Kisah Kakek Disabilitas Penjual Balon, Hidup Susah Tapi Rajin Beri Makan Anak Jalanan
Merdeka.com - Membantu sesama tak perlu menunggu kaya terlebih dulu. Membantu sesama sesuai kemampuan pun dapat meringankan beban mereka.
Seperti yang dilakukan oleh kakek penjual balon berikut ini. Meski dengan keterbatasan fisik dan penghasilan yang minim, kakek berhati mulia ini rajin memberi makan anak jalanan.
Berikut ulasan lengkapnya.
-
Apa yang diimpikan anak kurang mampu? Melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi merupakan kesempatan yang tidak semua siswa bisa mendapatkannya. Terlebih bagi siswa yang orang tuanya berasal dari golongan kurang mampu.
-
Apa contoh kerja bakti di lingkungan masyarakat? Berikut beberapa contoh kerja bakti di lingkungan masyarakat, antara lain: Pentingnya Kerja Bakti di Lingkungan Masyarakat Kepedulian terhadap lingkungan harus ditunjukkan setiap orang.
-
Bagaimana kakek itu menunjukkan cintanya? Ya, dulunya pria berusia 97 tahun ini acapkali mengajak sang istri untuk makan siang bersama di restoran favorit mereka berdua bernama Smith’s Diner. Melansir dari laman WTOC The Southeast News Leader, kisah cinta keduanya dimulai dari tahun 1948. Begitu mengharukan, ia selalu tak lupa membawa foto mendiang sang istri yang diletakkan di meja makan.
-
Siapa yang merawat kakek tersebut? Tan berjanji untuk memberikan flatnya kepada mereka sebagai imbalan atas perawatan dan persahabatan mereka. Permintaannya termasuk agar Gu dan keluarganya sering meneleponnya, mengunjunginya seminggu sekali, membelikannya pakaian dan bahan makanan, dan menjaganya saat dia sakit.
-
Apa yang dilakukan kakek ini untuk tetap aktif? Mereka terlibat dalam berbagai kegiatan, mulai dari olahraga ekstrem hingga mengejar hobi yang unik.
-
Bagaimana gelandangan itu diberi uang? Diberi Imbalan 'Lima dollar cukup,' ujar sang tunawisma. 'Lima? Bagaimana kalau kamu ambil semuanya? Ini untukmu,' terangnya.
Kakek Disabilitas Penjual Balon Berhati Mulia
Kitabisa.com/Yayasan Anugerah Tuhan Hafara
Dilansir dari kitabisa.com, terdapat sosok kakek yang berhati mulia. Ia adalah Mbah Gayeng. Keterbatasan fisik tak menyurutkan semangat Mbah Gayeng untuk mencari rezeki.
Sehari-hari, Mbah Gayeng mengais rezeki dengan berjualan balon. Jika mendekati tanggal 17 Agustus, Mbah Gayeng akan berjualan balon berwarna merah putih dan jika laku, ia mendapat uang Rp20 ribu.
Selalu Bersyukur
Mbah Gayeng tampak selalu bersyukur di segala situasi dan kondisi. Mbah Gayeng mengatakan jika rezeki sudah diatur oleh Tuhan."Kalau nggak laku ya memang belum rezeki. Sudah ada Gusti Allah yang ngatur rezeki masing-masing, mbak," kata Mbah Gayeng seperti dikutip dari kitabisa.com.
Hidup Seorang Diri
Kitabisa.com/Yayasan Anugerah Tuhan Hafara
Mbah Gayeng diketahui hidup seorang diri di sepetak rumah kecil di sudut Kota Yogyakarta. Setiap harinya, Mbah Gayeng berjualan balon dengan satu tangan dan satu kaki."Di sepetak rumah kecil sudut Kota Yogyakarta, Mbah Gayeng hidup sebatang kara, tanpa anak dan cucu. Setiap pagi Mbah Gayeng tekun siapkan balon warna-warni hanya dengan satu tangan dan satu kaki," seperti dikutip dari kitabisa.com.
Berjualan di Pasar dan Lapangan Kotagede
Setiap harinya, Mbah Gayeng menjajakan balon di pasar dan lapangan Kotagede, Yogyakarta. "Dibawanya balon-balon itu menuju pasar dan lapangan Kotagede untuk dijajakan sampai petang. Banyak anak-anak yang melihat balon-balon Mbah Gayeng datang mendekatinya," dilansir dari kitabisa.com.
Cerita Mbah Gayeng Ajak Makan Penjual Kerupuk
Kitabisa.com/Yayasan Anugerah Tuhan Hafara
Mbah Gayeng menceritakan kisahnya pada relawan saat mengajak makan penjual kerupuk. Suatu hari, ia melihat dagangan penjual kerupuk kecil tak laku. Mbah Gayeng lantas membeli dua bungkus nasi dan memberikan satu pada penjual kerupuk tersebut. Ia mengajak penjual kerupuk itu makan bersama dan memberinya sebuah balon.
Sejak saat itu, Mbah Gayeng menyisihkan separuh penghasilannya untuk memberi makan anak jalanan. "Pernah suatu hari ada anak kecil penjual kerupuk di jalanan terus melihat balon warna-warni Mbah dari jauh."Sampai magrib, anak ini tak berani mendekat dan hanya duduk termenung di trotoar lantaran dagangan kerupuknya tidak laku.Tak berpikir panjang, Mbah Gayeng segera beranjak menuju warung makan dan membeli 2 nasi bungkus untuk diberikannya satu ke pedagang cilik itu."Ayo temani Mbah makan, nanti Mbah kasih 1 balon warna merah", perintah Mbah pada anak itu.Sejak detik itu, Mbah Gayeng selalu sisihkan separuh penghasilannya untuk dibelikan makan ke anak jalanan," seperti dikutip dari kitabisa.com. (mdk/add)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dagangannya kerap tak laku. Hal ini membuatnya terpaksa harus melewati masa sulitnya di masa tua.
Baca SelengkapnyaSimak cerita haru seorang kakek 70 tahun yang menderita stroke rela tetap bekerja demi keluarga.
Baca SelengkapnyaKakek ini diketahui berjualan di sekitar GBLA, Bandung.
Baca SelengkapnyaSemua terpaksa dilakukannya demi menyambung nyawa.
Baca SelengkapnyaIa hendak menukar beberapa sendok dagangannya dengan sepiring nasi.
Baca SelengkapnyaBegini perjuangan hidup kakek tukang becak yang kini jarang dapat penumpang. Penghasilan tak sampai Rp50 ribu sebulan.
Baca SelengkapnyaSosoknya benar-benar sabar menjalani kehidupan. Syarif pun tetap semangat mengajar ngaji anak-anak di kampungnya, meski kondisi tubuhnya kekurangan.
Baca SelengkapnyaMirisnya, ia hanya mendapat pendapatan tak seberapa dari hasil kerja kerasnya tersebut.
Baca SelengkapnyaDiakuinya, sang putra tak mau bekerja hingga masih meminta uang.
Baca SelengkapnyaPria ini mengajak bapak tukang becak untuk berbelanja ke pusat perbelanjaan.
Baca SelengkapnyaPerjuangan hidup Mbah Sulaiman, penjual balon keliling yang hidup sebatang kara dan bikin warganet sedih.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang kakek yang tinggal di pos kamling dan diberikan bantuan oleh polisi.
Baca Selengkapnya