Ternyata ini "Motif Tersembunyi" Banyak Negara Berlomba-lomba Ingin ke Bulan
Banyak negara yang kini dianggap sukses bisa ke Bulan. Lantas, apa motifnya?
Banyak negara yang kini dianggap sukses bisa ke Bulan. Lantas, apa motifnya?
Ternyata ini "Motif Tersembunyi" Banyak Negara Berlomba-lomba Ingin ke Bulan
Jepang baru-baru ini menjadi negara kelima yang berhasil menyelesaikan pendaratan di permukaan bulan.
Dengan demikian, Jepang bergabung dengan beberapa negara terpilih – AS, Rusia, Tiongkok, dan India yang berhasil mencapai prestasi ini.
-
Kenapa China ingin ke Bulan? Ambisi China tidak berakhir di situ. Beberapa tahun dari sekarang mereka menginginkan mengambil sampel dari asteroid di dekat Bumi. Kemudian pada 2030, mereka berambisi membawa astronot pertamanya ke Bulan dan mengirim probe untuk mengumpulkan sampel dari Mars dan Jupiter.
-
Mengapa objek di Bulan menarik perhatian? Karena hal tersebut, para ilmuwan kemudian penasaran dan meneliti kedua benda itu. Rasa yang dibalut penasaran itu lalu muncul asumsi bahwa terdapat benda rahasia di dalamnya.
-
Kenapa NASA kirim robot penjelajah ke Bulan? NASA berharap pada akhirnya dapat membangun keberadaan jangka panjang dan memanen es di sana untuk air minum dan bahan bakar roket di bawah Artemis, program andalannya dari Bulan ke Mars.
-
Mengapa NASA butuh pangkalan Bulan? Di lingkungan ini, para astronot akan memulai misi untuk melakukan eksperimen sains di lingkungan Bulan, menyebarkan dan menguji teknologi baru, dan menyelidiki potensi risiko eksplorasi.
-
Kenapa China tertarik dengan sisi jauh Bulan? Para ilmuwan tertarik dengan sisi yang belum banyak dieksplorasi ini karena diperkirakan mengandung jejak es, yang dapat dipanen untuk diambil air, oksigen, dan hidrogennya.
-
Apa misi NASA di Bulan? Sebagaimana diketahui, misi yang diberi nama Artemis ini akan mengirimkan empat manusia untuk mengorbit bulan. Rencananya misi itu akan dilakukan pada November 2024, disusul dengan pendaratan manusia pertama di bulan lebih dari setengah abad setahun kemudian.
Namun pendaratan di bulan kemungkinan akan menjadi lebih umum dalam beberapa tahun mendatang. Secara global, lebih dari 100 misi ke bulan, baik oleh perusahaan swasta maupun pemerintah, diperkirakan akan dilaksanakan pada tahun 2030, menurut Badan Antariksa Eropa.
Lalu mengapa negara-negara ini sangat ingin kembali ke bulan?
Direktur Eksekutif di Pusat Hukum Udara dan Luar Angkasa dari Universitas Mississipi, Michelle Hanlon mengatakan Bulan adalah tempat pembuktian. Di sana umat manusia akan belajar banyak hal.
“Umat manusia perlu pergi ke bulan untuk belajar bagaimana hidup di luar angkasa, untuk belajar bagaimana memanfaatkan sumber daya luar angkasa. Dan ini benar-benar merupakan batu loncatan menuju kekayaan yang melimpah di alam semesta,”
Direktur Eksekutif di Pusat Hukum Udara dan Luar Angkasa dari Universitas Mississipi, Michelle Hanlon.
Beberapa kekayaan yang dicari oleh negara-negara dan perusahaan-perusahaan ini termasuk logam tanah jarang dan isotop helium-3.Benda ini langka di Bumi tapi melimpah di Bulan dan secara teori dapat digunakan untuk menggerakkan reaktor fusi nuklir.
“Kami belum menemukan cara untuk melakukannya. Ada banyak teori tentang hal itu. Namun, setelah kita mengetahuinya, helium-3 di bulan dapat memberi energi pada bumi, seluruh bumi, selama berabad-abad,” kata Hanlon.
Selain itu, terdapat pula sumber daya alam penting lainnya yang dicari oleh banyak negara: air.
Selain penting bagi kelangsungan hidup manusia, air dapat digunakan untuk membuat bahan bakar roket, yang berarti bulan suatu hari nanti dapat menjadi stasiun pengisian bahan bakar roket dan batu loncatan untuk eksplorasi ruang angkasa yang lebih dalam.
“Tetapi hal kedua yang lebih baru dari hal ini adalah keyakinan bahwa ada sumber daya signifikan di bulan yang berguna bagi Bumi, atau berguna untuk penerbangan luar angkasa di masa depan,” tambah dia.