Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bisnis Toko Buku di Indonesia Tergerus Digitalisasi dan Minat Baca Rendah

Bisnis Toko Buku di Indonesia Tergerus Digitalisasi dan Minat Baca Rendah Ngabuburit di toko buku. ©2016 Merdeka.com/Anisyah Al Faqir

Merdeka.com - Toko buku Gunung Agung mengumumkan menutup secara permanen seluruh toko buku yang masih beroperasi. Tahun 2023, menjadi tahun terakhir operasional seluruh gerai Gunung Agung.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan penutupan toko buku dalam skala besar tidak hanya terjadi di Indonesia. Bhima merujuk pada sebuah statistik yang menunjukan selama periode awal tahun 2000 hingga 2019, sebanyak 50 persen toko buku, tutup secara permanen.

"Bahkan dalam sebuah statistik menyebutkan Amerika Serikat di periode 1998-2019 itu terjadi penutupan 50 persen toko buku. Jadi dari 12.000 toko buku tersisa tinggal 6.000, hilang setengahnya," ujar Bhima kepada merdeka.com, Senin (22/5).

Menurut Bhima, ada dua faktor terbesar toko buku berhenti beroperasi. Pertama, digitalisasi memudahkan masyarakat mendapatkan informasi secara efisien. Bahkan, menurut Bhima, sebelum kecerdasan buatan seperti artificial intelligence (AI) secara masif digunakan, pamor buku sudah mulai memudar.

Eksistensi toko buku semakin pudar saat masyarakat dewasa ini menggunakan AI dalam mendapatkan informasi secara lengkap. "Bahkan sekarang dengan hadirnya AI seperti ChatGPT sangat mudah memperoleh informasi yang kita inginkan secara spesifik," ujarnya.

Faktor kedua tumbangnya bisnis toko buku yaitu minat baca pemuda kurang. Mendapatkan kemudahan informasi, membaca buku secara fisik menurut Bhima sudah tidak lagi relevan bagi generasi anak muda.

"Memang minat baca buku yang berkurang terutama di generasi muda. Sukanya baca berita yang instan," pungkasnya.

Namun, Bhima menuturkan bahwa tren penutupan toko buku di Indonesia tidak membuat bisnis ini mati. Justru, segmentasi pasar buku akan semakin beragam dan lebih eksklusif.

"Penerbitan-penerbitan independent angkanya di beberapa justru terus tumbuh. Kenapa? Penjualan dilakukan lewat online, tidak harus tergantung penerbitan skala besar, penjualannya juga beragam enggak harus mengandalkan toko buku fisik. Itu yang membuat beberapa segmentasi penerbitan toko buku independen itu justru diburu," jelasnya.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Dulu Jadi Pusat Belanja Teramai dan Terbesar, Kini Kawasan Blok M dari Mal hingga Terminal Sepi Akibat Terdampak Digitalisasi
FOTO: Dulu Jadi Pusat Belanja Teramai dan Terbesar, Kini Kawasan Blok M dari Mal hingga Terminal Sepi Akibat Terdampak Digitalisasi

Kawasan yang dulu ramai dan menjadi tempat favorit warga DKI Jakarta untuk belanja kini terlihat sepi.

Baca Selengkapnya
Toko Buku Gunung Agung Tinggal Kenangan
Toko Buku Gunung Agung Tinggal Kenangan

Hanya tinggal menghitung hari Toko Buku Gunung Agung ditutup total.

Baca Selengkapnya
Survei: Tren Membaca Buku di Jepang Turun
Survei: Tren Membaca Buku di Jepang Turun

Informasi di media sosial dan internet memicu warga Jepang mulai jarang membaca buku.

Baca Selengkapnya
FOTO: Menyusuri Lorong Gelap Pasar Tanah Abang
FOTO: Menyusuri Lorong Gelap Pasar Tanah Abang

Hiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.

Baca Selengkapnya
Jumlah Pengusaha UMKM di Bali Melonjak dari 13.000 Jadi 443.000
Jumlah Pengusaha UMKM di Bali Melonjak dari 13.000 Jadi 443.000

Berdasarkan survei dari MetrixLab pada tahun 2024, sinergi Tokopedia dan ShopTokopedia juga menarik lebih banyak pengguna loyal.

Baca Selengkapnya
FOTO: Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah Turun, Ini Faktor Pemicunya
FOTO: Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah Turun, Ini Faktor Pemicunya

BI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.

Baca Selengkapnya
FOTO: Keluh Pedagang Meratapi Pasar Tanah Abang yang Kian Sepi Pengunjung Karena Toko Online
FOTO: Keluh Pedagang Meratapi Pasar Tanah Abang yang Kian Sepi Pengunjung Karena Toko Online

Sepinya pengunjung Pasar Tanah Abang membuat omzet para pedagang terus ambruk.

Baca Selengkapnya
Nasib Pedagang Pasar Tanah Abang: Jualan Seharian Cuma Dapat Rp110.000
Nasib Pedagang Pasar Tanah Abang: Jualan Seharian Cuma Dapat Rp110.000

Sepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.

Baca Selengkapnya
Industri Tekstil Indonesia Merosot, Waspada PHK Massal Mengintai
Industri Tekstil Indonesia Merosot, Waspada PHK Massal Mengintai

Angka ini meningkat drastis dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sekitar 25.000 orang yang di-PHK.

Baca Selengkapnya
FOTO: Promo Buy 1 Get 3, Toko Buku Gunung Agung Kwitang Diserbu Warga, Antrean Sampai Membludak
FOTO: Promo Buy 1 Get 3, Toko Buku Gunung Agung Kwitang Diserbu Warga, Antrean Sampai Membludak

Toko Buku Gunung Agung memberikan promo buy 1 get 3 untuk memikat para pengunjung jelang tutup permanen.

Baca Selengkapnya
Kondisi Miris Kelas Menengah: Dulu Belanja Bulanan, Kini Hanya Belanja Kebutuhan Harian
Kondisi Miris Kelas Menengah: Dulu Belanja Bulanan, Kini Hanya Belanja Kebutuhan Harian

Ada perbedaan signifikan pada kelompok kelas menengah yang berbelanja menjadi lebih sedikit.

Baca Selengkapnya
FOTO: Pengunjung Sepi, Pedagang Buku di Pasar Kenari Berjualan Secara Online
FOTO: Pengunjung Sepi, Pedagang Buku di Pasar Kenari Berjualan Secara Online

Kondisi Pasar Kenari yang sepi pengunjung membuat pedagang buku memutar otak untuk mendapatkan pembeli.

Baca Selengkapnya