Orang berkepribadian tertutup lebih berani berkoar di internet
Merdeka.com - Media sosial, jejaring sosial, forum, blog sampai dengan surat kabar online adalah satu hal yang saat ini semakin ramai dijadikan tempat untuk berinteraksi dengan semua orang di mana dan kapan saja.
Oleh karenanya, ada sebuah riset yang dilakukan dengan tujuan untuk meneliti kepribadian orang-orang yang sering menuliskan komentar mereka khusus di media-media online.
Dikutip dari National Geographic (03/10), dalam penelitian yang dilakukan oleh Dosen jurnalistik Dr Renee Barnes dan ahli psikologi Profesor Doug Mahar dari University of the Sunshine Coast, terungkap bahwa ada sejumlah faktor yang mendorong seseorang untuk berkomentar atau mengomentari berita yang dilansir oleh sebuah media.
-
Apa yang diukur dari *Media Online*? Data in menunjukkan peringkat performa publisher group dalam industri digital berdasarkan total Unique Visitor yang diraih.
-
Bagaimana orang mengakses berita? Di Inggris, hampir tiga perempat orang (73%) mengatakan mereka mendapatkan berita secara daring, dibandingkan dengan 50% untuk TV dan hanya 14% untuk media cetak.
-
Siapa saja yang menggunakan browser? Hampir 60% pengguna internet di dunia menggunakan Chrome sebagai web browser mereka.
-
Siapa yang bisa menjadi blogger? Blogger adalah seseorang yang menulis dan mengelola konten di sebuah platform online seperti blog atau media sosial.
-
Siapa yang ikut sosialisasi? Sosialisasi digelar secara hibrida yang dihadiri para eksportir dan pemangku kepentingan.
-
Siapa yang terdampak kecanduan internet? 'Temuan dari penelitian kami menunjukkan bahwa ini dapat menyebabkan perubahan perilaku dan perkembangan yang berpotensi negatif yang dapat memengaruhi kehidupan remaja. Misalnya, mereka mungkin kesulitan mempertahankan hubungan dan aktivitas sosial, berbohong tentang aktivitas online, serta mengalami pola makan yang tidak teratur dan gangguan tidur,' tambah Chang.
Selain terdorong karena memang ingin mengomentari berita yang sedang dibahas, ada pula orang-orang yang sengaja hanya ingin mengomentari komentar sebelumnya.
"Ada orang-orang yang memberikan komentar jika sesuatu dalam berita tersebut benar-benar bagus atau mereka setuju dengan yang diberitakan. Namun ada pula dari orang-orang tersebut yang berkomentar karena terdorong oleh komentar sebelumnya," jelas Dr Banes.
Selain meneliti karakteristiknya, mereka berdua juga mempelajari bahwa komentar-komentar tersebut dapat mengungkap kepribadian seseorang di dunia nyata.
"Apabila di dunia nyata orang tersebut memiliki kepribadian tertutup, maka dengan berinteraksi di internet secara online akan lebih membantunya dan mengasyikkan karena mereka akan muncul sebagai sosok anonim," jelasnya.
Dari penelitian sebelum-sebelumnya, terungkap bahwa ada beberapa kategori untuk mengklasifikasikan para komentator online itu. Kategorinya adalah orang yang benar-benar membaca beritanya, paham dan mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya pada saat itu.
Kategori kedua adalah orang tersebut berkomentar karena terpancing dair komentar sebelumnya. Kategori ketiga, adalah para junker atau orang-orang yang hanya ingin terlihat eksis dengan berkomentar seadanya atau juga tidak ada kaitannya dengan topik bahasan.
Keempat adalah orang-orang yang dikategorikan sok tahu. Orang-orang dalam kategori ini adalah sekumpulan komentator yang ingin diakui dengan mengutarakan analogi serta bahasa-bahasa intelek namun justru membuatnya nampak kurang pendidikan.
So, Anda termasuk kategori yang mana?
Sumber: nationalgeographic.com, Manningcentre.ca, Iasc-culture.org (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Orang yang jarang update di sosial media, mungkin membuat orang lain merasa penasaran. Berikut 4 kepribadiannya yang bisa diketahui.
Baca SelengkapnyaKumpulan orang yang termasuk ke dalam generasi ini adalah mereka yang lahir di tahun 1995 sampai dengan 2010.
Baca SelengkapnyaIntrovert seringkali dianggap sebagai individu yang lebih cenderung meresapi dunia dalam keheningan.
Baca SelengkapnyaMemahami fakta-fakta mengenai introvert penting agar kita bisa lebih menghargai perbedaan dalam cara seseorang bersosialisasi.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.
Baca SelengkapnyaGen Z mempunyai cara sendiri dalam bermedia sosial.
Baca SelengkapnyaTikTok “Hear Me Out” ungkapkan crush karakter fiksi unik. Yuk intip tren ini, di mana pengakuan mengejutkan menghiasi kue dalam format yang seru.
Baca SelengkapnyaHypocrite adalah istilah dalam bahasa Inggris yang memiliki arti "munafik" dalam bahasa Indonesia.
Baca SelengkapnyaCiri-ciri kecerdasan sosial pada individu introvert meliputi kemampuan untuk mengamati dengan cermat dan memiliki tingkat empati yang mendalam.
Baca Selengkapnya