5 Nestapa pembangunan Indonesia Timur dianaktirikan
Merdeka.com - Usia Republik ini sudah mencapai 68 tahun. Namun belum semua rakyat Indonesia benar-benar merasakan kemerdekaan. Itu sangat dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di kawasan Indonesia Timur.
Indikator sederhananya, pembangunan di kawasan Indonesia Timur jauh tertinggal dibanding dengan di kawasan Indonesia bagian Barat ataupun Indonesia Tengah. Hal itu diakui oleh Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Emil Salim beberapa waktu lalu.
Pembangunan perekonomian Indonesia saat ini disebut masih terpusat di darat dengan fokus daerah Jawa, Sumatera dan Bali. "Pembangunan Indonesia masih berfokus di darat, karena darat masih mengarah Jawa, Sumatera dan Bali. Ini menghancurkan negara kesatuan. Indonesia bukan daratan saja, tapi kelautan dari Sabang sampai Merauke," kata Emil dalam seminar nasional maritim di Balai Kartini, Jakarta beberapa waktu lalu.
-
Dimana potensi besar Hydropower di Indonesia? Seperti sungai Mamberamo yang memiliki potensi 24 ribu Megawatt (MW) di Papua. Kemudian Sungai Kayan di Kalimantan Utara memiliki potensi 13 ribu MW yang nantinya akan digunakan sebagai sumber listrik untuk Green Industrial Park di Kalimantan. Ini adalah potensi besar yang bisa kita manfaatkan untuk masa depan bumi dan masa depan generasi penerus,' paparnya.
-
Apa kendala pengembangan migas di Indonesia Timur? Namun, untuk kembangkan Indonesia timur perlu banyak inisiatif. Salah satunya dari sisi penyediaan infrastruktur. “Akses market juga penting, infrastruktur di timur berbeda dengan di Indonesia bagian barat. Kalau di barat sudah ada bahkan tersambung ke Singapura, ada juga ke Pulau Jawa. Sementara di timur sedikit infrastruktur, hanya dihubungkan oleh LNG. Sementara market juga belum ada, belum banyak industri di sana (Indonesia timur),“ paparnya.
-
Dimana sumber daya alam di Indonesia? Sumber Daya Alam di Indonesia sangat beragam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
-
Mengapa Indonesia melihat CCS sebagai potensi ekonomi besar? Pemerintah melihat Indonesia memiliki potensi ekonomi besar dengan Carbon Capture Storage.
-
Bagaimana Petronas memaksimalkan potensi migas di Indonesia Timur? Seperti yang dilakukan Petronas di sumur Hidayah, Yuzaini menjelaskan teknologi menjadi kunci penting dalam perburuan cadangan migas di Indonesia bagian Timur. “Paling penting lihat data dan teknologi, Hidayah discovery, sebelum drill dieksekusi, kita lakukan eksplorasi dan selesaikan seismik dengan teknologi terbaru. Teknologi ini terus berkembang, itu kuncinya. Kami percaya diri dengan potensi di Indonesia bagian timur, itulah kenapa kami di sana,“ pungkas Yuzaini.
-
Di mana kawasan potensial untuk investasi di Jakarta? Dia bilang, jika IKN benar-benar menjadi ibu kota, maka kawasan sekitar Monas, Masjid Istiqlal dan Bundaran Hotel Indonesia (HI) direncanakan menjadi area potensial untuk investasi dan perubahan peruntukan menjadi wilayah komersial.
Kondisi ini cukup memprihatinkan mengingat besarnya potensi perekonomian di Indonesia Timur. Sebut saja di sektor energi, minyak dan gas bumi.
Staf Ahli Menteri ESDM bidang Kelembagaan dan Perencanaan Strategis Ign Wiratmaja Puja pernah menuturkan bahwa Indonesia masih mempunyai cadangan minyak dan gas bumi (Migas) dalam jumlah besar. Cadangan migas tersebut terdapat di kawasan Indonesia bagian timur dan belum dapat dimanfaatkan atau dieksplorasi karena kondisi geografis yang terbilang sulit.
Dilihat dari sisi usaha kecil menengah (UKM), potensinya juga masih sangat besar. Daerah-daerah di Indonesia Timur menyimpan potensi produk unggulan yang bisa dimaksimalkan untuk bersaing dengan produk negara lain. untuk itu diperlukan pelbagai upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia sekaligus menciptakan wirausaha baru.
