Jelang Pensiun, Sertu Sarijo Jualan Sate Kronyos Keliling Usai Dinas, Omzetnya Rp7 Juta per-Bulan
Kegigihan terpancar dari kehidupan seorang prajurit bernama Sertu Sarijo. Usai berdinas, dia tak berdiam diri atau sekadar beristirahat.
Kegigihan terpancar dari kehidupan seorang prajurit bernama Sertu Sarijo. Usai berdinas, dia tak berdiam diri atau sekadar beristirahat.
Jelang Pensiun, Sertu Sarijo Jualan Sate Kronyos Keliling Usai Dinas, Omzetnya Rp7 Juta per-Bulan
Kegigihan terpancar dari kehidupan seorang prajurit bernama Sertu Sarijo.
Usai berdinas, dia tak berdiam diri atau sekadar beristirahat.
Sebaliknya, Sarijo justru diketahui berjualan sate keliling. Dia dan sang istri mempersiapkan segala bahan yang dibutuhkan bersama.
Seperti apa kisahnya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
-
Kenapa Sertu Sarijo jualan sate? Dengan berjualan sate keliling, Sarijo rupanya ingin menjalin persaudaraan sekaligus silaturahmi ke warga setempat.
-
Bagaimana cara Sertu Sarijo jualan? Sejak sepulangnya bertugas, Sarijo diketahui bakal menjajakan dagangannya hingga larut malam.
-
Apa yang Sertu Sarijo jual? Sertu Sarijo, anggota Koramil 13 Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta sejak tahun 2017 diketahui berjualan sate kronyos usai berdinas.
-
Siapa yang bantu Sertu Sarijo jualan? Demi bisa berjualan, dia dan sang istri rela bekerjasama mempersiapkan segala kebutuhan untuk berjualan keliling.
-
Siapa pemilik Sate Tukangan sekarang? Saat ini, Ainun merupakan generasi ketiga penjual sate itu, dari pertama kali didirikan oleh sang kakek.
-
Bagaimana Sarjono memasarkan abonnya? Kemudian, saat pandemi mobilitas dan interaksi fisik dibatasi sehingga Sarjono berinovasi dengan memanfaatkan marketplace untuk menjual produknya.
Prajurit TNI Jualan Sate
Kisah kegigihan Sertu Sarijo patut ditiru. Anggota Koramil 13 Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta sejak tahun 2017 itu diketahui berjualan sate kronyos usai berdinas.
"Setelah saya berdinas, saya berjualan sate kronyos," ungkapnya, demikian dikutip dari keterangan unggahan akun Instagram @tni_angkatan_darat.
Demi bisa berjualan, dia dan sang istri rela bekerjasama mempersiapkan segala kebutuhan untuk berjualan keliling.
"Saya dan istri mempersiapkan bahan-bahannya dari rumah lalu saya keliling," sambungnya.
Omzet Rp7 Juta
Sejak sepulangnya bertugas, Sarijo diketahui bakal menjajakan dagangannya hingga larut malam. Meski berkeliling, Sarijo dikenal telah memiliki lapak sendiri di depan kantor Kapanewon Panggang.
"Saya buka dari jam setengah lima sampai malam," terangnya.
Setiap harinya, ratusan tusuk sate buatannya dan sang istri pun bisa terjual. Total, dia mampu meraup omzet hingga Rp7 juta dalam kurun waktu satu bulan saja.
"Ratusan tusuk bisa terjual sehari. Satu porsinya seharga Rp2 ribu," ujarnya.
"Omzet Rp7 juta sebulan," demikian dikutip dari keterangan unggahan akun Instagram @tni_angkatan_darat.
Bukan hanya terkenal lantaran seragam loreng miliknya, dagangan Sarijo pun rupanya turut memiliki kesan di hati para pelanggan setianya.
"Sate kronyos pak Sarijo itu ada cita rasa khasnya," ungkap salah satu pembeli.
Tujuannya Mulia
Terlepas dari pendapatan tambahannya yang cukup fantastis, Sarijo rupanya bukan hanya mencari penghidupan saja.
Dengan berjualan sate keliling, Sarijo rupanya ingin menjalin persaudaraan sekaligus silaturahmi ke warga setempat.
"Untuk mencari persaudaraan dan silaturahmi," tuturnya, demikian dikutip dari keterangan Sarijo pada kanal YouTube Adhitya Putratama, Jumat (28/6).
Banjir Apresiasi
Aksi sang prajurit menyambung hidup dan menjalin persaudaraan dengan warga setempat membuatnya banjir pujian. Banyak pula apresiasi yang mendarat bagi sang abdi negara itu.
"Angkat topi buat pak Kopral," tulis akun @zakir4293
"Salut dan Hormat sama Bapak Kopral Pengusaha Satenya," tulis akun @Kingsamuraihonjo
"Mantap ndan," tulis akun @dwimuryanto421