunikasi Lebih Natural dengan Avatar Digital
Salah satu terobosan dalam proyek ini adalah penggunaan avatar digital yang dapat mereplikasi ekspresi wajah Ann saat berbicara.
Dengan teknologi sintesis wajah dan suara, avatar ini dapat menampilkan gerakan mulut dan ekspresi yang lebih alami saat Ann "berbicara". Ini memungkinkan komunikasi yang lebih ekspresif dan mudah dipahami oleh orang lain.
“Tujuan kami adalah mengembalikan cara komunikasi yang utuh dan alami,” ujar Chang. “Inovasi ini membawa kita lebih dekat ke solusi nyata bagi pasien lumpuh.”
Keberhasilan penelitian ini membuka peluang besar bagi pengembangan teknologi BCI di masa depan. Para ilmuwan berharap sistem ini dapat disempurnakan hingga mendapatkan persetujuan FDA sebagai perangkat medis yang dapat digunakan secara luas.
Bagi Ann, teknologi ini bukan hanya tentang berbicara, tetapi juga memberi harapan bagi penderita lumpuh lainnya.
“Saya ingin pasien lain melihat saya dan tahu bahwa hidup mereka tidak berakhir begitu saja,” tulis Ann. “Disabilitas tidak harus menghentikan atau memperlambat kita.”
Penemuan ini menandai langkah besar dalam dunia neurosains dan teknologi medis, membawa harapan baru bagi mereka yang kehilangan kemampuan berbicara akibat kondisi neurologis.