3 Makna Sakit dalam Islam, Ternyata Bukan Hukuman dari Allah SWT
Sakit merupakan salah satu cara Allah menunjukkan kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya.
Sakit adalah kondisi yang umum dialami oleh setiap orang. Sakit dapat disebabkan oleh beragam faktor, seperti lemahnya sistem imun, pola hidup yang tidak sehat, dan berbagai penyebab lainnya. Ketidaksehatan tubuh dapat membatasi aktivitas, termasuk dalam melaksanakan ibadah. Selain itu, sering kali pikiran dan perasaan juga merasakan ketidaknyamanan dan kegelisahan. Mungkin sebagian orang pernah berpikir bahwa penyakit yang dialami adalah azab atau hukuman dari Allah. Apakah benar demikian? Na'udzubillah.
Lebih baik jika selalu berprasangka positif kepada Allah. Dalam banyak hadis, dijelaskan bahwa sakit dapat menjadi penghapus dosa.
"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya," (HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).
Selain itu, Ustadz Abdul Somad juga pernah menjelaskan mengenai tiga makna sakit yang mungkin dialami seseorang. Apa saja makna tersebut? Berikut adalah penjelasannya yang dirangkum dari YouTube Short @UstadzYT, Senin (11/11/2024).
Sakit dalam Islam
Ustadz Abdul Somad menjelaskan kedatangan Islam bertujuan untuk memperbaiki pandangan yang selama ini menganggap sakit adalah suatu bentuk laknat atau azab. Sebenarnya, sakit merupakan salah satu tanda kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Dalam ajaran Islam, sakit memiliki tiga makna penting. Pertama, sakit bisa menjadi sarana bagi Allah untuk menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan oleh seseorang. Kedua, sakit juga bisa menjadi cara Allah untuk meningkatkan derajat seorang hamba di sisi-Nya. Ketiga, sakit berfungsi sebagai pengingat bagi mereka yang kurang dalam beramal. Dengan demikian, umat Muslim seharusnya tidak melihat sakit sebagai hal yang negatif, melainkan sebagai kesempatan untuk merenung dan memperbaiki diri.
Rasa sakit sebagai Pengingat
Sakit dapat berfungsi sebagai pengingat bagi manusia untuk memperbaiki kualitas ibadah. Terkadang, sebagian orang lalai, terburu-buru, atau hanya melaksanakan amalan wajib tanpa menambahkannya dengan amalan sunnah lainnya.
"Ada hamba-hamba Allah yang sudah ditempatkan Allah di surga Jannatul Firdaus, surga paling tinggi. Tapi waktu ditengok catatan amalnya kurang, sedekahnya kurang, sholatnya kurang, dzikirnya kurang, tak cukup syarat untuk masuk surga Jannatul Firdaus," kata UAS.
Dengan demikian, Allah memberikan rasa sakit sebagai ujian untuk mengukur keimanan seorang hamba dalam menerima takdir. Apabila ia bersabar, maka Allah akan mengangkat derajatnya.
"Apa kata Allah Ta'ala kepada para malaikat? Buat hamba ini sakit, kalau dia sabar, kalau dia ridho, kalau dia menerima takdirku dengan ikhlas, angkat derajatnya karena ada pahala yang lebih besar daripada haji mabrur, lebih hebat daripada jihad fisabilillah. Apa itu? ridho menerima takdir Allah SWT," jelasnya.
Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa setiap ujian yang datang, termasuk rasa sakit, memiliki makna dan tujuan yang lebih dalam dalam perjalanan spiritual. Dengan bersikap sabar dan ikhlas, dapat meraih pahala yang luar biasa dan meningkatkan kedekatan kita kepada Allah.