Terbengkalai 1 Abad, Rumah Mewah ini Tempat 'Harta Karun' Zaman Penjajahan Belanda
Merdeka.com - Indonesia memiliki deretan cerita sejarah yang menarik untuk diketahui. Salah satu daerah yang kental dengan sejarah nusantara ialah Kota Semarang, Jawa Tengah.
Di antara rentetan peristiwa sejarah tersebut, ada satu bangunan yang menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia bertahan dan melawan kolonialisme. Sayangnya, bangunan itu kini terbengkalai dan tak terawat.
Berikut ulasan selengkapnya, dilansir dari kanal YouTube Rizquna Channel, Kamis (5/1/22).
-
Apa yang tersisa dari bangunan tua Semarang? Yang tersisa saat ini hanyalah paviliun pelengkap bangunan utama.
-
Apa saja bangunan tua yang ada di Kampung Melayu Semarang? Bangunan-bangunan tuanya, seperti Masjid Menara, gedung tua tak bernama, dan Menara Syahbandar, menyimpan cerita menarik dari masa lampau.
-
Dimana Rumah Bersejarah itu berada? Rumah sederhana itu berada di lereng Gunung Prau sebelah timur, tepatnya di Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal.
-
Bagaimana ornament bangunan tua Semarang? Ada pula konsul dan angin-angin berbahan besi tebal, serta keramik kotak kecil-kecil yang warnanya sudah tak lagi sama antara satu sama lain karena saking uzurnya.
-
Kenapa bangunan tua Semarang bergaya Indische? Arsitektur itu menunjukkan sebuah kelas sosial di mana waktu itu kaum borjuis Tionghoa meninggalkan gaya tradisional mereka karena ingin terlihat sejajar dengan Belanda melalui bangunan gaya barat.
-
Siapa pemilik bangunan tua di Semarang? Seperti diketahui dari postingan itu, rumah besar tersebut dulunya adalah milik pengusaha sandal merek 'Orie' berdarah Tionghoa, Ong Ing Yip.
Bangunan Mewah Terbengkalai
Semarang rasanya selalu identik dengan kuliner khasnya yang melegenda maupun berbagai bangunan tua khas Belanda. Di balik ketenaran Semarang sebagai kota yang kerap dikunjungi wisatawan, ada salah satu bangunan yang rupanya luput dari penglihatan.
Padahal, bangunan tersebut memiliki cerita sejarah yang begitu kental di dalamnya. Bangunan itu tak lain berupa rumah tua dengan aksen mewah pada zamannya.
Bangunan dua lantai tersebut diketahui terletak di Ungaran. Usut punya usut, bangunan yang mirip dengan istana megah itu dahulu kala difungsikan sebagai penyimpanan harta karun zaman kolonial Belanda.
YouTube Rizquna Channel ©2023 Merdeka.com
"Saya mengeksplor salah satu bekas bangunan mewah sekali, dulunya bekas penyimpanan harta karun zaman penjajahan Belanda," terang sang pemilik video.
Terbengkalai Selama 1 Abad
Berdasarkan pemaparan salah satu warga di sekitar lokasi, bangunan mewah itu kini tak lagi dioperasikan. Bahkan, bangunan dengan kesan megah itu telah terbengkalai selama lebih dari satu abad.
"Ini sudah lama terbengkalai berapa tahun bang?" tanyanya.
YouTube Rizquna Channel ©2023 Merdeka.com
"Sudah 1 abad, ini kan didirikan pada tahun 1916 dan dinonaktifkan itu pada tahun 1919," terang salah satu warga.
"Jadi dari 1919 sampai sekarang sudah terbengkalai," lanjutnya.
Bekas Penyimpanan Harta Karun
Bukan tanpa alasan bangunan tersebut didirikan pada tahun 1913. Dengan desainnya yang luas dan megah, bangunan tersebut diketahui dulu kala difungsikan untuk menyimpan 'harta karun' yakni segala hasil bumi milik masyarakat Semarang dan sekitarnya.
Hasil bumi tersebut tak lain berupa palawija hingga makanan pokok yang mendukung kebutuhan masyarakat pada zaman kolonial Belanda. Seperti diketahui, saat itu rempah-rempah merupakah sebuah kemewahan bagi bangsa Eropa.
"Historisnya, ini bangunan dulu tempat penyimpanan rempah-rempah seperti palawija dan bahan-bahan pokok," ceritanya.
YouTube Rizquna Channel ©2023 Merdeka.com
"Itu tak lain hasil bumi dari Semarang dan sekitarnya," sambungnya.
Dibangun Masyarakat Sebagai Tempat Persembunyian Hasil Bumi
Meski terbilang luas dan mewah, tak terkira bangunan tersebut didirikan langsung oleh masyarakat. Harapannya, bangunan tersebut dapat melindungi bahan pangan mereka dari penjajah.
Sebab, pihak kolonial disebut tengah getol mencari berbagai hasil bumi terutama rempah-rempah untuk dibawa langsung ke Eropa. Hasilnya pun tentu dinikmati para kolonial.
YouTube Rizquna Channel ©2023 Merdeka.com
Masyarakat pun tentu tak menginginkan hal tersebut. Dengan berbagai cara, ditemukan lah upaya untuk membangun sebuah gedung mewah nan luas sebagai tempat penyimpanan makanan yang kala itu seolah bak 'harta karun'.
"Takutnya kalau diambil penjajah-penjajah Belanda. Makanya dibuat bangunan ini," ungkapnya.
"Jadi bukan dibangun sama Belanda?" tanya sang presenter.
"Bukan, karena pada waktu itu agresi militer Belanda itu sedang getolnya untuk mencuri rempah-rempah hasil dari Semarang lalu mungkin dijual ke Eropa dan sebagainya," tukasnya. (mdk/mta)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ruang tamu, pekarangan, hingga sejumlah ruangan di dalamnya nampak begitu luas.
Baca SelengkapnyaGedung itu menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat Boja dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia
Baca SelengkapnyaNama benteng ini diambil dari seorang bangsawan Inggris bernama Keningin Anne van England.
Baca SelengkapnyaInilah pemandangan rumah Isye Sumarni ketika dilihat dari depan. Yang menarik, rumah ini dikelilingi oleh kebun yang hijau dan asri.
Baca SelengkapnyaBenteng ini dulu jadi simbol kekuatan penjajah setelah menaklukan Kesultanan Banten.
Baca SelengkapnyaGedung ini saksi bisu pendudukan Belanda di Babat, Lamongan
Baca SelengkapnyaSelabintana dulunya merupakan tempat berlibur orang-orang Eropa dari Batavia.
Baca SelengkapnyaMenurut orang-orang tua yang menjadi saksi peristiwa itu, bom tepat jatuh di atas kubah masjid namun tidak hancur.
Baca SelengkapnyaSeperti apa penampakan dari rumah mewah yang kini terbengkalai tersebut?
Baca SelengkapnyaGedung itu terdaftar sebagai situs cagar budaya pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaBangunan dengan gayaarsitektur eklektisisme ini jadi saksi masa kolonialisme Belanda di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenjara ini juga jadi saksi pembantaian para pemuda pejuang kemerdekaan Indonesia
Baca Selengkapnya