Soal potensi kelautan tak perlu diragukan. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menetapkan tiga wilayah laut di Indonesia timur sebagai lumbung ikan nasional. Dengan demikian, industri ikan tangkap diharapkan bisa fokus pada aspek peningkatan produksi.
Pengusaha yang tergabung dalam kamar dagang dan industri (Kadin) mengakui, ada tindakan ekstra supaya daerah tak lagi ketinggalan. Salah satunya, integrasi potensi utamanya 12 propinsi di wilayah timur Indonesia. Sebab, ke depan mereka optimis wilayah timur akan menjadi pusat bisnis agro dan energi yang ujungnya akan memberikan peluang perekonomian Indonesia.
"Kunci pengembangan agro harus integrasi, tidak bisa secara parsial," kata Ketua Kadin Nusa Tenggara Barat (NTB) Herry Prihatin.
Emil Salim mengakui untuk mengembangkan Indonesia Timur dibutuhkan pendekatan yang tepat yakni yang berbasis maritim dan kelautan. Salah satu caranya dengan mengembangkan sisi perkapalan hingga dermaga sehingga bisa menyatukan Timur dan Barat Indonesia. Bukan hanya itu, pengembangan SDM untuk mengelola sumber daya mineral, migas lepas pantai, energi gelombang harus terus dikembangkan.
Sayangnya, besarnya potensi di Indonesia Timur belum dimanfaatkan secara serius. Merdeka.com mencatat beberapa nestapa yang menggambarkan tertinggalnya pembangunan di Indonesia Timur. Berikut paparannya.
Pemda tak niat bangun infrastruktur
Pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini diakui masih belum merata. Pembangunan masih terpusat hanya di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Sedangkan, Indonesia Timur seolah tertinggal dan tidak ada perkembangan.
Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Emma Sri Martini mengakui kondisi ini terjadi karena tidak aktifnya pemerintah daerah untuk membangun. Padahal, menurutnya, jika pemda mau, PT SMI sangat siap mendanai pembangunan.
Kita ingin sekali masuk ke situ. Pemerintah setempat tidak menggerakkannya. Technical study belum ada. Sepanjang batasan kita siap danai. Penyerapan dana idle kita cepat di proyek. Sepanjang proyek memungkinkan. Kalau proyek tidak valueable itu pemerintah yang membiayai," tutupnya.
Proyek pemerintah minim
Dalam masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI), pemerintah telah menetapkan 40 proyek yang potensial untuk digarap dan rencananya bakal di ground breaking pada 2017. Dari 40 proyek yang disiapkan pemerintah, kebanyakan berada di koridor Jawa dan Sumatera.
Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Daerah Lucky Eko Wuryanto menyebutkan, total investasi 40 proyek ini mencapai Rp 337 triliun.
Berdasarkan data KP3EI, koridor dengan nilai investasi terbesar adalah koridor Jawa dan Sumatera. Di koridor Jawa akan dibangun 10 proyek dengan kebutuhan investasi mencapai Rp 113 triliun. Sedangkan di koridor Sumatera akan dibangun 12 proyek dengan investasi Rp 111 triliun.
Proyek-proyek pembangunan di koridor luar Jawa dan Sumatera cenderung lebih sedikit. Di koridor Sulawesi hanya 7 proyek dengan kebutuhan investasi Rp 61 triliun. ?Koridor Kalimantan hanya akan dibangun 5 proyek dengan investasi Rp 41 triliun.
Di pintu gerbang pariwisata yakni koridor BaliNusa Tenggara hanya akan dibangun 3 proyek dengan investasi Rp 41 triliun. Di koridor terjauh dari pusat ibu kota yakni koridor PapuaKepulauan Maluku hanya akan dibangun 2 proyek dengan nilai investasi Rp 3,3 triliun.
Kekurangan tenaga pendidik
Kawasan Indonesia Timur kerap disebut sulit maju lantaran kekurangan tenaga pendidik. Hal itu diakui Sekretaris Daerah Maluku, Ros Far Far. Dia bercerita langsung di depan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar serta Kepala BKN Eko Sutrisno dalam acara Rakornas Aparatur Sipil Negara Tahun 2014.
