Shopee Paling Diminati Konsumen di Masa Pandemi, Disusul Tokopedia dan Bukalapak
Merdeka.com - Bulan Ramadan dan Hari Raya Lebaran merupakan bulan berbelanja online tertinggi dalam budaya masyarakat Indonesia. Selama momen tersebut yang berlangsung di masa pandemi Covid-19, belanja online bahkan semakin menjadi pilihan utama konsumen.
Snapcart, aplikasi online untuk riset pasar, melakukan riset tentang perilaku konsumen saat belanja online selama periode Ramadan dan pandemi ini.
Hasil riset ini menunjukkan 66 persen konsumen dari 1.000 responden di Indonesia memilih Shopee sebagai situs belanja online yang paling diingat (top of mind).
-
Siapa yang menilai Shopee sebagai platform e-commerce paling memuaskan? Berdasarkan hasil riset terakhir dari Ipsos Indonesia, Shopee dianggap oleh pengguna sebagai platform e-commerce yang paling memuaskan dalam memberikan pengalaman belanja online yang holistik.
-
Siapa yang paling banyak beli produk lokal di Shopee? Menariknya, di sepanjang kampanye 11.11 Big Sale ini pun kami merasakan tingginya minat konsumen untuk berbelanja produk lokal dan UMKM dari ragam kategori yang dihadirkan.
-
Kenapa Shopee dinilai unggul dalam fitur belanja online interaktif? IPSOS menemukan 63% responden menganggap bahwa Shopee menjadi salah satu e-commerce yang menyediakan layanan live streaming terbaik, disusul oleh TikTok Shop (17%), Tokopedia (10%) dan Lazada (9%).
-
Bagaimana Shopee mempermudah konsumen dalam berbelanja? Salah satu kemudahan yang ditawarkan platform e-commerce juga dinilai dari ragam metode pembayaran. 64% responden menilai Shopee sebagai platform e-commerce dengan pilihan metode pembayaran yang paling beragam, diikuti Tokopedia (15%), Lazada (11%), dan TikTok Shop (8%).
-
Apa yang membuat Shopee menjadi platform e-commerce paling memuaskan? Berdasarkan hasil riset terakhir dari Ipsos Indonesia, Shopee dianggap oleh pengguna sebagai platform e-commerce yang paling memuaskan dalam memberikan pengalaman belanja online yang holistik.
-
Apa yang ditawarkan Shopee kepada para penggunanya? Menawarkan pengalaman yang mudah, aman, dan menarik untuk dinikmati oleh jutaan penggunanya. Juga mendukung keberlangsungan bisnis para pelaku usaha (seller) terutama brand lokal di Tanah Air. Itulah misi Shopee sebagai platform e-commerce terkemuka di Asia Tenggara dan Taiwan yang selalu menghadirkan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan.
Detailnya, 58 persen konsumen di Jabodetabek memilih Shopee sebagai situs belanja online yang paling diingat dan 72 persen konsumen non-Jabodetabek. Selanjutnya, 16 persen konsumen memilih situs Tokopedia dengan 19 persen dari Jabodetabek dan 12 persen non-Jabodetabek.
Sebanyak 12 persen konsumen memilih Lazada (13 persen di Jabodetabek dan 10 persen non-Jabodetabek), 4 persen konsumen memilih Bukalapak (5 persen Jabodetabek dan 3 persen non-Jabodetabek. Disusul Blibli, JD.ID, Akulaku, OLX, dan Sociolla.
Hasil riset Snapcart selama pandemi ini juga menunjukkan Shopee merupakan situs belanja online yang paling sering digunakan selama Ramadan dan Hari Raya Lebaran lalu, yakni 66 persen. Yang mana 59 persen konsumen di Jabodetabek memilih Shopee untuk belanja online dan 72 persen konsumen non-Jabodetabek juga memilih Shopee.
Di peringkat kedua ada Tokopedia dengan 15 persen, Lazada (12 persen), dan Bukalapak (5 persen). Kelompok berikutnya ada JD.ID, Blibli, Zalora, Sorabel, Berrybenka, Qoo10, dan Zilingo.
Astrid Wiliandry, Direktur Snapcart, menjelaskan masyarakat menempatkan Shopee sebagai situs yang paling diminati saat belanja online saat momen Ramadan dan pandemi karena banyak faktor.
“Saat kebijakan physical distancing diberlakukan, masyarakat mencari opsi lain yang lebih aman untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadhan dari rumah. Shopee menjadi lebih unggul, karena ragam produk yang lebih menarik dan tawaran harga lebih kompetitif. Selain itu, Shopee juga terus melengkapi platform-nya dengan fitur memperpanjang time spent dan engagement di dalam aplikasinya yang jadi daya tarik bagi para pengguna,” ujar Astrid Wiliandry dalam rilisnya, Jumat (3/7).
