Beda Strategi OJK Tingkatkan Literasi Keuangan Masyarakat Desa dan Kota
Merdeka.com - Literasi keuangan masyarakat masih menjadi pekerjaan rumah bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022, tingkat literasi keuangan secara nasional baru 49,68 persen.
Tak hanya itu, berdasarkan strata wilayah, tingkat literasi keuangan di pedesaan dan perkotaan pun masih ada gap yang tinggi. Tingkat literasi keuangan di pedesaan baru mencapai 48,43 persen, sedangkan di perkotaan sudah mencapai 50,52 persen.
Hal ini menunjukkan strategi yang digunakan untuk meningkatkan literasi keuangan berdasarkan wilayahnya berbeda. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK, Aman Santosa mengatakan literasi keuangan di pedesaan dibuat lebih sederhana.
-
Bagaimana kualitas pendidikan yang tidak merata berdampak pada literasi? Kualitas pengajaran di sekolah-sekolah yang terpencil atau kurang berkembang sering kali tidak sebaik di kota-kota besar, sehingga siswa di wilayah tersebut tidak mendapatkan pendidikan yang optimal.
-
Bagaimana cara OJK meningkatkan literasi keuangan? OJK telah meluncurkan program Desaku Cakap Keuangan dan Sobat Sikapi Mahasiswa yang bertujuan untuk menjadi duta edukasi keuangan di masyarakat.
-
Apa dampak dari tingginya angka putus sekolah terhadap literasi? Ketika anak-anak keluar dari sistem pendidikan formal, mereka kehilangan akses terhadap pembelajaran dan bahan bacaan yang dapat meningkatkan literasi mereka.
-
Bagaimana daerah bisa tingkatkan literasi ekonomi syariah? Caranya, ujar Ma'ruf pemerintah daerah bisa melakukan kolaborasi. 'Bangun kolaborasi guna meningkatkan penelitian dan pengembangan di sektor-sektor unggulan ekonomi syariah,' ujarnya.
-
Siapa yang menyatakan pentingnya literasi keuangan? Suwandi Ahmad, Chief Data Officer Lokadata.id, menyatakan bahwa kemudahan akses dan kecepatan transaksi menjadi alasan utama tingginya adopsi fintech di kalangan generasi muda. Ia juga menekankan pentingnya literasi keuangan untuk menghindari masalah, seperti penggunaan berlebihan terhadap layanan fintech.
-
Mengapa OJK fokus pada literasi dan inklusi keuangan? 'Kesejahteraan masyarakat sangat tergantung kepada dua hal kalau dilihat dari aspek keuangan, yaitu literasi atau mengerti bagaimana harus memahami risiko, dan inklusi yaitu masyarakat harus mudah untuk berurusan dan mengakses lembaga jasa keuangan,' kata Dian, Sabtu (28/10) malam.
"Kalau di desa enggak usah macam-macam, misalnya gimana cara kelola keuangan yang baik, mengenalkan produk yang tepat," kata Aman dalam Kick Off Generic Model Ekosistem Keuangan Inklusif di Tanah Datar, Sumatera Barat, Rabu (21/6) malam.
Tak hanya soal pengetahuan umum, literasi keuangan di pedesaan juga memperkenalkan sistem kredit dari perbankan. Salah satunya kredit yang dibiayai oleh Lembaga Keuangan Mikro (LMK) dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Hal ini dilakukan agar masyarakat terbebas dari jebakan maut rentenir.
"Termasuk skema kredit dari pemda bernama Kredit Melawan Rentenir ini sudah cukup," kata Aman.
Sasaran utama literasi keuangan di pedesaan yakni mendorong masyarakat menggunakan produk legal dari yang ilegal. Mengajak masyarakat untuk berpikir logis. "Di desa itu didorong pakai produk yang legal hindari ilegal, kemudian supaya pikir logis. Jangan mau diimingi tawaran investasi menjanjikan tapi tak masuk akal," katanya.
Literasi Keuangan di Perkotaan
Sementara itu, literasi keuangan di perkotaan kata Aman jauh lebih mudah karena masyarakat secara tidak langsung sudah sering mendapatkan informasi. Ini tidak terlepas dari akses informasi dan infrastruktur yang lebih memadai.
"Sehingga orang lebih cepat menerima materi komunikasi yang disebarkan berbagai pihak," kata Aman.
Adapun materi yang digunakan untuk literasi keuangan di perkotaan menyasar produk keuangan yang berkaitan dengan teknologi. Seperti halnya saham, kripto dan sebagainya.
"Di kota kita bicara dengan melek keuangan ekonomi cukup maju, kebutuhan produk perbankan makin canggih. Dengan mahasiswa kita kenalkan saham bahkan kenalkan kripto dan sebagainya supaya hati-hati," kata Aman. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
OJK berkomitmen akan terus mengedukasi masyarakat mengenai sektor jasa keuangan pada berbagai aspek.
Baca SelengkapnyaPihaknya memberikan edukasi finansial kepada masyarakat termasuk pengenalan produk keuangan, dan manajemen keuangan dalam kehidupan setelah pernikahan.
Baca SelengkapnyaSedangkan indeks literasi keuangan syariah tercatat lebih rendah mencapai 39,11 persen dan indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12,88 persen.
Baca SelengkapnyaPeningkatan inklusi keuangan penting untuk meningkatkan kapasitas masyarakat agar tidakmengakses aktivitas ilegal di sektor jasa keuangan.
Baca Selengkapnyaindeks inklusi keuangan menggunakan parameter penggunaan terhadap produk dan layanan keuangan.
Baca SelengkapnyaBI mencatat transaksi quick response code Indonesia standard alias QRIS pada April 2024 tumbuh 175,44 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca SelengkapnyaHasil SNLIK tahun 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen. Sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2023, tingkat inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 88,7 persen, atau lebih tinggi dari tahun 2022 yang sebesar 85,1 persen.
Baca SelengkapnyaOJK mencatat, tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih rendah.
Baca SelengkapnyaTingkat literasi asuransi syariah di Indonesia hanya mencapai 3,99 persen, jauh lebih rendah dibandingkan literasi asuransi konvensional.
Baca SelengkapnyaPesatnya teknologi digital saat ini membuat masyarakat dapat dengan mudah melakukan aktivitas keuangan.
Baca SelengkapnyaKegiatan tersebut bagian dari upaya OJK dalam memberikanedukasi mengenai literasi keuangan.
Baca Selengkapnya