Daging Kambing Darah Tinggi: Fakta dan Mitos yang Perlu Diketahui
Berikut ini adalah penjelasan tentang daging kambing darah tinggi.

Ilutrasi daging merah sebagai pemicu asam urat (copyright Freepik)
(©@ 2025 merdeka.com)Daging kambing sering dikaitkan dengan risiko peningkatan tekanan darah atau hipertensi. Namun, benarkah anggapan tersebut? Mari kita telusuri lebih lanjut fakta dan mitos seputar konsumsi daging kambing bagi penderita darah tinggi.
Kandungan Gizi Daging Kambing
Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk mengetahui kandungan gizi daging kambing. Dalam 100 gram daging kambing terkandung:
- Kalori: 154 kkal
- Protein: 16,6 gram
- Lemak: 9,2 gram
- Kalsium: 11 mg
- Fosfor: 124 mg
- Zat besi: 1 mg
- Vitamin B1: 0,09 mg
Dibandingkan dengan daging sapi, daging kambing memiliki kandungan lemak dan kolesterol yang lebih rendah. Kadar lemak rata-rata pada daging kambing sekitar 20%, sedangkan pada daging sapi mencapai 25%. Untuk kolesterol, daging kambing hanya mengandung 5-39 mg/100 gram, sementara daging sapi mengandung 42-78 mg/100 gram.
Mitos vs Fakta Daging Kambing dan Hipertensi
Berikut beberapa mitos dan fakta seputar konsumsi daging kambing dan kaitannya dengan tekanan darah tinggi:
Mitos: Daging kambing selalu menyebabkan hipertensi
Fakta: Daging kambing sendiri tidak secara langsung menyebabkan hipertensi. Risiko peningkatan tekanan darah lebih dipengaruhi oleh cara pengolahan dan porsi konsumsinya. Penggunaan bumbu penyedap, garam berlebih, serta metode memasak seperti menggoreng atau membakar dapat meningkatkan risiko hipertensi.
Mitos: Penderita hipertensi tidak boleh makan daging kambing sama sekali
Fakta: Penderita hipertensi masih diperbolehkan mengonsumsi daging kambing dalam jumlah terbatas. Porsi yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 50-90 gram per hari, tergantung kondisi kesehatan individu.
Mitos: Semua bagian daging kambing sama risikonya bagi penderita hipertensi
Fakta: Bagian daging kambing yang lebih rendah lemak, seperti bagian paha, mengandung lebih sedikit lemak dan purin dibandingkan bagian lain. Penderita hipertensi sebaiknya memilih bagian daging yang lebih bebas lemak.
Faktor Risiko Konsumsi Daging Kambing bagi Penderita Hipertensi
Meskipun daging kambing tidak secara langsung menyebabkan hipertensi, ada beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan:
1. Kandungan Lemak Jenuh
Daging kambing mengandung lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Penumpukan kolesterol di pembuluh darah dapat membentuk plak yang menyebabkan penyempitan, sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
2. Kandungan Purin
Purin dalam daging kambing dapat diubah menjadi asam urat di dalam tubuh. Kadar asam urat yang tinggi (hiperurisemia) merupakan salah satu faktor risiko hipertensi.
3. Pengolahan yang Tidak Tepat
Cara pengolahan daging kambing sangat mempengaruhi dampaknya terhadap tekanan darah. Penggunaan garam berlebih, bumbu penyedap, dan metode memasak seperti menggoreng dapat meningkatkan risiko hipertensi.
Tips Aman Mengonsumsi Daging Kambing bagi Penderita Hipertensi
Berikut beberapa tips yang dapat diterapkan agar penderita hipertensi tetap dapat menikmati daging kambing dengan aman:
1. Batasi Porsi
Konsumsi daging kambing sebaiknya dibatasi tidak lebih dari 50-90 gram per hari. Porsi ini dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing individu dan rekomendasi dari dokter.
2. Pilih Bagian Daging yang Tepat
Pilihlah bagian daging kambing yang lebih rendah lemak, seperti bagian paha. Hindari mengonsumsi bagian yang banyak mengandung lemak atau jeroan.
