Saat Perusahaan China Berlomba-lomba Investasi Augmented Reality
Merdeka.com - Teknologi Augmented Reality (AR) telah berkembang selama beberapa tahun terakhir. Di masa lalu, peralatan AR terutama didasarkan pada pasar B-end. Investasi di pasar AR C-end relatif terbatas. Namun, sekitar satu tahun terakhir, di bawah tren metaverse, AR adalah salah satu teknologi terpenting. Bahkan, pasar AR konsumen sedang meningkat lagi.
AR ini adalahteknologi yang menggabungkan benda-benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata dan bersifat real-time.
"Saat ini, perusahaan di industri AR memiliki lebih banyak hal konkret dan produk. Ini adalah siklus industri yang besar," kata Li Hongwei, CEO Inovasi Thunderbird seperti dikutip In China dari GizChina, Senin (31/10).
-
Apa itu Metaverse? Konsep Metaverse telah dihembuskan dengan potensi mengubah paradigma dalam kegiatan bisnis, interaksi sosial, berbelanja, dan konektivitas.
-
Kenapa Metaverse di masa depan digambarkan ramai? Masih ada orang-orang yang mempercayai bahwa Metaverse suatu saat akan menjadi keniscayaan.
-
Kenapa permintaan AI meningkat? Kecerdasan buatan (AI) kini terus menjadi berita utama ketika perusahaan dan individu mencoba memanfaatkan kekuatan alat baru.
-
Apa itu perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia.
-
Teknologi apa yang dikuasai China? China memimpin dalam 37 dari 44 teknologi yang dilacak dalam proyek selama setahun oleh lembaga thinktank, The Australian Strategic Policy Institute. Bidang itu meliputi baterai listrik, hipersonik, dan komunikasi frekuensi radio canggih seperti 5G dan 6G.
-
Apa yang sedang trend di AI sekarang? Konten AI (Artificial Intelligence) juga sedang trend di mana-mana, bahkan di Indonesia.
Sama seperti seluruh dunia, perusahaan-perusahaan Cina juga memiliki minat besar pada AR. Pada kuartal ketiga tahun 2022, Nreal, Thunderbird Innovation, dan Rokid adalah merek AR China teratas.
Nreal menempati urutan pertama dengan pangsa pasar AR sebesar 34,5 persen. Thunderbird Innovation berada di urutan kedua dengan pangsa pasar 28,6 persen. Thunderbird Innovation, yang menjadi populer dalam waktu satu tahun sejak didirikan, adalah lambang industri AR. Dalam dua tahun terakhir, dengan meledaknya konsep metaverse, AR menjadi teknologi utama.
Menurut data, lebih dari 10 kacamata AR dirilis atau terdaftar pada paruh pertama tahun ini. Ada investasi besar dalam teknologi AR. Investasi AR China mencapai rekor tertinggi baru sebesar USD37,4 miliar. Beberapa merek AR China telah memperoleh pembiayaan. Orang-orang seperti Liangfengtai, Nreal, Rokid dan Yingmu semuanya memiliki investor yang layak.
Pada Maret tahun ini, Rokid mengumumkan bahwa mereka telah menerima total 700 juta yuan atau USD97 juta dalam pembiayaan Seri C. Nreal juga mengumumkan penyelesaian putaran pembiayaan C+ senilai USD 60 juta. Dalam waktu kurang dari setengah tahun, Nreal menerima investasi strategis dari GENTLE MONSTER, dengan jumlah pembiayaan USD 15 juta.
Sebelumnya, konsep AR telah dikenalkan oleh Google saat merilis Google Glass. Google Glass ini baik adegan yang digambarkan dalam film fiksi ilmiah, kacamata ini memungkinkan pemakainya memperoleh informasi secara real-time.
Fitur-fitur yang tersedia seperti pengunggahan gambar, panggilan video, dan pemeriksaan cuaca. Produk ini diterima oleh laboratorium dan perusahaan film dan televisi. Namun, itu tidak pernah mampu merangsang minat konsumen biasa. Untuk konsumen biasa, kacamata AR memiliki tiga masalah utama. Itu mahal, memiliki masa pakai baterai yang pendek dan aplikasinya jauh dari sempurna.
