Cetak Sejarah, Ini Dua Jenderal Angkatan Laut dan Udara Pertama jadi Panglima TNI
Merdeka.com - Pada era Orde Baru, jabatan strategis Tentara Nasional Indonesia (TNI) selalu didominasi perwira Angkatan Darat (AD). Kala itu, posisi Angkatan Laut dan Angkatan Udara bagaikan 'anak tiri'. Peran keduanya nyaris terabaikan. Hal ini terus bergulir selama 32 tahun Soeharto berkuasa.
Perubahan tersebut mulai terjadi saat era Presiden Gus Dur atau Abdurrahman Wahid. Posisi Panglima TNI diserahkan pada Jenderal yang bukan berasal dari AD lagi. Tentu keputusan yang membawa penyegaran di tubuh TNI.
Pucuk pimpinan tertinggi di TNI ini diberikan secara bergiliran pada ketiga angkatan. Serta terus dipertahankan hingga saat ini, supaya tidak memunculkan sentimen antar prajurit.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Apa tugas dari Panglima TNI? Dengan mempertimbangkan banyak aspek dan kepentingan nasional.
-
Bagaimana proses pemilihan Panglima TNI? 'Nama nanti akan disampaikan Ibu Ketua DPR ya. Calon tunggal sesuai amanah UU,' imbuhnya.
-
Siapa yang memimpin misi TNI? Mereka harus menyelundupkan senjata untuk membantu Bangsa Aljazair yang berjuang demi kemerdekaannya.
-
Kenapa Panglima TNI dapat penghargaan? Penghargaan ini diberikan ketika sang jenderal melakukan kunjungan kerja (Kunker) di Singapura dalam rangka melindungi kepentingan nasional melalui diplomasi militer.
-
Siapa Jenderal TNI yang pernah menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan? Tokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan.
Berikut daftar jenderal Angkatan Laut dan Udara, pertama yang menjadi Panglima TNI.
Laksamana Widodo Adi Sutjipto
©2020 Merdeka.com
Tercatat dalam sejarah militer Indonesia, Laksamana Widodo Adi Sutjipto ditunjuk oleh Presiden Abdurrahman Wahid sebagai Panglima TNI pada 26 Oktober 1999 hingga 7 Juni 2002. Ia merupakan panglima pertama yang berasal dari kesatuan Angkatan Laut.
Widodo mengenyam pendidikan di Akademi Angkatan Laut tahun 1968. Setelah pensiun dari dunia yang membesarkan namanya tersebut, ia diangkat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menjadi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).
Meski hanya mengikuti satu periode, Widodo menerima jabatan penting baru. Usai kemenangan SBY di Pemilu 2009, mantan Kepala Staf TNI AL tersebut diamanahi posisi sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 25 Januari 2010.
Marsekal TNI Djoko Suyanto
©2020 Merdeka.com
Marsekal Djoko Suyanto menjadi jenderal kedua di luar Angkatan Darat yang menerima posisi Panglima TNI, sejak 13 Februari 2006 hingga 28 Desember 2007.
Lulusan terbaik Akademi Angkatan Udara tahun 1973 itu, menjadi Panglima saat Presiden SBY berkuasa di periode pertama. Djoko merupakan Panglima pertama yang berasal dari TNI AU, sepanjang sejarah militer Tanah Air.
Selang dua tahun, Djoko menerima kepercayaan oleh SBY untuk menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia (Menko Polhukam). Menggantikan posisi Widodo AS.
Sebelumnya, Djoko berturut-turut menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 14, Komandan Lanud Iswahyudi, Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional, Komandan Komando Pendidikan TNI-AU, Asisten Operasi KSAU, dan berlanjut Kepala Staf TNI-AU.
Laksamana Agus Suhartono
©2020 Merdeka.com
Sosok selanjutnya ialah Laksamana Agus Suhartono, jenderal kedua dari TNI AL yang menjadi Panglima. Alumni Akademi Angkatan Laut 1978 itu, menjadi calon tunggal yang dipilih oleh Presiden SBY.
Setelah menjalani serangkaian uji kepatutan dan kelayakan di DPR, Agus resmi diangkat sebagai Panglima pada 27 September 2010 menggantikan Jenderal Djoko Santoso.
Selama Agus menjabat sebagai Panglima TNI, angkatan bersenjata tersebut mulai memodernisasi alat-alat perang.
Patut diketahui, Panglima TNI ialah seorang yang berwenang terhadap komando operasional militer, untuk menggerakkan pasukan. Tercatat dalam sejarah, Jenderal Soedirman sebagai sosok pertama. Kala itu masih bernama Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR), berdasar hasil konferensi. Sebelum berubah nama jadi TNI.
(mdk/kur)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak dipisahkannya Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia dari ABRI per 1 April 1999, istilah Panglima ABRI diganti menjadi Panglima TNI
Baca SelengkapnyaSeorang presiden terpilih selain sebagai kepala negara dan pemerintahan, juga memiliki jabatan sebagai Panglima Tertinggi.
Baca SelengkapnyaTotal ada 130 perwira tinggi (Pati) yang mendapatkan jabatan strategis.
Baca SelengkapnyaMarsdya TNI Andyawan Martono P yang sebelumnya menjabat Pangkogabwilhan II akan menjadi Wakasau.
Baca SelengkapnyaTotal ada 256 Pati di lingkungan Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU).
Baca SelengkapnyaBerikut sosok tiga teman satu letting Panglima TNI yang pangkatnya masih Kolonel.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI menyebut rotasi dan mutasi dalam rangka penyegaran di lingkungan TNI.
Baca SelengkapnyaMutasi terdiri atas 68 perwira tinggi TNI Angkatan Darat, 39 perwira tinggi TNI Angkatan Laut, dan 23 perwira tinggi TNI Angkatan Udara.
Baca SelengkapnyaDua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaMutasi, rotasi dan pemberian promosi berlaku kepada 256 perwira tinggi (pati) di lingkungan Mabes TNI, TNI AD hingga BIN
Baca SelengkapnyaTiga perwira tinggi TNI baru-baru ini mendapat kenaikan pangkat menjadi Mayor Jenderal. Ketiga sosoknya pun disalami oleh Jenderal bintang 4.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I Mayjen (Purn) Tubagus Hasanuddin mewanti-wanti Panglima agar prajurit TNI agar netral saat Pilkada
Baca Selengkapnya