Dalam ceritanya, Ros mengeluhkan kurangnya guru di daerah Maluku. Maluku sangat tidak diminati masyarakat karena terdiri dari pulau-pulau kecil yang jaraknya cukup jauh dari kota. Ros merasa kesal daerah lain seperti perkotaan malah kelebihan guru.
"Kami kurang guru, dokter spesialis. Saya sampai menawarkan kerja sama dengan Universitas dan saya kasih insentif Rp 10 juta per bulan, rumah saya bayar biaya kontraknya, saya kasih kendaraan, tapi tidak ada yang mau," jelas Ros dalam Rakornas yang diadakan di Manggala Wanabakti, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Bertahun-tahun jadi anak tiri
Sejak Indonesia merdeka, negeri ini khususnya wilayah timur belum mengalami perubahan yang berarti. Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Koordinator Wilayah Timur Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Annar Salahuddin Sampetoding.
Menurutnya, permasalahan utama yang belum terselesaikan adalah infrastruktur, bahkan tertinggal dari Indonesia bagian tengah dan barat.
"Kita push bagaimana Indonesia bisa setara dengan Indonesia bagian barat dan tengah. Sejak 20 tahun yang lalu masalah-masalah itu saja yang kita perjuangkan," kata Annar di Menara Kadin, Jakarta, Jumat (14/6).
Pengusaha enggan kembangkan listrik
Ceruk pasar penyediaan tenaga listrik di Tanah Air sebetulnya besar sekali. Namun karena tingkat permintaan di wilayah timur, seperti Maluku dan Papua masih rendah, pengusaha terpaksa bersikap pragmatis dan memilih fokus mengembangkan listrik di kawasan barat Indonesia.
"Indonesia itu populasi semua di Barat, Kalimantan Barat ke Sumatera. Sementara ke arah timur, masih kurang. Jadi kita memilih fokus kembangkan (pembangkit) di Barat. Tapi juga jangan di Jawa, karena sudah matang sistemnya," kata Direktur Utama Medco Energy Fazil Erwin Alfitri saat ditemui di Nusa Dua, Bali, beberapa waktu lalu.
Langkah serupa dilakukan oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Direktur Umum PGE Slamet Riadhy mengaku anak perusahaan PT Pertamina itu tahun depan belum akan melakukan ekspansi ke Indonesia Timur.
"Tahun depan fokus PGE mengembangkan lagi (pembangkit yang sudah ada) dan membangun power plant. Akhir 2014, kami menargetkan bisa memproduksi listrik 512 MW sampai 600 MW," ujarnya.
Slamet mengakui eksplorasi masih tetap dilakukan, namun fokusnya juga masih di Pulau Sumatera. Bila ingin dilirik pengembang kelistrikan, industri harus tumbuh di kawasan Indonesia timur. Sebab selama ini,ada perkembangan positif dalam pasar penyedia tenaga listrik Tanah Air ketika sebuah daerah memiliki kawasan industri, seperti di Pulau Batam yang memiliki tiga perusahaan swasta pesaing PLN.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut adalah tiga hal yang menjadi penghambat meluasnya jaringan 5G.
Baca SelengkapnyaIndonesia barat masih menyimpan sejumlah harta karun minyak dan gas bumi (migas) yang bisa dieksplorasi.
Baca SelengkapnyaAda beberapa alasan mengapa penerapan 5G terkesan lama.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menilai pemerintah hanya fokus membangun di darat, bukan perairan.
Baca SelengkapnyaKunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi kementerian dan kebijakan industrinya.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah menetapkan target produksi migas nasional sebesar 1 juta barel minyak per hari dan 12 ribu MMscfd gas pada 2030.
Baca SelengkapnyaGuru Besar Hukum Pidana Universitas Pancasila Agus Surono mengatakan, tantangan terbesar dalam pengelolaan SDA adalah masalah deforestasi.
Baca SelengkapnyaPembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam penerapan ekonomi hijau.
Baca SelengkapnyaEkonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca SelengkapnyaMengapa Fosil Dinosaurus Tidak Pernah Ditemukan di Indonesia? Alasannya Ternyata Klasik
Baca SelengkapnyaIndonesia punya semua persyaratan untuk menjadi negara maju
Baca Selengkapnya