Kisah Haru Bocah 12 Tahun Jadi Tulang Punggung Keluarga & Rawat Orangtua yang Lumpuh
Merdeka.com - Berbakti kepada orangtua adalah tindakan yang terpuji. Selain mendapatkan pahala yang melimpah dari Tuhan, mencurahkan kasih sayang kepada orangtua serta merawatnya merupakan hal terindah yang dapat dilakukan bagi setiap anak.
Seperti yang dilakukan oleh Babil, seorang anak di Provinsi Sulawesi Selatan yang setia mendampingi kedua orangtuanya dengan kondisi tengah sakit. Berikut ulasannya yang dirangkum dari akun Instagram @dunia_kaumhawa.
Mengurusi Keperluan Sehari-hari
-
Bagaimana Selvi bantu orangtuanya? Selvi sering membantu orang tuanya dalam berjualan, bahkan setelah ia menjalin hubungan dengan Gibran Rakabuming Raka.
-
Siapa yang selalu mendampingi anak dalam suka dan duka? 'Saat semua orang menghina dan menjauhimu karena kekalahanmu, tapi saat itu ibumu tidak pernah menjauh atau pun malu untuk tetap bersamamu.'
-
Bagaimana anak terakhir bisa saling membantu? Dalam hal ini, Leman menyarankan agar keduanya bisa menjadi pendengar yang baik bagi satu sama lain. Jangan sampai saling memanipulasi satu sama lain. Hindari sikap defensif, dan berusahalah untuk saling menerima satu sama lain.
-
Siapa yang merawat kakek tersebut? Tan berjanji untuk memberikan flatnya kepada mereka sebagai imbalan atas perawatan dan persahabatan mereka. Permintaannya termasuk agar Gu dan keluarganya sering meneleponnya, mengunjunginya seminggu sekali, membelikannya pakaian dan bahan makanan, dan menjaganya saat dia sakit.
-
Siapa yang selalu ada saat anak perempuan terluka? 'Saat hidupmu bahagia, ibumu tidak pernah memintamu untuk membagi kebahagiaan mu kepadanya, tapi saat kamu terluka ibumu selalu datang untuk menerima bagian dari luka mu.'
-
Siapa yang mendampingi keluarga BCL? Selama perjalanan suci ini, keluarga BCL didampingi oleh Rilanda, yang melalui Instagram Storiesnya, membagikan pengalaman berharga selama umrah.
Instagram/@dunia_kaumhawa ©2020 Merdeka.com
Babil merupakan anak berusia 12 tahun yang setia merawat kedua orangtuanya, Karannuang Dg Sunggu (45) dan Kamaluddin Dg. Beta (39). Seorang anak yang memiliki hati mulia ini merawat kedua orangtuanya lantaran sang ayah tengah menderita penyakit stroke.
Sementara itu, Babil juga merawat sang ibunda yang tengah mengidap penyakit alergi tulang. Penyakit tersebut membuat ibunda Babil juga tidak dapat beranjak dari tempat tidurnya.
“Ibu sakit sejak Babil umur 4 tahun. Saya sudah beberapa kali berobat tetapi tak kunjung membaik,” ungkap sang ibu.
Merawat Orangtua Sejak Kecil
Instagram/@dunia_kaumhawa ©2020 Merdeka.com
Ibunda yang menderita sakit selama delapan tahun serta sang ayah yang mengalami stroke memaksa Babil untuk mengerjakan seluruh pekerjaan rumahnya seorang diri. Padahal, anak seusianya seharusnya masih butuh waktu untuk bermain dan belajar.
Namun, Babil tetap merawat kedua orangtuanya tanpa mengeluh sedikit pun. Ia mengerjakan semua pekerjaan rumah dari mulai memasak, mencuci baju, hingga mengurusi keperluan kedua orangtuanya.
