AdaKami Soal Debitur Bunuh Diri: Hingga Saat Ini Belum Ada Identitas Korban
Ia bilang investigasi lanjutan sudah dialihkan ke penegak hukum berdasarkan kewenangan yang diatur dalam undang-undang yang berlaku.
Ia bilang investigasi lanjutan sudah dialihkan ke penegak hukum berdasarkan kewenangan yang diatur dalam undang-undang yang berlaku.
AdaKami Soal Debitur Bunuh Diri: Hingga Saat Ini Belum Ada Identitas Korban
AdaKami Soal Debitur Bunuh Diri: Hingga Saat Ini Belum Ada Identitas Korban
Direktur Utama AdaKami, Bernardino Moningka Vega, mengatakan masih belum mendapatkan laporan dari publik maupun pemilik akun mengenai data diri atau identitas lengkap terduga korban bunuh diri nasabah injaman online (pinjol) yang sempat viral beberapa waktu lalu.
Bernardino mengaku perusahaan telah memenuhi panggilan Bareskrim Polri untuk memberikan keterangan.
Ia bilang investigasi lanjutan sudah dialihkan ke penegak hukum berdasarkan kewenangan yang diatur dalam undang-undang yang berlaku.
"Hingga saat ini belum ada identitas korban, nama korban, KTP dan sebagainya. Sudah dialihkan ke penegak hukum," ujar Bernardino dalam konferensi pers Penjelasan AdaKami dan AFPI di Jakarta, Jumat (6/10).
Ia pun meminta kepada masyarakat jika memiliki informasi tambahan terkait identitas terduga korban melalui layanan konsumen AdaKami di 15000-77 atau melalui hello@cs.adakami.id dengan subyek ‘Lapor Bukti’.
"Sekali lagi kalau ada berita tambahan atas dugaan ini, kita terbuka, bahwa AdaKami selalu terbuka dan menunggu data tambahan terhadap dugaan korban bunuh diri ini," pinta Bernardino.
Untuk itu, AdaKami belum bisa menyatakan sikap terhadap kabar viral tersebut. Termasuk dengan menempuh proses hukum atas pencemaran nama baik.
"Sekarang ini kita serahkan investigasi ke penegak hukum, polisi. Kalau ada pertanyaan apa yang akan kita lakukan, bilamana hoaks, kita tunggu dulu hasil investigasi dari polisi, apa hasil dari itu," kata Dino.
Dino mengatakan informasi yang diterima sejauh ini korban tinggal di Baturaja, Sumatera Selatan.
Kabarnya, peristiwa itu terjadi antara bulan Mei dan Juni.
"Jadi kita fokus ke situ. Kita belum fikirbapa yang akan kita lakukan kalau berita itu betul atau tidak. Kita tunggu hasil penyidikan polisi," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Kuseryansyah mengatakan AFPI masih terus mendampingi proses mencari kebenaran berita viral yang menyeret pinjol AdaKami.
Mengingat AdaKami sebagai salah satu anggota AFPI.
Dia bilang jika kasus ini ternyata tidak terbukti, maka menjadi catatan buruk yang perlu menjadi perhatian khusus dalam industri keuangan.
“Jika berita viral mengenai korban bunuh diri yang diduga akibat teror debt collector AdaKami ini tidak terbukti kebenarannya, ini menjadi preseden buruk bagi industri," kata Kuseryansyah.
"AFPI ingin menjaga industri bertumbuh sehat, dipercaya masyarakat untuk memperkuat fungsi industri fintech lending yakni meningkatkan akses pembiayaan bagi masyarakat underbanked dan underserved termasuk UMKM,”
kata dia mengakhiri.