BNI Syariah tak revisi target meski suku bunga acuan naik
Merdeka.com - Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman mengaku tidak akan merevisi target kinerja perusahaan pasca kenaikan suku bunga acuan yang saat ini berada di angka 5,25 persen.
"Kami sudah melakukan stress test, apabila BI sampai menaikkan suku bunga acuan sebesar 6,5 persen, dampaknya tidak begitu signifikan terhadap kinerja Perseroan," tuturnya di Jakarta, Kamis (26/7).
Anak usaha PT Bank Negara Indonesia (BBNI) tersebut optimistis dapat mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya. "Rasa-rasanya kita optimis pada apa yang kita targetkan. Kita sudah melakukan beberapa simulasi dan sepertinya kita bakal bisa untuk capai target," ujarnya.
-
Kenapa BRI menilai kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan? Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Kenapa saham BRI naik 61,5 kali lipat? Apabila mempertimbangkan stock split dan right issue, sampai dengan saat ini, tercatat saham BBRI telah naik 61,5 kali lipat apabila dibandingkan dengan harga pada saat IPO.
-
Bagaimana BRI mempertahankan kinerja positif di tengah ketidakpastian? “Keberhasilan BRI Group menjaga kinerja positif tersebut ditunjukkan dari asset yang secara konsolidasian meningkat 9,93% year on year (yoy) menjadi Rp1.851,97 triliun. Pertumbuhan aset tersebut juga diiringi dengan perolehan laba dalam 9 bulan yang mencapai sebesar Rp44,21 triliun atau tumbuh 12,47% yoy“, jelasnya.
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
SEVP Finance & Operation PT BNI Syariah Wahyu Avianto juga berpendapat sama. Menurutnya, kenaikan suku bunga acuan tidak akan berpengaruh besar pada kinerja perusahaan.
"Ini tentu mempengaruhi kualitas pembiayaan kita, yang kemudian aksesnya ke permodalan, namun kita sudah lakukan simulasi, meskipun suku bunga acuan naik 5,25 menjadi 6,5 persen, tak akan berpengaruh besar terhadap pembiayaan. Sebab, pembiayaan yang dilakukan bersifat murabaha yang sifatnya tetap atau fixed," ujarnya.
Selanjutnya, Wahyu menambahkan, suku bunga acuan BI dampaknya terbilang kecil terhadap tingkat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/car).
"Dampaknya nggak signifikan, cuma 0,1 persen terhadap CAR. Dengan simulasi kenaikan nilai tukar sampai Rp 20 ribu, suku bunga acuan 6,5 persen, CAR kita itu hanya turun 0,1 persen," tandasnya.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga ini dilakukan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.
Baca SelengkapnyaKe depan tren penurunan suku bunga kebijakan negara maju khususnya Amerika Serikat terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaDengan demikian, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility 7 persen.
Baca SelengkapnyaErwin menyatakan, penahanan BI 7 Days Reverse Reporter Rate (BI7DRR) ini juga bermaksud untuk menjaga nilai tukar Rupiah yang tengah dalam tekanan hebat.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia yang memutuskan menaikkan suku bunga acuan di level 6,25 persen pada bulan April 2024.
Baca SelengkapnyaPerry memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya selama 3 bulan kedepan secara berturut-turut hingga akhir tahun.
Baca SelengkapnyaPenurunan suku bunga ini bagian dari upaya penguatan dan stabilitas nilai tukar Rupiah untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaKebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.
Baca SelengkapnyaPerry menjelaskan keputusan ini diambil agar tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability.
Baca Selengkapnya