Ayah Tidak Dapat Bekerja
Instagram/@dunia_kaumhawa ©2020 Merdeka.com
Figur Ayah yang seharusnya menjadi tulang punggung keluarga, kini harus rela berdiam diri di tempat tidurnya. Hal ini lantaran penyakit stroke yang membuatnya lumpuh hingga tidak dapat berbicara.
Sehingga, penyakit stroke ini juga membuat sang ayah tidak dapat bekerja kembali untuk memberi nafkah keluarga. Diketahui bahwa sang ayah belum memeriksakan diri ke rumah sakit. Sebab, sang ibu tidak ada yang menjaga apabila Babil harus menemani ayahnya untuk berobat.
Merawat Orangtua Sepenuh Hati
Instagram/@dunia_kaumhawa ©2020 Merdeka.com
Tanpa rasa marah, Babil merawat kedua orangtuanya dengan sepenuh hati. Nampak ia selalu berada di sisi kedua orangtuanya dan seolah siap untuk selalu memenuhi keperluan sehari-hari dari ayah serta ibunda.
Dari mulai sekedar mengambilkan air minum hingga memandikan kedua orangtuanya ia lakukan dengan ikhlas tanpa mengaharap apapun. Hal itu ia lakukan seorang diri.
Cara Hidup Keluarga Babil
Instagram/@dunia_kaumhawa ©2020 Merdeka.com
Bangun subuh serta mempersiapkan keperluan kedua orangtuanya sebelum berangkat sekolah merupakan keseharian dari anak yang duduk di jenjang kelas 6 SD ini.
Keluarga Babil yang tinggal di Desa Topejewa, Takalar ini hidup dengan segala keterbatasan. Untuk keperluan dan makan sehari-hari, mereka hanya mengharap belas kasihan dari tetangga sekitar.
Harapan dan Doa Babil
Instagram/@dunia_kaumhawa ©2020 Merdeka.com
Miris dan menyentuh hati, kini Babil beserta kedua orangtuanya hidup dalam kesulitan. Tidak banyak yang dipanjatkan oleh anak yang beranjak remaja ini. Babil hanya ingin agar kedua orangtuanya dapat sembuh kembali seperti semula.
“Saya ingin orangtua saya sembuh,” ungkapnya. (mdk/mta)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua kakak beradik itu pun bertahan hidup dengan memprihatinkan.
Baca SelengkapnyaVideo seorang anak down syndrome yang rela menjaga sang Ibu yang sakit bikin warganet terenyuh. Berikut informasinya.
Baca SelengkapnyaAdit bergantung hidup pada belas kasih tetangganya setiap hari
Baca SelengkapnyaDitinggal orangtua, dua bocah ini harus tinggal sebatang kara. Aksi kakak rawat adik seadanya begitu menyayat hati.
Baca SelengkapnyaPria ini rawat 2 lansia, ibunda dan bibinya yang difabel. ini banjir pujian warganet.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang baru 13 tahun, Adit harus merawat kedua orang tuanya yang menderita stroke.
Baca SelengkapnyaSaking mulianya, ada banyak warganet yang ikut tersentuh melihat aksi sang pemuda saat merawat ibu.
Baca SelengkapnyaSang kakak laki-laki ini sampai masuk grup sekolah adiknya dan dipanggil 'Bu' dikira ibunya.
Baca SelengkapnyaBocah Papua harus rela tinggal berdua dengan adiknya selama berbulan-bulan karena orang tua mereka bekerja mencari kayu gaharu di tengah hutan.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah pilu empat bocah yang ditinggal ibunya wafat kini diasuh oleh sosok berseragam.
Baca SelengkapnyaUsai viral di media sosial, begini kabar terbaru Adit yang rawat kedua ortunya di rumah yang hampir roboh.
Baca SelengkapnyaKakak beradik di Pekanbaru, Muhammad Rehan (13) dan Fajri (9) mengalami kelainan genetik Osteogenesis imperfecta (OI) atau tulang kaca.
Baca Selengkapnya