Dari Gender dan Kelompok Umur
©2020 Merdeka.com
Riset ini juga memiliki hasil menarik dari sisi gender. Misalnya 77 persen konsumen perempuan mengaku memilih berbelanja di Shopee dibandingkan laki-laki 52 persen. Ini berbeda dengan Tokopedia, yang lebih disukai konsumen laki-laki sebanyak 22 persen, dibanding perempuan 9 persen. Lazada juga yang lebih disukai konsumen laki-laki (14 persen), dibanding perempuan 10 persen. Sementara Bukalapak yang juga lebih disukai laki-laki (9 persen) dibandingkan perempuan (2 persen).
Sementara berdasarkan kelompok umur, belanja di Shopee paling disukai kelompok umur 19-24 tahun sebanyak 72 persen. Kelompok 25-30 tahun (69 persen), kurang dari 19 tahun (69 persen), 31-35 tahun (63 persen), dan 35 tahun ke atas (53 persen).
Berbeda dengan Tokopedia, yang lebih disukai kalangan 35 tahun ke atas (24 persen), 31-35 tahun (15 persen), 25-30 tahun (14 persen), 19-24 tahun (10 persen), dan kurang 19 tahun (10 persen). Sementara Lazada lebih disukai kelompok umur kurang 19 tahun (14 persen), 19-24 tahun (13 persen), 25-30 tahun (12 persen), 31-35 tahun (11 persen), dan 35 tahun ke atas (9 persen).
Platform Bukalapak lebih disukai kelompok umur 35 tahun ke atas (10 persen), 35-31 tahun (7 persen), 19-24 tahun (4 persen), 25-30 tahun (2 persen), dan kurang 19 tahun (2 persen).
“Shopee menjadi pilhan utama bagi kelompok umur muda; 19-24 dan 25-30 tahunm jkarena enilai fitur-fitur di Shopee lebih interaktif dan selalu ada tema baru pada setiap momen,” papar Astrid.
Gimmick Paling Disukai Konsumen
Riset ini juga mengupas fitur dan program gimmick yang paling disukai konsumen online ketika mereka berbelanja online selama Ramadan dan Hari Raya Lebaran lalu. Hasilnya, konsumen paling menyukai fitur Shopee Tanam sebanyak 49 persen, terutama dari kelompok umur 19-24 tahun dan 25-30 tahun.
Disusul fitur Goyang Shopee (10 persen), Shopee Serba 10 Ribu (6 persen), Tap Tap Mantap-Lucky Egg Tokopedia (6 persen), Shopee Tangkap (5 persen), Serbu Seru Bukalapak (4 persen), Shopee Lucky Prize (3 persen), Shopee Capit (2 persen), Shopee Lempar (2 persen), Lazada Voucher Rain (2 persen), Lazada LazCity (2 persen), dan Shopee Joged (2 persen).
Disusul Shopee Liga 1 (1 persen), Shopeepoly (1 persen), Daily Giftbox Bukalapak (1 persen), Lazada Guest It (1 persen), Lazada Moji Go (1 persen), dan TopQuest Tokopedia (1 persen).
“Dari data terlihat, penawaran diskon belanja masih yang paling disukai baik dalam bentuk cashback maupun hadiah belanja. Para milenial menyukai fitur-fitur berbentuk flash games karena lebih interaktif,” pungkas Astrid. (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk memenangkan hati konsumen dalam peta persaingan yang ketat, pemain e-commerce perlu fokus pada aktivitas belanja & perjalanan konsumen dari hulu ke hilir.
Baca SelengkapnyaHasilnya Tokopedia menjadi brand e-commerce yang paling nyantol di benak konsumen saat ingin berbelanja online.
Baca SelengkapnyaHasilnya ditemukan bahwa Shopee (62 persen) menjadi pilihan pertama yang direkomendasikan konsumen kepada kerabat, diikuti Tokopedia (46 persen) dan lainnya.
Baca SelengkapnyaSejumlah inovasi yang dihadirkan oleh e-commerce telah membantu brand lokal dan UMKM mengembangkan bisnis mereka dengan efisien.
Baca SelengkapnyaLantas, platform e-commerce seperti apakah yang menjadi pilihan masyarakat?
Baca SelengkapnyaRiset itu menyoroti keberhasilan e-commerce dalam menempati posisi teratas dalam tingkat kepuasan belanja online konsumen.
Baca SelengkapnyaSelain itu, terlihat ada pertumbuhan belanja online dari luar provinsi di Jawa.
Baca Selengkapnya