Pro Kontra Keputusan Nadiem Makarim Terima Tawaran Jadi Menteri
Merdeka.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyambut baik bergabungnya pendiri Gojek Nadiem Makarim ke kabinet jilid kedua Presiden Jokowi. Dia merasa, Presiden Jokowi tepat menunjuk Nadiem menjadi salah satu menterinya.
"Kalau menurut saya bagus. Kita harus sambut baik, walaupun kita belum tahu resmi posisinya dimana, tapi dengan pola pikirnya Chief Nadiem yang senantiasa mencari proses baru kemudian menyelesaikan permasalahan. Jadi kita sambut baik apapun keputusan presiden, kita dukung," jelas Rudiantara.
Dia pun mengatakan, tidak ada pesan khusus untuk Nadiem. Menurutnya anak dari Nono Anwar Makarim itu merupakan talenta yang bagus dimiliki oleh Indonesia.
-
Siapa yang dilantik Jokowi sebagai Menteri Kominfo? Budi Arie Setiadi dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika saat ini.
-
Siapa yang diajak Jokowi saat kunjungan kerja? Menariknya saat kunjungan kerja di Bone, Jokowi ditemani pengusaha sekaligus Wakil Ketua DPR dari Partai NasDem Rachmat Gobel.
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa yang Jokowi temui? Jokowi bersama Ibu Negara Iriana terlebih dahulu menyapa anak-anak di tenda pengungsian. Jokowi dan Iriana membagikan makan siang, susu, makanan ringan, hingga buku kepada anak-anak yang ada di posko tersebut.
-
Siapa yang akan menjadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran? Otto tidak menjelaskan mengenai posisinya dalam kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran yang akan datang. 'Tanya saja kepada Pak Presiden,' ujar Otto.
"Gak perlu dipesenin karena udah jago, udah pinter kok dia. Dia udah terbiasa membuat proses baru, mencari cara baru untuk memecahkan permasalahan," tuturnya.
Meski begitu, Nadiem harus bisa berkompromi dengan masalah politik. Namun hal itu tak perlu dikhawatir. Masih ada arahan dari Presiden dan Wakil Presiden yang akan menjadi jalan keluarnya.
"Komprominya hanya satu, masalah politik saja tapikan nanti ada arahan dari Presiden dan Wakil presiden. Tapi di bawah presiden dan wakil presiden pasti beliau akan berkreasi seperti di Gojek. Artinya came up dengan ide-ide baru, cara-cara baru yang dianggap memotong mata rantai yang tidak efisien," terangnya.
Sementara itu, pengganti Nadiem Makarim, Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo turut mengungkapkan pendapatnya. Menurut mereka, pihaknya sangat terhormat pendiri Gojek diminta untuk menjadi menteri. Dengan demikian, Nadiem akan dapat menciptakan dampak positif yang lebih luas kepada seluruh masyarakat Indonesia.
"Kami menghormati proses yang saat ini sedang berlangsung dan mendoakan yang terbaik untuk Nadiem untuk pengumuman dari Istana Rabu besok," jelas Kevin dan Andre.
Lebih Baik Tetap di Gojek
Ditunjuknya Nadiem menjadi salah satu bakal calon Menteri di kabinet kedua Jokowi, tak hanya menimbulkan sambutan positif saja dari masyarakat. Namun, Sisi kontra pun mengemuka.
Pengamat bisnis Yodhia Antariksa berkicau melalui akun Twitternya @strategi_bisnis mengatakan investor harusnya kurang happy dengan berita Nadiem menjadi menteri. Alasannya, saat ini Gojek benar-benar butuh fokus agar tidak tersalip pesaingnya.
Menurut Yodhia, saat ini market share Grab sudah 60% dan jika rencana Grab menggabungkan Dana dan Ovo terwujud maka Gopay bisa limbung. Intinya, di mata investor, posisi CEO Gojek lebih krusial daripada posisi menteri.
Dengan pengalamannya sebagai konsultan bisnis yang menangani banyak perusahaan, Yodhia menilai sekarang Gojek butuh fokus yang amat tinggi.
"Harapannya, CEO baru Gojek yang akan menggantikan Nadiem memang benar-benar kapabel. Valuasi Gojek saat ini sudah Rp 100 triliun lebih," ujarnya.
Bukan hanya dari kalangan startup dan investor, pengemudi ojek online (ojol) pun keberatan dengan masuknya Nadiem ke kabinet. Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono, menyatakan akan mengerahkan massa jika Nadiem menerima pinangan Jokowi.
Alasannya, kondisi pengemudi belum sejahtera sehingga harusnya Nadiem fokus mengelola Gojek dan mencari cara lebih mensejahterakan pengemudi ojol.
"Si Nadiem harus mengkaji, di belakang ada mitra ojol yang belum sejahtera. Bagaimana mensejahterakan rakyat Indonesia apabila korporasi sendiri belum mensejahterakan mitranya?" kata dia. (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Profil lengkap Nadiem Makarim, dari pendiri Gojek hingga menjadi Menteri Pendidikan yang disentil Wapres Gibran soal kebijakannya.
Baca SelengkapnyaJokowi melantik menteri dan wakil menteri yang baru di Istana Negara. Selain menteri dan wakil menteri, Jokowi juga melantik Wantimpres.
Baca SelengkapnyaMendikbudristek Nadiem Makarim mengakui banyaknya kritik atas kinerjanya sebagai Menteri.
Baca SelengkapnyaMenteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengaku selalu kena getahnya dalam polemik zonasi Penerimaan Peserta Didik
Baca SelengkapnyaBudi Arie Setiadi merupakan Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (ProJo). Kini menjabat sebagai Menkominfo
Baca SelengkapnyaBaik menteri, wakil menteri dan anggota wantimpres baru yang dilantik Presiden Jokowi diminta mengucap sumpah atas jabatan yang dia emban.
Baca SelengkapnyaSudaryono akan dilantik oleh Presiden Joko Widodo sore ini sekira 15.00 di Istana Negara.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) baru dan sejumlah wakil menteri baru.
Baca Selengkapnya"Hormatilah kita masih jadi menteri sampai Oktober 2024. Kan pemerintahan ini kan baru habisnya nanti 7 bulan lagi," kata Budi
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi melantik Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) baru dan sejumlah wakil menteri baru.
Baca SelengkapnyaNadiem sendiri tidak masuk dalam kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaPelantikan ini bagian dari reshuffle kabinet yang bertujuan untuk mendukung transisi pemerintahan dari Joko Widodo ke Prabowo Subianto.
Baca Selengkapnya