Perjuangan Apriyani Rahayu jadi Atlet Bulutangkis, Raket Kayu sampai Dihina Pendek
Merdeka.com - Pasangan ganda putri Apriyani Rahayu dan Greysia Polii mengharumkan nama Indonesia pada laga final bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020. Keduanya sukses membawa pulang medali emas.
Sosok Apriyani Rahayu, gadis asal Sulawesi ini merebut atensi. Ada cerita haru sebelum Apriyani sukses menjadi atlet bulutangkis profesional.
Raket kayu, berjualan sayur, hingga dihina pendek adalah sebagian kenangan Apriyani semasa kecil. Seperti apa ceritanya? Berikut ulasannya, dilansir dari kanal YouTube Indosportdotcom, Rabu (4/8/21).
-
Siapa pesaing utama Rizki Juniansyah? Shi Zhiyong dari China, yang tidak berhasil mendapatkan medali, adalah pesaing utama Rizki Juniansyah.
-
Apa profesi perempuan tersebut? Perempuan tersebut terlihat sedang menjamu tamunya dengan sangat baik.Mereka kemudian berbincang panjang dan menjelaskan masing-masing latar belakangnya. Perempuan pemilik warung sekaligus tukang pijat itu pun akhirnya mengaku bahwa ia bekerja di bidang tersebut karena terpaksa.
-
Apa prestasi yang diraih Rizki Juniansyah? Atlet kelahiran Banten, Rizki Juniansyah, yang berusia 21 tahun, telah mengukuhkan dirinya sebagai lifter terkuat di kelas 73 kilogram Olimpiade Paris 2024. Pada Olimpiade Paris 2024, Rizki Juniansyah berhasil memenangkan medali emas di nomor 73kg putra.
-
Apa yang membuat Rizky Febian terkenal? Dengan suara yang unik dan kemampuan alami dalam mengekspresikan emosi melalui lagu, Rizky dengan cepat memperoleh tempat di hati para penggemar musik di tanah air.
-
Siapa wanita tersebut? Wanita tersebut, berpostur sekitar 155 sentimeter diperkirakan hidup bersama suaminya pada abad ke-9.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Sempat Jual Sayur
Siapa sangka, gadis asal Konawe, Sulawesi Tenggara itu kini menjadi pebulutangkis andal. Putri dari pasangan Sitti Jauhar dan Ameruddin ini mendapatkan pendidikan serta kasih sayang yang tak terhingga semasa kecil.
Di usianya yang belia, gadis berusia 23 tahun itu telah diajarkan sang ibunda untuk berusaha mandiri dan tahan banting. Ia menjadi penjual sayuran untuk mendapatkan uang saku.
Instagram/@r.apriyanig ©2021 Merdeka.com
"Mama saya itu suka tanam-tanam seperti cabai rawit, sayur, jagung, gitu-gitu. Di halaman belakang rumah itu kan luas, nah dipetik-petikin itu sama mama saya terus diikat terus dia bilang gini 'Ani, kan kau tidak ada uang jajan, ini kau pergi jual ini sayur'. Jadi sudah seperti itu mengajarinya," katanya.
Raket Kayu jadi Penolong
Begitu pula dengan sosok sang ayah Apriyani yang memberikan perhatian begitu besar. Kegemaran Apriyani untuk bermain bulutangkis berawal dari kebiasaannya bersama salah seorang tetangga di dekat rumah.
"Gadai perhiasan untuk itu (beli raket) betul. Karena waktu itu saya ingat banget waktu saya kecil, di depan rumah itu halaman lumayan besar, tetangga saya itu laki-laki dan dia juga suka main bulutangkis," terangnya.
Instagram/@r.apriyanig ©2021 Merdeka.com
Melihat putrinya gemar bermain bulutangkis dengan teman sebayanya, sang ayah pun inisiatif untuk membuatkan raket kayu bagi Apriyani. Sebab, orangtua Apriyani tak memiliki cukup uang untuk membeli raket bulutangkis.
"Karena saya enggak ada raket, saya pakai raket kayu dibuatkan sama opande (ayah). Benar-benar dari kayu, di situ main saja kita berdua, koknya pun juga sudah yang rusak, gak apa-apa, main terus," jelasnya.
Dihina Pendek
Namun, ada saja orang yang beranggapan negatif melihat kegemaran Apriyani. Tak menyadari potensi Apriyani, banyak orang yang dulu sempat menghina dirinya lantaran fisik.
Ia dianggap tak cukup tinggi untuk menjadi seorang atlet bulutangkis.
"Ada beberapa orang yang menyepelekan. Waktu itu dibilang postur saya pendek lah, enggak mungkin lah Apri jadi pemain orang pendek, banyak yang seperti itu," ucapnya.
Namun, Apriyani terus melangkah. Ia mendapatkan dukungan yang terus mengalir dari keluarga hingga kini mampu mengharumkan nama Ibu Pertiwi tepat menjelang hari perayaan ulang tahun Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
©2021 AFP/Alexander Nemenov
"Tapi opande sama omande (ibu) bilang, terus jalan," paparnya. (mdk/mta)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia dididik jadi seorang pekerja keras oleh kedua orang tuanya
Baca SelengkapnyaCyntya Afrianti Amala (17), warga Kendangsari Surabaya yang berjualan peyek sambil merangkak viral di medsos.
Baca SelengkapnyaSeorang pria membagikan curhatan pilunya setelah dihujat oleh warganet hanya karena membuat video saat berjualan.
Baca SelengkapnyaRatmi berada di titik terendah saat memulai usaha keripik bayam.
Baca SelengkapnyaSetiap hari ia harus mengumpulkan botol dan plastik untuk dijual.
Baca SelengkapnyaSempat viral karena bekerja sebagai kuli panggul sambil kuliah, wanita ini kini sukses meraih sarjana.
Baca SelengkapnyaPratama Arhan dikenal luas setelah penampilannya mengesankan di Piala AFF 2020 dan berhasil meraih gelar pemain muda terbaik.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang memutuskan untuk resign dari kantor dan merintis usaha dari nol di kampung halaman.
Baca SelengkapnyaBerasal dari keluarga yang tidak berkecukupan, ia rela banting tulang mencari rezeki sebagai seorang penjual es lilin demi membiayai sang ibunda dan neneknya.
Baca SelengkapnyaEjekan dari teman-teman sekolahnya tak lantas menyurutkan semangatnya.
Baca SelengkapnyaMemperluas jejaring dan perbanyak sedekah menjadi kunci yang Adibayu yakini menjadi perantara kesuksesannya saat ini.
Baca SelengkapnyaIde untuk berjualan karena dia ingin memiliki uang jajan tambahan tanpa harus meminta kepada orang tuanya.
Baca Selengkapnya