Wanita Jepara Jadi Sosok Paling Ditakuti Penjajah Portugis, Ternyata Baru Dinobatkan Jadi Pahlawan Nasional Usai 400 Tahun Wafat
Siapa sangka Kabupaten Jepara pernah memiliki wanita perkasa yang disegani Bangsa Portugis. Ini informasinya.
Siapa sangka Kabupaten Jepara pernah memiliki wanita perkasa yang disegani Bangsa Portugis.
Wanita Jepara Jadi Sosok Paling Ditakuti Penjajah Portugis, Ternyata Baru Dinobatkan Jadi Pahlawan Nasional Usai 400 Tahun Wafat
Melansir dari akun TikTok @mariaabiring, Jumat (5/1) kisah wanita pemberani asal Jepara yang ditakuti Portugis menarik untuk diulas.
Sosok itu adalah Ratu Kalinyamat atau yang bernama asli Retna Kencana merupakan salah satu wanita nusantara yang masuk dalam catatan sejarah Bangsa Portugis.
Retna Kencana merupakan puteri Sultan Trenggono, raja Demak (1521-1546).
Pada usia remaja ia dinikahkan dengan Pangeran Kalinyamat.
Pangeran Kalinyamat merupakan pendatang dari luar Jawa dan merupakan seorang saudagar Tiongkok bernama Win-tang.
Win-tang bersama ayahnya mendirikan desa Kalinyamat yang saat ini berada di wilayah Kecamatan Kalinyamatan, sehingga ia pun dikenal dengan nama Pangeran Kalinyamat.
Dirinya pun berhasil menikahi Retna Kencana putri Sultan Demak, sehingga istrinya itu kemudian dijuluki Ratu Kalinyamat.
Ratu Kalinyamat menjadi pemimpin tunggal Jepara selama 30 tahun sejak 1549 sampai 1579.
Pimpin Perang Melawan Portugis
Pada 1549 Ratu Kalinyamat memimpin langsung perlawanan melawan Portugis.
Kala itu ia memiliki sebuah kapal besar yang diberi nama Jung Java yang konon lebih besar dari milik Portugis.
Pada tahun 1574 sultan Aceh meminta bantuan Ratu Kalinyamat untuk menyerang Malaka kembali.
Ratu akhirnya mengirim 300 kapal berisi 15.000 prajurit Jepara. Pasukan yang dipimpin oleh Ki Demang Laksamana itu baru tiba di Malaka bulan Oktober 1574.
Padahal saat itu pasukan Aceh sudah dipukul mundur oleh Portugis.
Pasukan Jepara yang terlambat datang akhirnya kalah meski sudah membangun wilayah pertahanan.
Sebanyak 30 buah kapal Jepara terbakar. Pihak Jepara mulai terdesak, tetapi tetap menolak perundingan damai karena terlalu menguntungkan Portugis.
Sebanyak enam kapal perbekalan yang dikirim Ratu Kalinyamat direbut Portugis. Pihak Jepara semakin lemah dan memutuskan pulang.
Atas kekalahan itu hanya sekitar sepertiga saja yang tiba di Jawa dengan selamat.
Meski kalah, nama Kalinyamat sangat dikenal oleh Portugis sebagai wanita pemberani sampai saat ini.
Bahkan Portugis mencatatnya sebagai rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige Dame, yang berarti "Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani".
Baru Jadi Pahlawan Nasional Usai 400 Tahun Wafat
Sosok Ratu Kalinyamat nyatanya memiliki andil besar dalam sejarah nusantara melawan penjajah.
Meski demikian, status kepahlawanannya tidak diperolehnya sejak dulu namun baru beberapa waktu yang lalu.
Status kepahlawanannya sempat dua kali ditolak lantaran dugaan kisahnya merupakan mitos dan legenda saja.
Bahkan keberadaan makamnya saja tidak cukup membuktikan bahwa Ratu Kalinyamat memang benar-benar sosok yang nyata.
Namun semua alasan tersebut terpatahkan karena adanya bukti primer berupa catatan Portugis yang menyebut sosok Ratu Kalinyamat.
Kala itu seorang mahasiswa S3 di Portugal yang menemukan kabar tersebut dan membuat peneliti datang langsung ke Porto untuk meriset.
Di sanalah ditemukan catatan para misionaris yang ikut saat Portugis menyerang.
Dalam catatan tersebut tertulis nama wanita yang disebut Rainha de Jepara yang artinya Ratu Jepara.
Bahkan Diego de Couto dalam bukunya Da Asia menyebutkan bahwa ratu ini adalah ratu jepara yang dikenal kaya raya, berkuasa dan menakutkan.
Pemerintah Indonesia melalui Presiden Jokowi akhirnya baru memberikan gelar pahlawan nasional pada Hari Pahlawan 10 November 2023.