Perluas Pabrik, Acer Tambah Unit Produksi hingga 1,2 Juta per Tahun
Dengan ekspansi ini, kapasitas produksi meningkat signifikan dari sebelumnya hanya 600.000 unit per tahun menjadi 1,2 juta unit per tahun.
Acer Indonesia melalui PT. Acer Manufacturing Indonesia (AMI) mencatatkan langkah besar dalam peningkatan kapasitas produksi dengan memperluas fasilitas pabriknya menjadi 10.000 meter persegi.
Dengan ekspansi ini, kapasitas produksi meningkat signifikan dari sebelumnya hanya 600.000 unit per tahun menjadi 1,2 juta unit per tahun.
"Perluasan ini bukan akan terjadi, tapi sudah terjadi. Kapasitas Acer Manufacturing Indonesia di fasilitas yang baru ini adalah 1.200.000 unit per tahun. Itu meningkat dua kali dari sebelum kami melakukan ekspansi yaitu 600.000 unit per tahun," jelas Parman Iskak, Operational Senior Director Acer Indonesia di AMI Factory, di Marunda, Jakarta (11/12).
Dengan fasilitas yang baru dan lebih luas ini, Parman mengungkapkan adanya teknologi AI dan sistem otomatisasi yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi serta produktivitas, namun tidak mengurangi jumlah tenaga kerja yang ada. Bahkan, dirinya menyebutkan penambahan jumlah tenaga kerja mencapai 30 persen hingga 40 persen.
"Penggunaan AI tidak berdampak pada pengurangan tenaga kerja. Justru, setelah ekspansi ini, jumlah tenaga kerja kami bertambah. Kami percaya bahwa kolaborasi antara manusia dan AI akan memberikan hasil yang lebih maksimal," tambahnya.
Ekspansi ini juga sejalan dengan visi Making Indonesia 4.0, program pemerintah yang memiliki fokus pada transformasi digital di sektor industri. Dengan adopsi sistem manufaktur cerdas seperti modern line production dan integrated warehouse management, Acer menunjukkan komitmennya untuk mendukung pengembangan teknologi dalam negeri.
Selain meningkatkan kapasitas produksi, fasilitas terbaru juga tetap mengedepankan keberlanjutan melalui penerapan prinsip green manufacturing, seperti penggunaan panel surya dan pengolahan limbah elektronik.
"Kami menggunakan energi terbarukan dan memastikan pengelolaan limbah elektronik dilakukan secara bertanggung jawab," ungkap Parman.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia