Nasib Tragis Bayi-Bayi di Gaza Wafat Kedinginan, Dunia Cuma Omong Kosong soal Kemanusiaan
Sebanyak tujuh bayi telah kehilangan nyawa akibat kedinginan di Gaza, dan suhu di wilayah tersebut diprediksi akan semakin menurun dalam waktu dekat.
Suhu di Gaza diprediksi akan semakin menurun. Kekhawatiran muncul karena penurunan suhu ini berpotensi menyebabkan peningkatan jumlah bayi yang meninggal dunia di wilayah tersebut.
Sebagaimana diketahui, banyak keluarga di Gaza terpaksa tidur di tenda pengungsian. Dalam keadaan ini, suhu dingin dapat dengan mudah masuk, terutama karena minimnya selimut yang tersedia untuk melindungi mereka.
"Dengan suhu yang diperkirakan akan terus menurun, sangat disayangkan bahwa lebih banyak nyawa anak-anak akan hilang akibat kondisi tidak manusiawi yang mereka alami, yang tidak memberikan perlindungan dari dingin," ungkap Manajer Komunikasi UNICEF, Ricardo Pires, kepada Anodulu pada Jumat, 3 Januari 2025.
Pires menambahkan bahwa sejauh ini sudah ada tujuh bayi, termasuk beberapa yang baru lahir, yang dilaporkan meninggal dunia akibat kedinginan dan kurangnya tempat berlindung yang layak di Gaza.
"Sangat tragis dan tidak dapat diterima bahwa sejak 23 Desember ada 7 bayi baru lahir dan bayi dilaporkan meninggal karena kedinginan dan kurangnya tempat berlindung yang memadai di Gaza" kata Pires.
Ia juga menyatakan bahwa kematian bayi-bayi tersebut sebenarnya bisa dihindari. Namun, kondisi yang semakin memburuk harus dihadapi oleh keluarga dan anak-anak di Gaza selama lebih dari 14 bulan terakhir.
"Kematian yang dapat dicegah ini memperlihatkan kondisi putus asa dan memburuk yang dihadapi keluarga dan anak-anak di seluruh Jalur Gaza selama lebih dari 14 bulan," tegas Pires.
Dengan situasi yang semakin sulit, penting bagi semua pihak untuk memberikan perhatian dan bantuan yang diperlukan agar tragedi ini tidak terus berlanjut.
Kemanusiaan di Gaza sedang mengalami krisis
Di samping suhu yang rendah, masyarakat di Gaza juga harus berjuang menghadapi krisis kemanusiaan yang lebih mendalam. Pires mengungkapkan bahwa banyak keluarga di Gaza mengalami kesulitan dalam mendapatkan tempat tinggal yang layak, asupan gizi yang cukup, serta akses terhadap layanan kesehatan yang memadai.
"Efek akibat dingin, seperti radang dingin dan hipotermia, menimbulkan risiko serius bagi anak-anak kecil di tenda-tenda dan tempat penampungan sementara lainnya yang tidak dilengkapi dengan peralatan memadai untuk cuaca dingin," katanya.
Pires menambahkan bahwa bagi bayi baru lahir, anak-anak, dan mereka yang memiliki masalah kesehatan, ancaman yang dihadapi menjadi semakin parah dan mendesak.
UNICEF Mengirimkan Selimut dan Pakaian Hangat ke Gaza
Pires menyatakan bahwa meskipun dalam kondisi yang sangat sulit, UNICEF tetap berkomitmen untuk "terus bekerja tanpa lelah". Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendistribusikan pakaian musim dingin, selimut, dan perlengkapan darurat kepada anak-anak yang sangat membutuhkan.
Namun, untuk dapat menyelamatkan keluarga-keluarga di Gaza, diperlukan skala bantuan yang jauh lebih besar.
"Namun, kemampuan lembaga-lembaga kemanusiaan untuk memberikan bantuan yang menyelamatkan jiwa dalam skala yang dibutuhkan masih sangat terbatas," tambahnya, menunjukkan tantangan yang dihadapi dalam memberikan bantuan yang efektif.