Orang Indonesia Tipe Pekerja Keras Suka Cari Pekerjaan Sampingan, Ini Buktinya
Merdeka.com - Orang-orang Indonesia memiliki tipe pekerja keras, salah satunya ditandai dengan getol mencari pekerjaan sampingan. Hal itu setidaknya tergambar dari penelusuran Google melalui Google Trends selama September 2021-September 2022 dan Desember 2021-Desember 2022 serta berdasarkan laporan e-Conomny SEA 2022.
Dalam penelusurannya itu, pencarian kata kunci ‘side hustle’ atau pekerjaan sampingan naik 50 persen dan ‘financial freedom’ (kebebasan finansial) juga meningkat sebesar 50 persen dari tahun sebelumnya (YoY).
Menurut Yolanda Sastra, Head of Ads Marketing, Google Indonesia, ramainya pencarian ‘side hustle’ dan ‘financial freedom’ ini oleh orang-orang Indonesia dimungkinkan karena masyarakat negeri ini semakin ingin memikirkan masa depannya yang lebih baik.
-
Pekerjaan apa yang banyak dicari oleh perusahaan di Indonesia? Data LinkedIn menunjukkan bahwa analitik, desain, dan teknik adalah skill yang paling banyak dimiliki di kalangan tingkat pemula saat ini.
-
Di mana pekerja Indonesia bekerja? Haygrove, sebuah perkebunan di Hereford yang memasok buah beri ke supermarket Inggris, memberikan surat peringatan kepada pria tersebut dan empat pekerja Indonesia lainnya tentang kecepatan mereka memetik buah sebelum memecat mereka lima dan enam pekan setelah mereka mulai bekerja.
-
Kenapa orang mulai usaha sampingan? Sebuah penelitian oleh IPSE, sebuah organisasi untuk pekerja lepas, menunjukkan bahwa 35 persen orang yang memiliki usaha sampingan melakukannya untuk meningkatkan pendapatan mereka.
-
Dimana pekerjaan dengan gaji tinggi di Indonesia? Melansir laman ocbc.id, pekerjaan dengan gaji tertinggi di Indonesia di urutan pertama adalah level corporate suite, atau orang-orang dengan gelar chief/director.
-
Apa ciri khas rakyat Indonesia? Bangsa Indonesia memiliki beragam ciri khas yang mencerminkan kekayaan budaya, sejarah, dan geografinya.
-
Apa yang pekerja Indonesia lakukan di Inggris? Mereka datang ke Inggris Mei lalu dan dipecat pada Juni. Sejumlah pekerja Indonesia yang bekerja di sebuah perkebunan di Inggris dipecat hanya lima pekan setelah mereka mulai bekerja.
"Terlebih lagi dengan banyak hal tidak terduga yang terjadi, kita bisa lihat dalam laporan ini bahwa mereka mencoba mengontrol kembali hidupnya dan mencari cara-cara baru menuju kemandirian finansial," kata Yolanda dalam keterangannya, Jumat (17/2).
Seiring dengan hal itu, jumlah penelusuran untuk ‘hybrid learning’ atau pembelajaran hybrid naik menjadi 200 persen (YoY). Ini menandakan bahwa orang Indonesia juga mau belajar hal baru untuk bisa mendapatkan pekerjaan sampingan yang harapannya berujung pada finansial freedom.
Masyarakat Indonesia pun semakin sadar bahwa ‘work life balance’ atau keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi begitu diperlukan. Perilaku itu tercermin dari pencarian kata ‘work life balance’ meningkat sebesar 100 persen.
Oleh sebab itu, mereka cenderung menginginkan bekerja dari jarak jauh, di mana penelusuran ‘remote work’ atau pekerjaan jarak jauh melonjak 60 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Tanpa basa-basi, sebanyak 42 persen responden yang disurvei, menyebut tak ragu menolak pekerjaan jika mereka tidak dapat bekerja dari rumah.
"Sangat menarik untuk diperhatikan bahwa laporan tahun ini mencatat banyak sekali momen yang bisa dijadikan perenungan mendalam," kata Yolanda.
Jadi, apakah kamu tipikal pekerja keras suka cari pekerjaan sampingan? (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tingginya animo masyarakat untuk menjadi TKI salah satunya karena upah kerja di negara asing sangat tinggi.
Baca Selengkapnya40 Persen dari Gen Z lebih memilih menganggur dari pada bekerja di pekerjaan yang tidak mereka sukai.
Baca SelengkapnyaPrevalensi pekerjaan kelas menengah mengalami penurunan dari 14 menjadi 9 persen.
Baca SelengkapnyaTren jumlah pendatang baru usai Lebaran atau arus balik adalah naik turun selama empat tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaHal tersebut merupakan hasil riset dari LinkedIn yang dilakukan pada profesional di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2023, ada 82,67 juta orang yang bekerja di sektor informal.
Baca SelengkapnyaSiswa masa kini dinilai memiliki lebih banyak rasa ingin tahu dibandingkan dengan apa yang dimiliki siswa dulu.
Baca SelengkapnyaPekerjaan di sektor gig, rentan terhadap ketidakstabilan pendapatan dan kurangnya jaminan sosial.
Baca SelengkapnyaSektor informal menunjukkan penurunan, dan optimisme mengenai tren pertumbuhan pekerjaan formal cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaDi level manajer, hanya 8 persen yang terlibat aktif di dunia kerja.
Baca Selengkapnya