Momen Penyerang PSS Sleman Bahagia Main Bola di Lapangan Banjir, Sebut Mirip dengan Liga Maghrib
Riko Simanjuntak bahagia main bola di lapangan banjir di Stadion Brawijaya.
![Momen Penyerang PSS Sleman Bahagia Main Bola di Lapangan Banjir, Sebut Mirip dengan Liga Maghrib](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/newsCover/2025/1/23/1737615967481-c1h4sj.jpeg)
Pada Minggu 19 Januari 2025 lalu, tuan rumah Persik Kediri menghadapi tamunya, PSS Sleman di Stadion Brawijaya, Kediri pada lanjutan pertandingan Liga 1. Namun, saat hujan deras lapangan berubah menjadi becek dan kemudian banjir.
Banyak air yang menggenang di sudut-sudut lapangan yang membuat permainan tidak bisa berjalan maksimal. Salah seorang penyerang PSS Sleman, Riko Simanjuntak justru tidak mengeluhkan masalah tersebut.
Ia mengatakan jika pengalaman bermain di stadion yang banjir mengingatkannya pada masa lalu saat masih kecil dan bermain sepak bola di kampung. Simak ulasannya sebagai berikut.
Riko Simanjuntak Bahagia Bermain di Lapangan Banjir
Kurang baiknya sistem drainase di Stadion Brawijaya Kediri, membuat para pemain dari kedua tim harus bermain dengan lapangan yang banjir. Riko Simanjuntak, eks pemain Persija yang kini bermain untuk PSS Sleman bahagia dengan kondisi itu.
Pernyataan itu ia ungkapkan dalam unggahan foto di akun Instagram pribadinya. Riko mengatakan jika momen tersebut sangatlah spesial dan yang paling dinanti-nantikan. Pasalnya, hal itu bisa mengingatkannya pada masa lalu.
“Momen yang sangat spesial yang dinanti natikan dan paling bahagia ketika saat yang ditunggu tunggu datang seperti di situasi ini,” tulis Riko di akun @riko.smnjuntak.
Sebut Mirip Liga Maghrib
![Momen Penyerang PSS Sleman Bahagia Main Bola di Lapangan Banjir, Sebut Mirip dengan Liga Maghrib](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/tempImage/2025/1/23/1737616004998-d51wr.jpeg)
Meski penuh kritik karena lapangan yang banjir, Riko justru senang bisa bermain sepak bola di Stadion Brawijaya Kediri. Hal itu karena dapat mengingatkannya pada masa kecil saat bermain sepak bola dengan kawan sambil hujan-hujanan.
Riko menyebut permainan sepak bola di kampung dengan sebutan Liga Maghrib. Pasalnya, semua permainan akan otomatis selesai ketika adzan Maghrib di masjid kampung telah berbunyi.
“Mengingatkan saya semasa kecil dulu bersama teman teman dikampung, bermain sepak bola dengan di guyup hujan yang sangat deras, menambah irama permainan sepak bola semakin seru dan penuh canda tawa,” lanjutnya.
“kalau di kampung saya dinamakan Liga Magrib. Dan gawang hanya memakai sendal,” pungkas Riko.
Akibat permainan yang kurang maksimal, pertandingan selama 90 menit tersebut tidak menghasilkan gol sama sekali. Persik Kediri dan PSS Sleman harus puas berbagi satu poin karena skor akhir di pertandingan tersebut adalah 0-0.