Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

AS Terancam Bangkrut & Gagal Bayar Utang, LPS: Kita Lebih Pintar dari Amerika

AS Terancam Bangkrut & Gagal Bayar Utang, LPS: Kita Lebih Pintar dari Amerika Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) masih dihantui kebangkrutan (default) karena gagal bayar utang. Negosiasi pemerintah dengan DPR setempat untuk menaikkan plafon utang negara masih belum menemukan titik terang.

Terkait hal tersebut, Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa menilai belum ada dampak buruk bagi Indonesia jika AS gagal bayar utang. Jika hal tersebut benar terjadi, maka rating utang Negara Paman Sam itu akan turun. Sementara rating utang AS turun dari yang saat ini di rangking A+.

"Kalau dia turun kita jadi naik harusnya. Jadi netral to positive ke kita, kalau ke Amerika negatif. Ya kita bersyukur lah kita lebih pintar sedikit dari pada Amerika," kata Purbaya di Jakarta, Rabu (24/5).

Purbaya menuturkan negara maju yang mengalami ancaman gagal bayar utang seperti di AS belum pernah ada sebelumnya. Apalagi dengan rating utang AA.

"Ini kan peristiwa yang belum pernah terjadi di mana utang negara terbesar yang peringkatnya AA paling tinggilah," kata dia.

Mengingat peristiwa ini belum pernah terjadi sebelumnya, maka dampaknya bagi Indonesia pun masih belum diketahui. Namun dari sisi fundamental ekonomi, Purbaya menilai hampir tidak ada dampaknya bagi Tanah Air.

"Kalau jatuh tiba-tiba gagal bayar apa dampaknya kita belum tahu, tapi kalau dari sisi fundamental ekonomi hampir tidak ada," kata dia.

Dampak yang terasa tentunya akan dirasakan langsung oleh AS, semisal nilai tukar dolar melemah dan mengganggu pasar modal di sana. Namun dia meyakini, baik Pemerintah AS maupun DPR sudah mengetahui dampak yang terjadi jika negara gagal bayar utang atau mengalami kebangkrutan.

"Tapi saya pikir mereka enggak akan cukup bodoh dengan membiarkan ini terlalu lama, ini kan mungkin dari sisi politik aja ya," kata dia.

Masing-masing pihak, kata Purbaya sudah mengetahui berbagai risiko yang terjadi jika terjadi default. Salah satunya dari sisi rating utang yang akan berpengaruh saat pemerintah gagal bayar utang.

"Kan sekarang A+ bunganya rendah, kalau default nanti isu utang lagi pasti ratingnya harusnya turun," kata dia.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China

AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Ternyata Begini Dampak Parah Bakal Dirasakan Indonesia Jika Ekonomi AS Resesi
Ternyata Begini Dampak Parah Bakal Dirasakan Indonesia Jika Ekonomi AS Resesi

Angka pengangguran yang melonjak tak terduga di Amerika Serikat (AS).

Baca Selengkapnya
Daftar Terbaru 10 Negara Paling Banyak Utang, Indonesia Nomor Berapa?
Daftar Terbaru 10 Negara Paling Banyak Utang, Indonesia Nomor Berapa?

Utang Indonesia masih berada di bawah utang India sebesar USD629 miliar atau setara Rp9.800 triliun.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Global Melemah Dipengaruhi Dinamika Negara-Negara Maju
Ekonomi Global Melemah Dipengaruhi Dinamika Negara-Negara Maju

Sri Mulyani mengatakan perekonomian global masih melemah saat ini

Baca Selengkapnya
Dampak Resesi Ekonomi AS ke Industri Migas Indonesia, Investasi Bakal Kabur?
Dampak Resesi Ekonomi AS ke Industri Migas Indonesia, Investasi Bakal Kabur?

Hudi meyakini proyek Banyu Urip Infill & Clastic yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) masih tetap berlanjut dan target onstream dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati

Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tarik Utang Baru Rp600 Triliun Tahun Depan, Buat Apa?
Pemerintah Tarik Utang Baru Rp600 Triliun Tahun Depan, Buat Apa?

Ini penjelasan Kementerian Keuangan mengenai utang baru Rp600 triliun.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Dolar AS Terus Menguat, Menko Airlangga Minta Masyarakat Tak Panik
Nilai Tukar Dolar AS Terus Menguat, Menko Airlangga Minta Masyarakat Tak Panik

Airlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.

Baca Selengkapnya
Utang Jatuh Tempo RI Capai Rp800 Triliun pada 2025
Utang Jatuh Tempo RI Capai Rp800 Triliun pada 2025

Kepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Prabowo Harus Bayar Utang Negara Rp800 Triliun di 2025
Pemerintah Prabowo Harus Bayar Utang Negara Rp800 Triliun di 2025

Kemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Tahun Depan Diprediksi Bakal Bertengger di Level Rp16.350 per USD
Kurs Rupiah Tahun Depan Diprediksi Bakal Bertengger di Level Rp16.350 per USD

Shinta menilai mebijakan devisa hasil ekspor (DHE), local currency transaction (LCT), SRBI, dan SVBI belum dapat menjaga nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Anak Buah Sri Mulyani Sebut Utang Pemerintah Tak akan Bebani Masyarakat Kelas Menengah
Anak Buah Sri Mulyani Sebut Utang Pemerintah Tak akan Bebani Masyarakat Kelas Menengah

Rasio utang pada Agustus sendiri ini di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.

Baca Selengkapnya