9 Adab Makan dan Minum dalam Islam, Ikuti Teladan Rasulullah
Merdeka.com - Ajaran Islam sejatinya mengajak dalam kebaikan. Berbagai kehidupan sosial ikut diatur di dalamnya, di mana antar manusia menjalankan norma yang baik, terhitung sebagai pahala. Hal itu sebagai dasar adanya habluminallah (hubungan vertikal manusia kepada Allah) dan habluminannas (hubungan horizontal sesama manusia).
Termasuk adanya adab makan dan minum dalam Islam. Hal ini diatur bukan hanya menilai segi hubungan antar manusia saja. Tapi juga berkaitan dengan kesehatan.
Perihal makan dan minum pun tertuang dalam AlQuran. Melalui Nabi Muhammad SAW, umat Islam dapat belajar adab berpakaian, adab bertamu, hingga adab makan dan minum. Bagaimana beliau mencontohkan sedemikian rupa. Hal ini tercatat dalam hadist yang diriwayatkan oleh para sahabat Rasul SAW.
-
Siapa yang mengajarkan adab makan Rasulullah? Ketentuan itu berdasarkan hadist-hadist Rasulullah yang dirangkum oleh Syekh Abdul Basith Muhammad.
-
Apa saja adab makan Rasulullah? Tidak makan sambil tiduran atau telentang. Tidak pula makan di tempat yang tersedia makanan tidak halal. - Tidak bersandar pada saat makan.
-
Bagaimana cara makan yang baik dalam Islam? Rasulullah juga mengajarkan untuk berhenti makan sebelum kenyang untuk menjaga kesehatan.
-
Apa saja adab minum dalam Islam? Segala sesuatunya telah diatur sedemikian rupa di dalam agama Islam. Beberapa aturan dan adab memang harus diperhatikan. Seperti salah satunya adalah adab saat meminum yang merupakan kebutuhan manusia menunjang kehidupan.
-
Bagaimana cara Rasulullah makan? Cara ini dimakruhkan dan dianggap kurang baik karena memperlihatkan duduknya orang yang sedang lahap dan nafsu makan. Akibatnya kita tidak bisa mengontrol daya tampung perut sendiri. Posisi duduk yang dianjurkan pada saat makan adalah menekuk kedua lutut dan menduduki bagian dalam telapak kaki, atau menegakkan betis dan paha kanan serta menduduki kaki yang kiri.
-
Bagaimana cara berpakaian yang baik dalam Islam? Islam mengajarkan adab berpakaian yang mencakup penggunaan pakaian yang halal, tidak menyerupai lawan jenis, memulai dari sebelah kanan, tidak menyerupai pakaian orang kafir, dan bukan merupakan pakaian ketenaran.
Bagi umat Islam, alangkah baiknya bila mampu mencontoh perangai Rasulullah SAW. Meski masyarakat Indonesia mayoritas penduduk muslim, tak dapat dipungkiri berbagai adab yang dicontohkan Nabi SAW mungkin belum sepenuhnya dilaksanakan dengan benar.
Padahal bila dipahami dan dimaknai mendalam, adab makan dan minum dalam Islam sendiri sangatlah detail. Sarat makna akan kesehatan dan menjaga hubungan baik dengan sesama. Serta menjujung rasa menghargai sebuah hidangan.
Supaya lebih jelas, berikut beberapa adab makan dan minum dalam Islam.
1. Mengonsumsi yang Halal
Adab makan dan minum yang pertama dan utama ialah mengonsumsi yang halal. Allah SWT sangat melarang umat Islam mengonsumsi sesuatu yang haram, karena akan banyak sekali mudharat yang didapatkan.
Oleh sebab itu, kini banyak penelitian yang kian menjelaskan. Berbagai alasan tidak baik dari mengonsumsi daging babi, minuman beralkohol, dan masih banyak lagi. Kewajiban ini tertuang dalam AlQuran surat Al-Maidah ayat 88, yang artinya:
"Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya."
2. Mencuci Kedua Tangan
www.newsms.fm
Adab makan dan minum dalam Islam selanjutnya ialah membiasakan mencuci kedua tangan, sebelum dan sesudah. Meski terdengar sederhana, namun ini menjadi hal wajib. Terutama di masa pandemi Covid-19 saat ini.
Bayangkan bahwa Islam telah mengajarkan untuk mencuci tangan sejak ribuan tahun silam. Sebelum orang modern menyadari pentingnya cuci tangan agar terhindar dari penyakit. Hal ini pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang dijelaskan oleh Aisyah radhiallahu'anha:
"Rasulullah SAW jika beliau ingin tidur dalam keadaan junub, beliau berwudhu dahulu. Dan ketika beliau ingin makan atau minum beliau mencuci kedua tangannya, baru setelah itu beliau makan atau minum." (HR. Abu Daud no.222, An Nasa'i no.257, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa'i)
3. Berdoa Sebelum Makan
shutterstock
Setelah itu barulah memanjatkan doa, sebagai bentuk syukur atas berkah dan nikmat, berupa makanan yang diberikan oleh Allah SWT. Serta memohonkan ampun, dimudahkan rezeki yang baru, dan supaya terhindar dari siksa dosa.
"Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca ‘Bismillah' (dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka ucapkanlah ‘Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi." (HR. At-Tirmidzi).
Doa makan yang lengkap:
"Allahumma baarik lanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa 'adzaa bannaar"
Artinya: "Ya Allah, semoga Engkau berkenan memberikan berkah (kemanfaatan) kepada kami atas apa yang telah Engkau anugerahkan kepada kami dan semoga Engaku berkenan menjaga kami dari siksa api neraka yang menyakitkan."
