Tanpa Huawei, Jerman Tunda Keputusan Peluncuran 5G
Merdeka.com - Kanselir Angela Merkel dan mitra Sosial Demokratnya menunda keputusan mengenai peraturan keamanan untuk jaringan 5G Jerman yang dapat melarang Huawei China, hingga tahun depan.
Merkel yang di bawah tekanan Amerika Serikat untuk melarang Huawei, ingin memperkuat sertifikasi teknis dan pengawasan terhadap pemasok peralatan telekomunikasi, tanpa mengecualikan negara atau vendor tertentu.
Anggota parlemen Sosial Demokrat (SPD) pada hari Selasa mendukung proposal internal, dimana jika diadopsi oleh pemerintah, dapat secara efektif diartikan ke dalam penutupan Huawei. Anggota parlemen mengatakan tujuan mereka adalah untuk mencapai posisi yang sama dengan merkel CDU / kelompok CSU.
-
Kapan teknologi 5G di luncurkan? Berbekal belasan uji coba itu, teknologi 5G akhirnya hadir di Tanah Nusantara pada 27 Mei 2021.
-
Mengapa Huawei genjot kolaborasi? Sebuah bisnis raksasa tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa adanya kolaborasi. Hal inilah yang terus dipegang teguh Huawei dalam mengelola bisnisnya sebagai perusahaan teknologi multinasional.
-
Siapa yang diajak Huawei berkolaborasi? Selaras dengan komitmen global Huawei, kami mengundang dan melibatkan para mitra dan pemangku kepentingan untuk bersama-sama meletakkan pondasi yang kokoh untuk penguatan ekonomi digital,' katanya.
-
Kenapa jaringan 5G penting? Jadi saya tetap merasa bahwa percepatan 5G itu perlu, karena untuk memperkuat infrastruktur digital Indonesia. Teknologi-teknologi baru itu akan bisa berfungsi maksimal ketika teknologi 5G itu diimplementasikan maksimal,
-
Bagaimana Huawei berkolaborasi di Indonesia? Selama lebih dari 23 tahun beroperasi di Indonesia, Huawei telah membangun dengan berbagai pemangku kepentingan, demi mendukung kesuksesan transformasi digital dan tercapainya Visi Indonesia Emas 2045.
-
Apa yang dilakukan Huawei untuk ekonomi digital? Adapun penguatan ekonomi digital yang dimaksud mencakup percepatan transformasi digital di berbagai sektor, mendorong pembangunan ramah lingkungan melalui utilisasiteknologi, memperkuatkeamanan siber dan perlindungan data pribadi untuk meningkatkan keamanan dan kepercayaan publik.
"Saya pikir kami akan memiliki solusi pada Januari," kata anggota parlemen SPD Jens Zimmermann. "Kami akan memiliki cetak biru bersama dan itu akan jauh lebih parah."
Dia merujuk pada aturan untuk membangun jaringan seluler 5G yang diselesaikan oleh pemerintah Merkel pada Oktober, bahwa evaluasi kriteria teknis dan lainnya sebagian besar ditafsirkan akan tetap terbuka untuk Huawei.
Merkel terbagi dalam masalah ini. Hawks yang menentang pendekatan hati-hati kanselir, sangat ingin melanjutkan dengan standar ketat SPD, yang menetapkan bahwa pemasok dari negara-negara tanpa "pengawasan konstitusional" harus dikecualikan.
Orang-orang moderat yang ingin menghindari pertikaian dengan Merkel menyarankan agar kriteria keamanan yang ketat hanya berlaku untuk jaringan inti saja.
Sebuah makalah yang disiapkan oleh kaum konservatif moderat juga menetapkan bahwa tidak ada satu perusahaan pun yang harus menjadi dominan dengan memasok lebih dari 50 persen komponen jaringan 5G. Aturan akan lebih ketat untuk pemasok non-UE.
Operator Jerman adalah semua pelanggan Huawei dan telah memperingatkan bahwa pelarangan vendor China akan menambah tahun penundaan beserta miliaran dolar biaya untuk meluncurkan jaringan 5G.
"Tidak ada kesepakatan dalam faksi parlementer CDU di kertas Huawei," kata Thorsten Frei, wakil ketua kelompok CDU / CSU di parlemen.
"Fraksi akan memiliki posisi di tahun baru. Kemudian akan ada pembicaraan dengan mitra koalisi SPD kami tentang posisi bersama."
Salah satu hal utama pertengkaran adalah apakah aturan ketat hanya berlaku untuk jaringan inti 5G atau juga termasuk bagian periferal.
SPD dan konservatif menginginkan kondisi "pengawasan konstitusional" berlaku bagi pemasok suku cadang untuk jaringan inti dan periferal.
Amerika Serikat mengatakan peralatan yang disediakan oleh Huawei, vendor peralatan telekomunikasi terkemuka dengan pangsa pasar global 28 persen, berisi 'pintu belakang' yang akan memungkinkan China memata-matai negara lain.
Huawei yang di Shenzhen membantah tuduhan oleh administrasi Trump, yang memberlakukan kontrol ekspor terhadap Huawei pada Mei, hal itu membuat bisnis ponsel cerdasnya terpincang-pincang dan menimbulkan pertanyaan apakah perusahaan China dapat mempertahankan keunggulan pasarnya.
Reporter Magang: Roy Ridho
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tindakan Huawei ini membuat parlemen AS berang. Bahkan sampai serukan boikot.
Baca SelengkapnyaAda beberapa alasan mengapa penerapan 5G terkesan lama.
Baca SelengkapnyaPenggelaran jaringan 5G yang massif masih terganjal 'ketiadaan' frekuensi.
Baca SelengkapnyaHuawei mengklaim telah berpengalaman dalam infrastruktur 5G.
Baca SelengkapnyaFakta membuktikan sanksi AS terhadap perusahaan China tak selalu berjalan mulus.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah tiga hal yang menjadi penghambat meluasnya jaringan 5G.
Baca SelengkapnyaSiaran ini memanfaatkan teknologi pembagian jaringan (network slicing) khusus yang memanfaatkan infrastruktur 5G Standalone (SA) terkini.
Baca SelengkapnyaIni insentif yang diterima operator seluler yang mau bangun jaringan 5G.
Baca SelengkapnyaMenteri BUMN Erick Thohir menekankan, tahap awal operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung hanya melayani tiga stasiun saja.
Baca SelengkapnyaGoogle akan berhenti beroperasi di Indonesia imbas boikot? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaSebelumnya China telah melarang para pejabatnya menggunakan iPhone. Alasannya keamanan siber.
Baca SelengkapnyaLangkah ini sebagai upaya Telkomsel terus meningkatkan keterjangkauan masyarakat dengan teknologi 5G.
Baca Selengkapnya