Daftar Negara Paling Aman Ditinggali Jika Perang Dunia III Meletus, Indonesia Nomor Berapa?
Negara mana yang dianggap paling aman untuk dikunjungi jika Perang Dunia III benar-benar terjadi?
Belakangan ini, meningkatnya ketegangan global memicu spekulasi mengenai kemungkinan terjadinya Perang Dunia III dalam waktu dekat. Serangan militer Iran yang dilancarkan terhadap Israel, yang merupakan yang pertama sejak 1979 dan melibatkan lebih dari 100 rudal balistik, telah meningkatkan kekhawatiran akan konflik yang lebih besar, baik di Timur Tengah maupun secara global.
Akibat serangan tersebut, pesawat tempur AS dan RAF terpaksa menembak jatuh pesawat nirawak Iran di perbatasan Irak-Suriah, sementara rudal dilaporkan ditembakkan dari berbagai negara seperti Iran, Irak, Suriah, Lebanon, dan Yaman, dalam upaya untuk menembus pertahanan Israel.
Banyak orang yang khawatir tentang kemungkinan terjadinya peperangan di seluruh dunia mulai mencari tahu negara mana yang dianggap paling aman jika perang benar-benar pecah. Pertanyaan yang muncul adalah, negara mana yang paling aman untuk dikunjungi jika Perang Dunia III terjadi?
Dikutip dari Dailymail, Kamis (7/11/2024), artikel di bawah ini menyajikan daftar lengkap mengenai tempat-tempat yang dapat memberikan rasa aman jika konflik global kembali terjadi.
Antartika
Daftar ini dimulai dengan benua yang bukan negara, yaitu Antartika. Meskipun dikenal dengan pariwisata ekstrem, keindahan alam, dan medan es, lokasi Antartika yang berada di titik paling selatan dunia membuatnya sulit diakses oleh banyak orang jika Perang Dunia III meletus. Dengan demikian, meskipun menarik, Antartika mungkin bukan tujuan yang realistis saat situasi global memburuk.
Argentina
Argentina, meskipun memiliki sejarah konflik, terutama terkait dengan Inggris atas Kepulauan Falkland pada tahun 1982, ternyata menjadi salah satu tempat yang paling mungkin untuk bertahan hidup setelah perang nuklir. Penelitian menunjukkan bahwa jika terjadi 100 ledakan nuklir, asap yang dihasilkan dapat menghalangi sinar matahari, menyebabkan kelaparan dan gagal panen. Oleh karena itu, Argentina menjadi pilihan yang baik berkat keberadaan tanaman tahan penyakit yang melimpah, seperti gandum, yang dapat mendukung kelangsungan hidup.
Bhutan
Bhutan, yang bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 21 September 1971, mengklaim diri sebagai negara netral dalam konflik internasional. Sikap netral ini membuat Bhutan sering menduduki peringkat tinggi dalam Indeks Perdamaian Global. Keadaan geografisnya yang terkurung daratan dan dikelilingi pegunungan menjadikan Bhutan sebagai tempat yang sangat aman jika Perang Dunia III terjadi.
Chili
Selanjutnya adalah Chili, negara dengan garis pantai terpanjang di dunia yang membentang sepanjang 4.000 mil (6.435 km), setara dengan jarak antara Moskow dan Madrid. Sama seperti Argentina, Chili kaya akan berbagai tanaman dan sumber daya alam. Tingkat pembangunan di Chili juga sangat maju dibandingkan dengan negara-negara lain di Amerika Selatan. Meskipun terisolasi, infrastruktur yang baik dan akses terhadap teknologi modern menjadikan Chili sebagai lokasi ideal jika Perang Dunia III benar-benar terjadi.
Fiji
Bagi siapa pun yang ingin mencari tempat aman di negara terpencil ketika perang terjadi, Fiji bisa menjadi pilihan yang tepat. Terletak di barat daya Samudra Pasifik, negara kepulauan ini berjarak sekitar 2.700 mil dari Australia, negara terdekatnya. Dengan jumlah tentara yang hanya mencapai 6.000 orang, Fiji memiliki potensi minim dalam strategi militer, sehingga menempatkannya pada peringkat tinggi dalam Indeks Perdamaian Global. Selain itu, sebagian besar wilayah Fiji dikelilingi oleh hutan lebat dan memiliki sumber daya mineral serta ikan yang melimpah, menjadikannya lokasi ideal untuk dikunjungi selama Perang Dunia III.
Greenland
Greenland, yang merupakan wilayah milik Denmark, adalah pulau terbesar di dunia. Dikenal karena lokasinya yang terpencil, pegunungan yang menjulang, dan sikap netralnya dalam politik, Greenland bisa menjadi tempat perlindungan yang sempurna dalam situasi darurat. Dengan populasi sekitar 56.000 orang, negara ini tidak mungkin menjadi target bagi kekuatan global manapun. Keberadaan pulau ini yang jauh dari konflik membuatnya menjadi pilihan yang aman bagi mereka yang mencari ketenangan di tengah gejolak dunia.
Islandia
Islandia secara konsisten menempati posisi teratas dalam Indeks Perdamaian Global, sehingga dikenal sebagai salah satu negara paling damai di dunia. Selain lokasinya yang terpencil, negara ini juga tidak perlu khawatir mengenai ketergantungan pada negara lain untuk mendapatkan sumber daya. Dengan cadangan air tawar yang melimpah, sumber daya laut yang berlimpah, dan energi terbarukan yang tersedia, Islandia memiliki semua yang dibutuhkan untuk bertahan dalam situasi krisis.
Indonesia
Indonesia, seperti negara-negara lain yang tercantum dalam daftar ini, diakui karena sikap netralnya terhadap isu-isu politik global. Pada tahun 1948, presiden pertama RI Sukarno, menciptakan istilah 'bebas dan aktif' untuk menggambarkan kebijakan luar negeri Indonesia. Istilah ini menunjukkan bahwa Indonesia bertindak secara mandiri dalam hubungan internasional dan sangat memperhatikan terciptanya perdamaian di dunia.
Selandia Baru
Selandia Baru menduduki peringkat kedua dalam Indeks Perdamaian Global dan dikenal luas karena sikap non-partisan yang diadopsinya terhadap berbagai konflik. Jika negara ini diserang, kawasan pegunungan yang ada di dalamnya menyediakan perlindungan yang optimal bagi penduduknya.
Afrika Selatan
Afrika Selatan mendapatkan posisinya dalam daftar ini karena kekayaan sumber daya pangan, tanah subur, dan ketersediaan air tawar yang melimpah. Dengan infrastruktur modern yang dimiliki, negara ini dapat meningkatkan peluang bertahan hidup bagi warganya jika terjadi Perang Dunia III.
Swiss
Dari sekian banyak negara di dunia, Swiss mungkin adalah yang paling dikenal karena kenetralan politiknya. Sikap ini telah membuatnya menjadi contoh bagi banyak negara lain dalam hal menjaga independensi dalam urusan internasional.