4. Gunakan Tangan Kanan
©Shutterstock.com
Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk makan menggunakan tangan kanan (bagi yang mampu). Hal ini supaya tidak meniru adab setan yang kerap menggunakan tangan kiri.
"Jika seseorang dari kalian makan maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya." (HR. Muslim).
5. Tidak Mencela Makanan
Adab makan dan minum dalam Islam, menyangkut dalam beberapa aspek. Termasuk menjaga hubungan silaturahmi antar sesama manusia dan menghargai berkah dari Tuhan. Mencela makanan sama saja tidak menghormati rezeki dan tidak hormat pada orang di sekeliling.
Seperti yang pernah dicontohkan oleh Rasul SAW. Saat di sebuah tempat dan dihidangkan makanan oleh seseorang. Meskipun makanan atau minuman yang dihidangkan itu kurang disukai, maka sangat dianjurkan untuk tidak mencelanya. Sampaikanlah alasan yang baik dan tidak menyinggung.
"Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan sama sekali. Apabila beliau menyukainya, maka beliau memakannya. Dan apabila beliau tidak suka terhadapnya, maka beliau meninggalkannya." (HR. Muslim)
6. Tidak Mubazir
Agama Islam sangat melarang umatnya untuk melakukan kegiatan yang sia-sia atau mubazir. Salah satunya dengan makanan dan minuman. Bahkan Allah sangat melaknat orang-orang yang berlebihan dalam melakukan segala sesuatu. Baik dari cara berpakaian hingga dalam hal makan dan minum.
©Shutterstock.com/ Monkey Business Images
Kita dianjurkan untuk makan secukupnya dan tidak rakus. Tak perlu mengambil porsi melebihi kemampuan perut dan membuat kekenyangan atau tidak habis termakan. Parahnya lagi bila makanan sisa tersebut akhirnya terbuang sia-sia.
Allah berfirman dalam AlQuran surat Al-A'raf ayat 31, yang artinya:
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."
7. Makan dan Minum Sepertiga Bagian
Memperjelas pada pembahasan sebelumnya. Rasulullah SAW mengingatkan, bahwa perut bukanlah wadah yang siap diisi apa saja sesuai keinginan atau nafsu semata. Jangan sampai melebihi batas dan membuat diri sendiri kesakitan.
Beliau mengajarkan untuk menyisakan sepertiga bagian, seperti hadist berikut:
"Keturunan Adam tidak dianggap menjadikan perutnya sebagai wadah yang buruk jika memenuhinya dengan beberapa suap yang dapat menegakkan tubuhnya. Karena itu, apa yang dia harus lakukan adalah sepertiga perutnya untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk napas," (HR Ahmad).
8. Segera Makan Hidangan yang Disiapkan
©Shutterstock/AISPIX by Image Source
Adab makan dan minum berikutnya yakni menyegerakan makan hidangan yang telah disiapkan. Hal ini berkaitan dengan kasus salat. Saat adzan berkumandang, kita diperbolehkan untuk menyantap dahulu.
Karena apabila salat dalam keadaan makanan sudah siap dan perut sangat lapar, maka dikhawatirkan salat menjadi tidak tenang memikirkan makanan.
"Jika makan malam sudah disajikan dan Iqamah salat dikumandangkan, maka dahulukanlah makan malam." (HR. Bukhari)
9. Akhiri Makan & Minum dengan Berdoa
Selain dibuka dengan doa, tutuplah prosesi makan kita juga dengan berdoa. Sebagai bentuk mengucap syukur atas makanan yang disantap.
"Alhamdu lillaahil ladzii ath'amanaa wa saqoonaa wa ja'alnaa muslimiin."
Artinya: "Segala puji bagi Allah Ta'ala yang telah memberikan makanan dan minuman ini serta jadikan kami sebagai orang-orang islam." (mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berusaha makan makanan yang diperoleh dengan baik dan halal sesuai dengan tuntunan syariat merupakan salah satu cara untuk memperoleh berkah Allah.
Baca SelengkapnyaAdab minum sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW ada kaitannya dengan tindakan dan doa saat minum.
Baca SelengkapnyaDoa makan bisa meningkatkan rasa syukur kita. Kita dapat mengingatkan diri sendiri akan apa yang telah Allah berikan.
Baca SelengkapnyaBerdoa sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh setiap umat beragama.
Baca SelengkapnyaDoa makan adalah ungkapan rasa syukur kepada Allah yang mencerminkan kesadaran umat Muslim akan nikmat makanan yang diberikan oleh-Nya.
Baca SelengkapnyaDoa sebelum makan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam ajaran Islam, mencerminkan nilai-nilai spiritual, rasa syukur, dan kesadaran akan karunia Allah.
Baca SelengkapnyaAktivitas makan bisa kita jadikan sebagai kesempatan untuk meningkatkan iman dan rasa syukur melalui doa makan.
Baca SelengkapnyaUmat muslim dianjurkan untuk selalu berdoa setiap hendak atau selesai melakukan aktivitas. Salah satunya ketika selsai menyantap makanan dan minuman.
Baca SelengkapnyaSebelum menyantap hidangan makanan, umat muslim dianjurkan untuk membaca doa makan islam terlebih dahulu.
Baca SelengkapnyaAda sunnah-sunnah saat berbuka puasa yang sebaiknya dipelajari dan diamalkan.
Baca SelengkapnyaAdab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturan agama. Adab juga seringkali dikaitkan dengan akhlak.
Baca SelengkapnyaDianjurkan bagi umat muslim untuk membaca doa sebelum makan.
Baca Selengkapnya