Karena itu, Google Glass gagal membantu Google membuka pasar AR konsumen. Pada Januari 2015, Google Glass dihentikan. Pada saat yang sama, Google menutup proyek terkait. Kala itu, CFO Google Patrick Pichet menyatakan pesimisme tentang masa depan Google Glass.
Diakuinya, Google Glass tidak akan meluncurkan versi konsumen untuk saat ini. Namun, Google juga mengklaim bahwa teknologi AR sangat penting, dan Google akan terus mengembangkannya. Google sekarang sedang mengembangkan headset AR baru dan nama kodenya adalah "Project Iris". Dari spekulasi, produk ini akan tersedia paling cepat 2024.
China Tak Main-main dengan Metaverse
China memilih jalan berbeda dengan negara-negara lain dalam mengembangkan teknologi metaverse. Mereka menyebutnya sebagai 'Chinaverse'. Bahkan, dilaporkan Jing Daily & GlobalTimes, Selasa (25/10), negara ini menekankan slogan metaverse yakni 'gunakan virtual untuk meningkatkan yang nyata, gunakan virtual untuk memperkuat yang nyata'.
Lain hal dengan negara lainnya di mana metaverse lebih berpusat pada hiburan serta teknologi Web 3.0, yang memampukan terciptanya komunitas dunia secara virtual. Seperti di New York Fashion Week terakhir, ketika beberapa merek dan desainer memanfaatkan metaverse dan blockchain untuk mengoleksinya.
Prioritas China dalam memaanfaatkan teknologi metaverse di berbagai sektor industri. Dengan artian, China ingin meningkatkan kekuatan nasionalnya melalui metaverse.
Kedirgantaraan, biomedis, kendaraan otonom, pembangkit listrik tenaga nuklir, dan perlindungan kehutanan disebut sebagai bidang menjanjikan bagi metaverse China. Sampai-sampai, Universitas Sains dan Teknologi Informasi Nanjing mengganti nama Fakultas Teknik Informasi menjadi Fakultas Teknik Metaverse.
Hal ini berindikasi, China tidak mengembangkan metaverse di ranah pendidikan seni, desain, ataupun fesyen. Melainkan pada bidang sains, teknologi, teknik, matematika (STEM) dan meteorologi.
Namun, bukan berarti metaverse China mengesampingkan sisi hiburan di dalamnya. Hanya saja, China menempatkan sektor hiburan sebagai kepentingan sekunder dalam pendekatan Web 3.0 negara ini.
Diharapkan bahwa pasar metaverse di China akan mencapai 40 triliun yuan (USD5,79 triliun) pada tahun 2030, setara dengan 20 persen dari PDB China, dan produk elektronik dan perangkat yang dapat dikenakan di metaverse akan bernilai USD100 miliar. (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini adalah rencana yang dipersiapkan AS kepada China.
Baca SelengkapnyaCara orang super kaya di China amankan aset ditengah perekonomian yang melambat.
Baca SelengkapnyaPersaingan teknologi antar kedua negara makin sengit.
Baca SelengkapnyaPasar kerja di China untuk para ahli terbaik di negara itu tetap ketat.
Baca SelengkapnyaChina pemimpin paten teknologi AI di dunia. AS ketar-ketir.
Baca SelengkapnyaAda dua alasan mengapa orang-orang di China enggan pakai Apple.
Baca SelengkapnyaAS Makin Dibayang-bayangi Kecanggihan Teknologi China yang Dianggap Bisa Mendominasi
Baca SelengkapnyaPerusahaan raksasa dunia yang lain bisa melihat ini menjadi celah atau dipandang sebagai buruknya tata kelola birokrasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, nilai investasi asing langsung China yang tersebar di negara-negara ASEAN tercatat sebesar USD 13,8 miliar.
Baca SelengkapnyaChina telah berinvestasi secara besar-besaran dalam kemampuan luar angkasanya beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, nilai investasi asing langsung China yang tersebar di negara-negara ASEAN jumlahnya mencapai USD13,8 miliar atau setara Rp209,11 triliun.
Baca SelengkapnyaBerikut perusahaan-perusahaan di dunia yang paling banyak punya paten AI.
Baca Selengkapnya