Kejamnya Dunia pada Gaza, Kain Kafan Tak Ada lagi Jenazah Korban Genosida Israel Dibungkus Pakai Kantong Plastik
Blokade bantuan kemanusiaan yang dilakukan Israel di wilayah Gaza membuat penderitaan warga Gaza semakin bertambah.
Israel benar-benar membuat warga Gaza merasakan penderitaan. Bukan hanya bantuan makanan dan obat-obatan, Israel juga berhasil membuat logistik pemakaman korban genosida menjadi terbatas.
Seperti dalam unggahan video akun X @QudsNen saat para korban genosida Israel dibungkus memakai kantong plastik karena pasokan kain kafan yang dikirimkan ke wilayah itu tidak tersedia.
Terlihat para warga saling bantu untuk menyelimuti jenazah dengan kantong plastik sebelum dikuburkan meski terlihat sangat memprihatinkan.
"Setelah pasokan kain kafan tidak tersedia karena pengepungan Israel yang sedang berlangsung di Gaza utara, warga Palestina terpaksa menggunakan kantong plastik di tengah meningkatnya jumlah warga sipil yang terbunuh akibat serangan tanpa henti di wilayah tersebut," tulis unggahan.
Israel Blokade Bantuan Kemanusiaan
Parlemen Israel atau Knesset mengesahkan Undang-undang yang melarang badan PBB untuk bantuan kemanusiaan bagi pengungsi Palestina, UNRWA, untuk beroperasi di wilayah mereka pada Senin (28/10) lalu.
"UNRWA sudah lama tak lagi jadi lembaga bantuan kemanusiaan, namun selain menjadi pendukung teror dan kebencian, UNRWA merupakan lembaga yang mengabadikan kemiskinan dan penderitaan," kata Ketua Komisi untuk hubungan luar negeri dan pertahanan Knesset Yuli Edelstein seperti dikutip dari The Jerusalem Post, Selasa (29/10).
"Alasannya sederhana - agar bisa bertahan, UNRWA menciptakan permintaan akan bantuan kemanusiaan, produk yang disediakannya. Lingkaran horor berakhir hari ini, mereka keluar!" lanjut keterangan.
UU itu lantas mendapat kecaman dari PBB dan sejumlah negara di dunia. Selain mencoreng rasa kemanusiaan, kebijakan tersebut akan membuat para pengungsi Gaza semakin menderita.
Meski baru diresmikan Israel, sejatinya blokade bantuan kemanusiaan telah lama dilakukan Israel. Bahkan aksi biadab tersebut telah melumpuhkan sebagian besar penyaluran makanan, air bersih, dan obat-obatan menurut PBB.
PBB Gagal Hentikan Genosida Israel di Gaza
Utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour mendesak Dewan Keamanan untuk segera membantu menghentikan genosida Israel di Jalur Gaza pada Selasa (29/10) lalu.
"Hentikan genosida ini, atau tetap diam selamanya," kata Mansour, dikutip dari Middle East Monitor.
Menurut Mansour, Israel semakin brutal melakukan kejahatan perang dan semakin banyak melanggar aturan PBB.
Mansour menegaskan bahwa warga Palestina terus dibombardir, dibiarkan kelaparan dan disalahkan karena dibunuh oleh Israel.
Selain itu, banyak orang-orang di Jalur Gaza, yang tidak punya tempat lain untuk pergi dan tidak akan dapat kembali ke tempatnya.
Ia memberikan peringatan kepada masyarakat internasional agar tidak membiarkan Israel mencoba membangun tatanan hukum yang tidak manusiawi.
Kecaman juga baru-baru ini dilontarkan oleh Kementerian Luar Negeri Iran kepada PBB dan mengatakaan PBB telah gagal memenuhi mandatnya.
Menurutnya, PBB dinilai tak berfungsi dalam mengambil langkah kolektif dan tak efektif menghentikan genosida Israel di Gaza dan konflik Lebanon.
“PBB telah berubah menjadi platform yang sangat tidak berfungsi karena tidak dapat mengambil langkah kolektif yang efektif untuk menghentikan genosida gila-gilaan Israel di Gaza dan perang agresifnya di Lebanon dan sekitarnya," kata juru bicara Kemlu Iran Esmaeil Baghaei di X.
Esmaeil Baghaei menambahkan, PBB harus dihidupkan kembali oleh keanggotaan yang bertanggung jawab.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian ikut bersuara dengan mengecam Dewan Keamanan PBB karena gagal menangani konflik Timur Tengah.
Pezeshkian menganggap PBB sebagai penggerak perdamaian dan keamanan internasional, tidak efisien memadamkan api.
"Api perang masih berkobar di Jalur Gaza Palestina dan kota-kota Lebanon, dan lembaga serta majelis internasional, dan di puncaknya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagai penggerak perdamaian dan keamanan internasional, tidak memiliki efisiensi yang diperlukan untuk memadamkan api krisis ini," kata Pezeshkian di pertemuan BRICS di Rusia.
Jumlah Korban Wafat di Gaza
Serangan Israel ke Jalur Gaza dalam dua hari terakhir menewaskan ratusan orang sejak Sabtu (2/11) hingga Minggu (4/4).
Jumlah tersebut menambah daftar total korban wafat sejak 7 Oktober 2023 lalu menjadi 43.314 lebih korban jiwa menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Namun jumlah itu tak termasuk yang tertimbun bangunan dan belum ditemukan yang jumlahnya diyakini begitu banyak.
Lebih lanjut, ada sekitar 102.019 orang terluka dalam serangan yang terjadi hingga Minggu malam.
Tentara Israel juga belum lama ini menyerang Rumah Sakit Kamal Adwan dekat Beit Lahiya di Gaza Utara.
Setidaknya ada 13 warga Palestina tewas usai Israel gencar menyerang beberapa permukiman di Kota Beit Lahiya dan Jabalia, selatan Khan Younis.