Tolak Jadi Menteri, ini Sepak Terjang Hashim Djojohadikusumo Pebisnis Andal Bertangan Dingin
Berikut sepak terjang Hashim Djojohadikusumo pebisnis handal bertangan dingin yang tolak menjadi menteri.
Presiden Terpilih Prabowo Subianto memanggil sejumlah tokoh untuk bergabung dalam kabinetnya mendatang. Saat ini, Prabowo masih meramu susunan jabatan yang akan diisi oleh sejumlah tokoh.
Puluhan nama tokoh yang telah dipanggil kini mengikuti pembekalan di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Namun ternyata, ada sejumlah tokoh yang menolak tawaran untuk menjadi menteri di Kabinet Prabowo-Gibran.
Salah satunya adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo. Dikenal sebagai pebisnis andal bertangan dingin, Hashim memilih membantu sang kakak dari luar.
Lantas bagaimana sepak terjang Hashim Djojohadikusumo pebisnis handal bertangan dingin yang tolak menjadi menteri? Melansir dari berbagai sumber, Kamis (17/10), simak ulasan informasinya berikut ini.
Tolak Tawaran Jadi Menteri
Sosok yang menolak masuk di Kabinet Prabowo-Gibran adalah Hashim Djojohadikusumo. Sebagaimana diketahui, pengusaha andal Indonesia ini merupakan adik kandung dari Presiden Terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto.
Meski bersaudara, Hashim menolak untuk berada di Kabinet Prabowo. Ia menegaskan tidak akan mengambil jabatan sebagai menteri di pemerintahan sang kakak. Hal itu bahkan sudah dikatakan oleh Hashim sejak akhir Agustus lalu.
Walaupun menolak menjadi menteri, Hashim mengatakan akan tetap membantu sang kakak. Bukan dari dalam, melainkan dari luar pemerintahan.
"Saya ditawarkan tapi saya menolak, saya kira lebih baik saya di luar," ujar Hashim pada akhir Agustus 2024 lalu.
Pebisnis Andal Bertangan Dingin
Anak bungsu dari pasangan Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar ini memang dikenal sebagai pebisnis andal bertangan dingin. Ia mengawali kariernya sebagai anak magang analis keuangan di sebuah bank investasi di Prancis.
Ia kemudian memasuki dunia bisnis dengan menjadi direktur di Indo Consult. Berkat tangan dingin Hashim, perkembangan bisnis dan perusahaannya pun semakin melaju pesat. Ia pun akhirnya mulai mengakuisisi PT. Semen Cibinong melalui perusahaannya bernama PT. Tirta Mas.
Belum berhenti di sana, Hashim juga mulai menanamkan sahamnya di Bank Niaga dan Bank Kredit Asia. Hal itulah yang membawa Hashim menjadi salah satu konglomerat Indonesia.
Ia kemudian membeli Kiani Kertas bersama Prabowo. Kiani Kertas sendiri merupakan perusahaan eks-Bob Hasan yang bermarkas di Kalimantan Timur.
Hashim juga berhasil menguasai konsesi lahan hutan sebesar 97 hektare yang tersebar di Aceh Tengah setelah berhasil menyelamatkan perusahaan Prabowo. Di mana kemudian mendorongnya untuk terus memperluas jaringan bisnis hingga memiliki 3 juta hektare perkebunan, konsesi hutan, tambang batubara dan ladang migas di Aceh hingga ke Papua.
Laporan Forbes tahun 2012 mengklaim bahwa Hashim Djojohadikusumo sebagai salah satu pria terkaya di Asia dengan kekayaan mencapai US$850 juta atau setara dengan Rp20.5 Triliun.
Akan tetapi, Kiani Kertas justru kerap mengalami masalah keuangan. Pada awal tahun 2014, terjadi protes buruh yang belum menerima gaji selama 5 bulan.
Pemilik Arsari Group
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya ini juga dikenal sebagai pemilik perusahaan Arsari Group. Pada tahun 2008, Raden Syahfar mendirikan Arsari Pratama, sebuah perseroan terbatas yang bergerak di bidang usaha umum.
Arsari Pratama ini kemudian dikenal sebagai Arsari Group. Arsari Group merupakan perusahaan induk dari berbagai bisnis dalam negeri yang telah dia rintis jauh sebelumnya. Beberapa di antaranya bergerak di bidang Agribisnis, Pertambangan, Kehutanan, serta Perdagangan dan Logistik.
Bisnis jangka panjang untuk terus memenuhi kebutuhan yang ada adalah konsep bisnis pilihannya. Dalam konteksnya, saat ini, Arsari Group berkonsentrasi pada bisnis Energi Terbarukan yang berfokus pada energi biomassa dan surya, serta sumber daya air yang berkelanjutan. Selain itu, Arsari Group juga berfokus pada pertambangan khususnya yang mempunyai potensi pasar yang luas di industri elektronik.
Bagi Hashim, energi terbarukan adalah bisnis yang sangat menguntungkan dalam waktu dekat. Hal ini lantaran minyak mentah, gas bumi dan batu bara di Indonesia akan segera habis.
Sebagai pebisnis yang percaya pada bisnis jangka panjang, Hashim percaya bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk keluar dari bisnis energi fosil dan memasuki bisnis energi terbarukan. Tentu saja dengan mempertimbangkan kondisi dan data yang ada.
Dengan cara ini, Ia percaya akan mendapatkan keuntungan yang maksimal sekaligus bisa memberikan kembali kepada kemanusiaan dan keberlanjutan planet, alam dan lingkungan.
Arsari Group tercatat juga memiliki kelompok usaha di bidang lainnya. Mulai dari budidaya mutiara dan perikanan serta perdagangan, seperti Bima Sakti Bahari dan Tirtama Mutiara.
Salah satu lokasi budidaya mutiara dan perikanan berada di Bima, Nusa Tenggara Barat.
Sedangkan kawasan pengelolaan hutan wisata, Arsari Group memiliki Wana Wisata Indah.
Kemudian di bidang pertambangan, Arsari Group menjalankan bisnis peleburan timah dibawah PT. Mitra Stania Prima.
50 Orang Terkaya di Indonesia
Melansir dari laman Forbes, Hashim Djojohadikusumo masuk ke dalam deretan 50 orang terkaya di Indonesia pada tahun 2020. Ia berada di urutan nomor 40 dengan total kekayaan mencapai US$685 juta, seperti tercatat pada 12 September 2020.
Dijelaskan oleh Forbes, kekayaan Hashim berasal dari perusahaannya yang memiliki investasi di perkebunan kelapa sawit, pulp dan kertas, pertambangan, logistik dan jasa kargo.
Bukan hanya itu saja, Arsari Group juga telah membangun pusat rehabilitasi harimau Sumatera yang terancam punah di Sumatera.