3. Perhatikan Metode Pengolahan
Hindari menggoreng daging kambing. Pilihlah metode memasak yang lebih sehat seperti merebus, menumis dengan sedikit minyak, memanggang, atau membakar tanpa lemak tambahan.
4. Kurangi Penggunaan Garam dan Bumbu Penyedap
Batasi penggunaan garam dan bumbu penyedap saat mengolah daging kambing. Gunakan rempah-rempah alami untuk menambah cita rasa tanpa meningkatkan risiko hipertensi.
5. Kombinasikan dengan Sayur dan Buah
Imbangi konsumsi daging kambing dengan memperbanyak asupan sayur dan buah. Serat dari sayur dan buah dapat membantu menyeimbangkan kadar purin dan kolesterol dalam tubuh.
Manfaat Daging Kambing bagi Kesehatan
Meskipun perlu dikonsumsi secara bijak oleh penderita hipertensi, daging kambing memiliki beberapa manfaat kesehatan, antara lain:
1. Sumber Protein Berkualitas
Daging kambing merupakan sumber protein hewani yang berkualitas tinggi, penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel tubuh.
2. Kaya Zat Besi
Kandungan zat besi dalam daging kambing dapat membantu mencegah anemia dan meningkatkan produksi sel darah merah.
3. Sumber Vitamin B12
Vitamin B12 dalam daging kambing berperan penting dalam pembentukan sel darah merah dan fungsi saraf.
4. Mengandung Mineral Penting
Daging kambing mengandung mineral seperti zinc, selenium, dan fosfor yang penting untuk berbagai fungsi tubuh.
Alternatif Protein Hewani bagi Penderita Hipertensi
Bagi penderita hipertensi yang ingin membatasi konsumsi daging kambing, berikut beberapa alternatif sumber protein hewani yang dapat dikonsumsi:
1. Ikan
Ikan, terutama ikan berlemak seperti salmon dan tuna, kaya akan asam lemak omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
2. Daging Ayam Tanpa Kulit
Daging ayam tanpa kulit merupakan sumber protein rendah lemak yang baik untuk penderita hipertensi.
3. Putih Telur
Putih telur mengandung protein berkualitas tinggi dengan kandungan lemak yang sangat rendah.
4. Kacang-kacangan
Meskipun bukan protein hewani, kacang-kacangan merupakan sumber protein nabati yang baik dan mengandung serat yang bermanfaat untuk kesehatan jantung.
Pentingnya Konsultasi dengan Dokter
Bagi penderita hipertensi, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum membuat perubahan signifikan dalam pola makan, termasuk konsumsi daging kambing. Setiap individu memiliki kondisi kesehatan yang berbeda, sehingga rekomendasi asupan makanan pun dapat bervariasi.
Dokter dapat memberikan saran yang lebih spesifik mengenai porsi dan frekuensi konsumsi daging kambing yang aman berdasarkan kondisi kesehatan, tingkat keparahan hipertensi, dan faktor risiko lainnya yang mungkin dimiliki pasien.
Gaya Hidup Sehat untuk Mengelola Hipertensi
Selain memperhatikan pola makan, penderita hipertensi juga perlu menerapkan gaya hidup sehat secara menyeluruh untuk mengelola tekanan darah. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
1. Olahraga Teratur
Lakukan aktivitas fisik secara teratur, minimal 30 menit per hari, 5 kali seminggu. Olahraga dapat membantu menurunkan tekanan darah dan menjaga kesehatan jantung.
2. Kelola Stres
Stres dapat memicu peningkatan tekanan darah. Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam untuk mengelola stres.
3. Hindari Rokok dan Alkohol
Rokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko hipertensi. Hindari keduanya untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
4. Jaga Berat Badan Ideal
Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko hipertensi. Jaga berat badan tetap dalam rentang ideal melalui pola makan seimbang dan aktivitas fisik teratur.
5. Pantau Tekanan Darah Secara Rutin
Lakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin untuk memantau kondisi kesehatan dan efektivitas pengelolaan hipertensi yang dilakukan.