Kembali Viral Asal Usul Mulyono Nama Asli Joko Widodo saat Lahir, Dulu Sengsara Kini Selalu Juara
Nama asli Presiden Joko Widodo 'Mulyono' mendadak menjadi trending di media sosial.
Asal-usul nama 'Mulyono' mendadak kembali menjadi trending topik di media sosial X (dulu Twitter), di tengah polemik penolakan pengesahan RUU Pilkada.
Banyak warganet membahas nama Mulyono yang ternyata merupakan nama asli dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat lahir. Bahkan, ada lebih dari 200.000 pengguna X menyebut nama Mulyono dalam cuitannya.
Lewat wawancara khusus dengan Pemimpin Redaksi SCTV Retno Pinasti dalam program Point Of View, Jokowi pernah mengungkap tentang nama aslinya tersebut.
"Apa benar Pak Jokowi memiliki nama lain Mulyono?" tanya Retno Pinasti.
"Iya betul. Waktu kecil. Lahir saya diberi nama Mulyono," jawab Jokowi.
Jokowi membenarkan jika dirinya lahir dengan nama Mulyono. Namun, karena sering sakit sehingga namanya pun diganti.
"Diberi nama Mulyono dan sakit-sakitan. Ini ceritanya Almarhumah ibu saya karena sakit-sakitan diganti dengan Joko Widodo," ungkapnya.
Mengganti nama diketahui memang menjadi salah satu kepercayaan masyarakat Jawa untuk menghilangkan kesengsaraan salah satunya karena penyakit.
"Ya biasalah kalau masih kecil kemudian keluarga juga serba kekurangan, sakit-sakitan ya biasa, dan biasanya di Jawa kayak gitu, wah itu keberatan nama, sehingga diganti sedikit enteng mungkin," kata Jokowi.
Karena dianggap menjadi penyebab anaknya sakit-sakitan, orang tua Jokowi akhirnya mengganti nama Mulyono menjadi Joko Widodo.
Jokowi Punya Karier Cemerlang di Politik
Tak hanya menghilangkan kesengsaraan, nama baru Jokowi itu tampaknya juga memberinya keberuntungan termasuk dalam karier politiknya.
Karier politik Jokowi dinilai mulus. Mantan pengusaha mebel berlatar belakang sipil itu terjun ke dunia poltiik di tahun 2005.
Awalnya, eksistensi Jokowi mulai terlihat sejak ia menjadi ketua organisasi pedagang mebel seluruh Indonesia bernama Asmindo.
Aktivitas Jokowi di organisasi kemudian disorot oleh orang-orang politik. Pada tahun 2004 para pengurus dan anggota Asmindo Komda Surakarta banyak kasak-kusuk menyarankan Jokowi masuk ke politik.
Dengan dibantu PDI perjuangan sebagai kendaraan politik, Jokowi pun maju di pemilihan Wali Kota Surakarta. Tak disangka kemenangan berpihak pada Jokowi dengan persentase suara sebanyak 36,62%.
Setelah Solo, di tahun 2012 Jokowi kemudian dicalonkan PDIP untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta bersama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai wakilnya.
Jokowi pun kembali memenangkan pilkada dan terpilih menjadi Gubernur Jakarta. Popularitasnya pun semakin naik dan banyak masyarakat makin mengenalnya.
Gayanya yang santai dan sederhana saat itu, membuat Jokowi bisa dengan mudah menarik simpati masyarakat. Salah satu programnya yang paling terkenal ialah 'blusukan', yaitu salah satu sistem untuk memeriksa keadaan di lapangan secara langsung.
Jadi Calon Presiden
Berkat program-programnya itu Jokowi berhasil merajai survei-survei calon presiden dan menjadikannya sebagai salah satu kandidat calon presiden tahun 2014.
Jokowi pun menggandeng Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden dan berhasil menang pada Pemilu. Komisi Pemilihan Umum atau KPU menyatakan bahwa Jokowi-JK menang dengan 53,15% suara atau 70.996.859 pemilih.
Dia resmi menjabat sebagai Presiden ke-7 RI sejak tanggal 20 Oktober 2014. Lima tahun menjabat, Jokowi kembali maju di pemilihan presiden 2019. Di masa keduanya ini Jokowi menggandeng Ma’ruf Amin sebagai cawapresnya.
Jokowi kembali memenangkan Pemilu dengan persentase perolehan suara sebanyak 55,50%. Eks pengusaha asal Surakarta itupun menjadi orang nomor satu di Indonesia selama dua periode. Masa pemerintahan Jokowi - Ma'ruf Amin akan selesai di tahun 2024 ini.