Sosok Panglima Majapahit Sepupu Gajah Mada, Makamnya Dulu Sering Didatangi Soeharto
Merdeka.com - Surabaya menjadi salah satu kota yang memiliki banyak cerita jejak peninggalan Kerajaan Majapahit. Salah satunya, di kota ini terdapat sebuah makam panglima perang Majapahit yang bernama Eyang Kudo Kardono alias Raden Kudo Kardono.
Kudo Kardono sendiri diketahui masih memiliki hubungan erat dengan Patih Gajah Mada. Makamnya terletak di daerah Jalan Cempaka 25, Tegalsari, Surabaya. Dulunya, makam Kudo Kardono disebut sering didatangi oleh Jenderal Soeharto sebelum menjadi presiden RI. Simak ulasan selengkapnya:
Sosok Panglima Majapahit
-
Di mana Ir. Soekarno diasingkan? Melansir dari situs indonesia.go.id, pada tanggal 6 Februari 1949, Ir. Soekarno, Agus Salim, Mohammad Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo pun diasingkan ke Muntok yaitu Pesanggrahan Menumbing.
-
Mengapa Soekarno sering mengunjungi Datuk Mujib? Datuk Mujib terkenal dengan ajaran-ajarannya yang disebarkan melalui syair. Dari situlah, Presiden Soekarno kerap datang ke kediamannya untuk berguru.
-
Kapan Presiden Soekarno berpidato di Kotanopan? Bagian bawahnya terdapat tulisan 'Presiden Soekarno berdiri di tangga Pesanggrahan Kotanopan ketika berpidato pada rapat raksasa di Kotanopan 16 Juni 1948'.
-
Apa nama asli Soekarno? Soekarno dahulu terlahir dengan nama Kusno.
-
Kenapa Soeharto mencari Kunarto? 'Aneh,' pikir Kunarto. Ikan itu sudah diserahkannya pada pengawal, tapi kenapa malah tidak disajikan.
-
Dimana Presiden Soekarno berpidato di Kotanopan? Di Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal terdapat sebuah bangunan bernilai sejarah tinggi serta menjadi saksi bisu gejolak pasca kemerdekaan.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, jika Eyang Kudo Kardono adalah panglima perang kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Raja Jayanegara atau Kalagemet sekitar tahun 1309 sampai 1328. Nama asli sang panglima adalah Raden Kudo Kardono.
Berdasarkan cerita, disebutkan jika ia merupakan komandan perang kepercayaan Raja Jayanegara. Konon, Kudo Kardono merupakan saudara sepupu dari Mahapatih Majapahit, Gajah Mada.
Zaman dulu, Kudo Kardono pernah menumpas pemberontak kerajaan bernama Ra Kuti pada 1319 masehi. Ia dikirim oleh Jayanegara untuk melawan Kuti. Keperkasaan dan keberanian Yudo Kardono makin terlihat saat mengalahkan Ra Kuti.
Karena keberhasilannya, Kudo Kardono mendapat hadiah tanah perdukan di Sungai Asin (kini menjadi daerah Kaliasin). Kemudian, dia mengembangkan kawasan bernama Tegal Bobot Sari atau yang kini menjadi Tegalsari.
Area Makam Eyang Kudo Kardono
Makam Eyang Kudo Kardono disebut sebagai lokasi di mana ia dulunya membangun pertahanan untuk melawan pemberontak yang dipimpin Ra Kuti. "Jadi nama Kudo itu artinya 'kuda berwarna sembrani putih'. Sedangkan, Kar sendiri artinya adalah 'peta' atau saat itu Eyang Yudo ini adalah pengurus daerah di sekitar sini saat zaman Majapahit dulu," kata nenek penjaga makam bernama Sri Poniati saat ditemui Liputan6.com, Senin, (23/10/2017) dilansir merdeka.com, Minggu (5/2/2023).
Foto: Liputan6 ©2023 Merdeka.com
Ketika memasuki area makam, terdapat gapura berwarna hitam-putih serta patung burung elang dan buah pala di atasnya. Di lahan seluas 1.700 meter persegi itu terdapat lima makam yang dikeramatkan. Letak makam Eyang Yudo Kardono berada di tengah areal lokasi tersebut menghadap ke utara, diyakini cambuk dan tombak tertanam di makam itu.
Soeharto Sering Berkunjung
Foto: Liputan6 ©2023 Merdeka.com
Memasuki ruang pemakaman ada dua kuburan yang merupakan pengikut setia Kudo Kardono. Kemudian, di dalam ruangan terdapat makam sang Panglima beserta istri dan ketiga anaknya. Di tempat ini, biasanya banyak pengunjung datang meminta petunjuk dan berdoa sesuai yang mereka inginkan. Bahkan, Presiden ke-2 RI Soeharto juga disebut pernah datang ke tempat tersebut. Kala itu, Soeharto berkunjung sebelum menjabat sebagai presiden. "Beliau sering tirakatan di pesarean ini," kata Mbah Pon membeberkan.Di area pemakaman Eyang Kudo Kardono juga terdapat bangunan mirip candi yang di dalamnya ada tiga patung. Sanggar atau candi ini sering dipakai tempat sembahyang untuk umat Hindu.
(mdk/khu)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar menilai sosok Soekarno sebagai figur yang konsisten membela rakyat kecil.
Baca SelengkapnyaJuru kunci makam keluarga Presiden RI kedua, Jenderal Soeharto, Sukirno menceritakan, ada 3 bakal calon presiden (bacapres) telah mengunjungi Astana Giribangun
Baca SelengkapnyaPrabowo juga bersahabat dengan Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Baca SelengkapnyaCapres Prabowo Subianto berziarah ke makam Presiden RI ke-1 Soekarno
Baca SelengkapnyaPresiden terpilih Prabowo Subianto semakin menunjukkan kedekatan dengan keluarga Presiden ke-2 Soeharto.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam akan berkunjung ke Universitas Brawijaya setelah berziarah.
Baca SelengkapnyaHingga kini, masih banyak orang yang melakukan pertapaan di sana.
Baca SelengkapnyaGanjar terlihat didampingi istrinya, Siti Atikoh dan putranya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar. Begitu pula dengan Mahfud MD ditemani istri, Zaizatun Nihayati.
Baca SelengkapnyaPertapaan di dataran tinggi Dieng Ini selalu ramai pengunjung karena dipercaya permudah urusan studi hingga menikah.
Baca SelengkapnyaMayjen Kunto Arief Wibowo tunjukkan tanah makam yang sudah 'dipesan' olehnya.
Baca SelengkapnyaIa melanjutkan perjuangan ayahnya sebagai negarawan yang sangat mencintai Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenyambut datangnya bulan suci Ramadan 1445 Hijriyah, Mayjen Kunto dan Istri melakukan ziarah ke makam orangtua dan putra sulungnya.
Baca Selengkapnya