Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Survei Global Kearney sebut Aplikasi Kesehatan di Indonesia Masih Perlu Ditingkatkan

Survei Global Kearney sebut Aplikasi Kesehatan di Indonesia Masih Perlu Ditingkatkan Ilustrasi dokter. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Menurut laporan dari Global Kearney yang bertajuk “Are Indonesia’s digital health apps fit enough to disrupt the market?” menyebutkan bahwa pengguna di Indonesia menyatakan bahwa kualitas aplikasi kesehatan masih harus ditingkatkan.

Sebuah studi dalam laporan tersebut menganalisis lebih dari 1.000 konsumen Indonesia untuk mendapatkan wawasan langsung tentang penyakit dan kebutuhan perawatan kesehatan mereka. Studi ini berfokus pada faktor utama dalam penggunaan aplikasi kesehatan digital, di mana semua konsumen setuju bahwa kemudahan penggunaan (20,3 persen), biaya layanan (18,9 persen), dan kualitas diagnosis kesehatan (18,8 persen) adalah hal yang paling relevan.

Sekitar 15,4 persen konsumen menggunakan aplikasi kesehatan untuk terhubung dengan dokter yang terpercaya, 12,4 persen untuk konsultasi spesialisasi, dan kurang dari 8 persen menganggap fitur seperti tips kesehatan dan kebugaran, penyimpanan catatan medis, dan pengingat obat-obatan sebagai aspek yang penting.

Orang lain juga bertanya?

Penelitian lebih lanjut menyatakan bahwa regulasi dan kesiapan Indonesia untuk perawatan kesehatan digital terbagi dalam enam dimensi: diagnosis, resep, pemberian obat, teknologi, privasi data, dan komunikasi. Jika dibedakan dengan pasar lainnya, regulasi dalam sistem perawatan kesehatan digital Indonesia masih dalam tahap awal.

"Aplikasi kesehatan terus bersaing dengan menawarkan promosi harga dan akses yang lebih baik terhadap perawatan kesehatan. Namun, memberikan konsumen kemudahan dalam menghubungi dokter tidak menyelesaikan masalah kualitas perawatan. Konsumen menginginkan aplikasi dengan kualitas diagnostik yang baik dan dengan biaya yang terjangkau," kata Sanath Kumar Subramanyam, Pakar Praktik Perawatan Kesehatan di Kearney dalam keterangan persnya, Senin (22/3).

Studi oleh Kearney juga membandingkan kinerja antara aplikasi kesehatan terkemuka Alodokter, Halodoc dan Good Doctor. Dengan skala kepuasan pelanggan antara 1 sampai 5, ketiga aplikasi mendapat skor minimal 4 atau lebih dalam hal kemudahan penggunaan aplikasi.

Namun demikian, masih terdapat kesenjangan yang cukup tinggi dalam empat faktor utama seperti biaya layanan, kualitas diagnosis kesehatan, dokter yang dapat dipercaya, dan konsultasi spesialisasi. Halodoc memimpin dalam hampir semua faktor, kecuali konsultasi spesialisasi yang merupakan fitur unggulan Good Doctor.

"Sebagian besar aplikasi kesehatan di Indonesia berfokus pada model B2C, tetapi jenis ini tidak akan memberi model bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan. Untuk bertahan setelah pandemi mereda, aplikasi kesehatan perlu secara radikal mengubah model operasinya dan merancang produk serta layanan yang disesuaikan guna memenuhi kebutuhan pelanggan," kata Sanath. (mdk/faz)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Survei Populix: Khawatirnya 62% Responden Pekerjaan Bakal Tergusur Kecanggihan AI
Survei Populix: Khawatirnya 62% Responden Pekerjaan Bakal Tergusur Kecanggihan AI

Hasilnya, sebanyak 62% responden khawatir pekerjaan mereka akan tergusur oleh kecerdasan artifisial (AI).

Baca Selengkapnya
Dukung Digitalisasi Sistem Kesehatan 2025-2029, Kemenkes Gandeng Tony Blair Institute
Dukung Digitalisasi Sistem Kesehatan 2025-2029, Kemenkes Gandeng Tony Blair Institute

AeHIN adalah asosiasi e-Health yang beranggotakan negara-negara di Asia

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Infrastruktur Kesehatan dan Pendidikan RI Masih Lemah
Jokowi Akui Infrastruktur Kesehatan dan Pendidikan RI Masih Lemah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui ketersediaan infrastruktur kesehatan dan pendidikan di Indonesia masih lemah.

Baca Selengkapnya
Indonesia Jadi Perangkat 39 Negara dengan Sistem Pelayanan Kesehatan Terbaik di 2024, Lebih Baik Dibanding Malaysia
Indonesia Jadi Perangkat 39 Negara dengan Sistem Pelayanan Kesehatan Terbaik di 2024, Lebih Baik Dibanding Malaysia

Riset terbaru dari CEOWORLD Magazine terkait Health Care Index menempatkan Indonesia di peringkat 39 dari 110 negara.

Baca Selengkapnya
7 Profesor Kesehatan Kirim Surat Terbuka ke Prabowo, Singgung Konflik Menkes dan Organisasi Profesi
7 Profesor Kesehatan Kirim Surat Terbuka ke Prabowo, Singgung Konflik Menkes dan Organisasi Profesi

Dalam surat tersebut, ada lima catatan penting tentang kondisi dunia kesehatan yang perlu perhatian segera dari Prabowo.

Baca Selengkapnya
Canggih, Infokes Luncurkan Aplikasi Rekam Medis Elektronik untuk Bantu Klinik Swasta Raih Akreditasi Paripurna
Canggih, Infokes Luncurkan Aplikasi Rekam Medis Elektronik untuk Bantu Klinik Swasta Raih Akreditasi Paripurna

Melalui akreditasi ini, klinik memperoleh pengakuan terhadap mutu pelayanan fasilitas kesehatan.

Baca Selengkapnya
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO

Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.

Baca Selengkapnya
Satu Sehat Mobile: Solusi Sehat dengan Modal Ujung Jari
Satu Sehat Mobile: Solusi Sehat dengan Modal Ujung Jari

Adanya aplikasi ini memungkinkan masyarakat lebih mudah mengakses berbagai layanan kesehatan dengan modal jari saja.

Baca Selengkapnya
Hampir 5 Juta Ancaman Siber Terdeteksi di Indonesia pada Q2 2024
Hampir 5 Juta Ancaman Siber Terdeteksi di Indonesia pada Q2 2024

Sebanyak 4.785.898 deteksi ancaman daring berhasil diblokir selama periode April hingga Juni tahun ini.

Baca Selengkapnya
Menko Airlangga Ingatkan Industri Asuransi Tangkap Peluang Digitalisasi, Ini Kentungan Bakal Dirasakan
Menko Airlangga Ingatkan Industri Asuransi Tangkap Peluang Digitalisasi, Ini Kentungan Bakal Dirasakan

Menko Airlangga menyebut, sektor digital telah tumbuh 2,5 kali lipat lebih cepat dibandingkan sektor non-digital dan berkontribusi 15 persen terhadap PDB.

Baca Selengkapnya
Pelaku Usaha Sebut AI Punya Peran Fundamental
Pelaku Usaha Sebut AI Punya Peran Fundamental

AI kini punya peran fundamental agar pekerjaan selesai lebih efektif dan efisien.

Baca Selengkapnya
Aduh, Inflasi Biaya Medis di Indonesia Lebih Tinggi dari Inflasi Bahan Pokok
Aduh, Inflasi Biaya Medis di Indonesia Lebih Tinggi dari Inflasi Bahan Pokok

Biaya kesehatan di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya