Mengenal Tari Topeng Cirebon, Alat Dakwah hingga Hiburan Kolonial Belanda
Merdeka.com - Kesenian selalu melekat dalam kebudayaan yang selalu dilestarikan menjadi jati diri suatu daerah. Umur bukanlah menjadi penghalang lika-liku eksistensi kesenian. Begitulah adanya kesenian Tari Topeng Cirebon di Jawa Barat, yang telah ada sejak 10 abad lamanya. Memang, tak yang tahu sang empu pencipta Tari Topeng Cirebon. Bahkan kesenian ini diduga sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Negarakertagama dan Pararaton, Hayam Wuruk menari di Istana Majapahit.
Cirebon dan Mapahit letaknya berjauhan, namun Cirebonlah yang kini menjadi lahirnya kembali kesenian tari topeng CIrebon. Runtuhnya Majapahit tidak serta-merta hilang begitu saja. Berkembangnya agama Islam di Cirebon ternyata menjadi penyelamat eksistensi kesenian Tari Topeng Cirebon. Bahkan abad selanjutnya, para Kolonial Belanda menjadikan Tari Topeng Cirebon sebagai hiburan. Sejumlah 6.000 gulden mereka keluarkan demi mensubsidi kesenian ini.
-
Dimana tari tradisional berkembang? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu.
-
Di mana tari tradisional berkembang? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu.
-
Di mana Topeng Cirebon berasal? Topeng Ciebon berasal dari Cirebon, Jawa Barat, dan memiliki ciri khas yang kaya warna serta motif yang rumit.
-
Bagaimana tarian Topeng Beling dimulai? Seperti tari topeng umumnya, seni topeng beling dimulai dengan memasang topeng atau kedok Kelana yang dibantu oleh seorang pawang.
-
Apa itu tari tradisional? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu. Tari tradisional merupakan bagian dari kebudayaan suatu daerah.
-
Siapa yang mengembangkan Tari Topeng Kaliwungu? Mbah Nemo adalah tokoh yang berjasa besar dalam mengembangkan tarian ini.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Ialah Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, Sultan Keraton Cirebon sang penyebar kesenian Tari Topeng Cirebon. Tahun 1479 atau abad ke 16, Tari Topeng Cirebon menjadi sarana menyampaikan petuah keislaman. Mirip teman seperjuangannya Wali Songo, yakni Sunan Kalijaga dengan kesenian wayang kulit hingga gamelannya.
Setelah menjunjung tinggi Tari Topeng Cirebon, para penjajah Belanda membuat kebijakan pembatasan pementasan tarian di istana. Hal inilah yang kemudian menjadi tahap pelestarian baru. Tari Topeng Cirebon dipentaskan di perkampungan. Hingga kini, Tari Topeng Cirebon telah menjadi identitas yang melekat di kalangan rakyat Cirebon.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Liuk gemulai penari begitu mencolok dengan nuansa warna merah menyala. Kibasan selendangnya memberikan kesan ketegasan dan keluwesan setiap gerakan. Setidaknya ada dua gerakan, “Pamindo-Rumyang” dengan gerakan halus yang merepresentasikan istri. Sedangkan “Patih-Klana” dengan kesan gagah yang merepresentasikan pria.
Dalam Tarian Topeng Cirebon, tokoh Panji punya keistimewaan tersendiri. Ia adalah simbol peristiwa universal yang berkaitan dengan penciptaan. Tarian Panji menjadi klimaks dalam setiap pertunjukan Tari Topeng Cirebon. Sebuah paradoks yang tak dapat dikenali secara pasti apakah seorang laki-laki atau perempuan. Juga sebagai wujud sifatnya yang suci.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Ada banyak karakter tokoh dalam topeng Cirebon. Raut, dan warnanya merefleksikan setiap tahap pertumbuhan dan perangai nyata manusia. Ialah Topeng Panji yang berwarna putih, bermakna suci. Topeng Samba, digambarkan seperti anak-anak yang berkarakter lincah lucu, dan ceria.
Kemudian Topeng Rumnyang yang berwarna merah muda, simbol seorang remaja. Topeng Patih berwarna merah cerah dengan karakter dewasa tegas dan bertanggung jawab. Sedangkan Topeng Kelana yang berwarna merah kelam, menggambarkan sifat kemarahan.
Dahulu banyak para pengrajin Topeng, namun kini hanya beberapa yang tersisa. Salah satunya Hasan Nawi, yang kerap disapa Abah Nawi. Ia dan pengrajin lainnya bertahan karena sudah puluhan tahun membuat topeng Cirebon. Bahkan dijuluki maestro pengrajin topeng Cirebon.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Selain topeng, aksesoris yang digunakan para penari ialah Kupluk, atau penutup kepala. Selain itu anting-anting, Sumpling atau hiasan daun telinga, Baju Kurung atau pakian lengan pendek berwarna mencolok. Ada juga Sampur atau kain panjang di leher, Mongkron hiasan dada, sebilah keris, gelang tangan dan kaki, ikat pinggang, hingga Mahkota.
Pagelaran Tari Topeng Cirebon dulunya teramat sangat disakralkan. Kandungan maknanya yang begitu dalam membuat setiap generasi menjadikan Tari Topeng Cirebon begitu istimewa. Tanpa melepas jati dirinya, Tari Topeng Cirebon kini sering dipentaskan dalam perayaan desa dan hajatan lainnya. (mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mulanya kesenian ini hanya digelar oleh kalangan keluarga keraton dan priyayi.
Baca SelengkapnyaTari tradisional memiliki ciri khas yang menunjukkan identitas dan keunikan dari daerah asalnya.
Baca SelengkapnyaTari Toga, tarian kuno warisan kerajaan siguntur dari Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaKesenian ini memadukan debus dan tari topeng Cirebon.
Baca SelengkapnyaTopeng Jawa memiliki berbagai makna dan fungsi tergantung pada jenisnya.
Baca SelengkapnyaKarena daya tariknya yang kuat, kalangan Belanda di sana bahkan sampai “terhipnotis”.
Baca SelengkapnyaDahulu para penari asal Jawa Tengah dibawa ke Sukabumi untuk mengusir hewan buas dan makhluk halus melalui tarian.
Baca SelengkapnyaTari Kain, kesenian tradisional yang mirip dengan gerakan-gerakan silat dan dimainkan oleh kaum pria di Pesisir Selatan.
Baca SelengkapnyaWilayah Cirebon, Jawa Barat memiliki ragam tradisi dan budaya yang khas. Seluruhnya perlu dirawat salah satunya melalui Festival Kedawung Ngesti Luhung.
Baca SelengkapnyaDahulu, tarian ini hanya dimainkan oleh kalangan tertentu. Namun kini tarian ini boleh dimainkan oleh masyarakat yang tinggal di luar keraton
Baca SelengkapnyaKesenian ini merupakan sebuah pertunjukan tari, dengan pesan kehidupan manusia dari lahir hingga kembali ke pangkuan Ilahi.
Baca SelengkapnyaTarian tradisional Ketuk Tilu yang berasal dari Jawa Barat ini ternyata memiliki makna sangat mendalam.
Baca Selengkapnya