Cerita Jokowi Tengah Malam Telepon Kapolri Bahas Bentrokan di Rempang
Tengah malam, Presiden langsung menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit membahas bentrok tersebut.
Tengah malam, Presiden langsung menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit membahas bentrok tersebut.
Cerita Jokowi Tengah Malam Telepon Kapolri Bahas Bentrokan di Rempang
Jokowi Tengah Malam Telepon Kapolri Bahas Bentrokan di Rempang
Bentrok yang terjadi antara masyarakat Pulau Rempang dengan anggota polisi menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tengah malam, Presiden langsung menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit membahas bentrok tersebut.
Jokowi mengatakan, bentrok antara masyarakat dan polisi terjadi karena minimnya komunikasi. Untuk itu, kata Jokowi, perlu ada komunikasi lebih lanjut.
"Tengah malam saya telepon Kapolri, ini ada yang salah komunikasikan di bawah. Mau diberi ganti rugi, diberi rumah, tapi mungkin lokasinya belum tepat. Nah ini mungkin yang belum dikomunikasikan," kata Jokowi saat menghadiri Sewindu Program Strategi Nasional (PSN), Rabu (13/9).
Jokowi mengatakan jika ada permasalahan baik masalah lahan, anggaran, urusan perizinan harus segera dikomunikasikan dan mencari solusi-solusi inovatif.
Kalau ada dampak buruk terhadap masyarakat dari pekerjaan Proyek Strategi Nasional (PSN), maka perlu ada ganti untung.
"Karena saya ulang sekali lagi. Saya tekankan PSN memberi manfaat untuk rakyat bukan sebaliknya, untuk menderitakan masyarakat," kata Jokowi.
"Urusan kayak gitu aja sampai Presiden," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, Masyarakat Pulau Rempang bergeming, atas relokasi sebagaimana rencana pemerintah yang akan membangun kawasan Rempang Eco City, di pulau tersebut. Akibatnya, bentrok antara masyarakat dengan polisi pecah.
Sebelumnya, Jokowi sudah mengutus Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia membangun komunikasi kepada masyarakat Rempang. Sebagaimana diketahui, kawasan di Pulau Rempang masuk sebagai Program Strategis Nasional (PSN).
Pemerintah akan menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat industri, jasa, dan juga sektor pariwisata yang digarap oleh PT Makmur Elok Graha. Dari proyek ini, ditargetkan bisa meraup investasi hingga ratusan triliun di masa depan.
Untuk mewujudkan wacana tersebut, warga asli Pulau Rempang pun menolak keras relokasi dan penggusuran rumah yang sudah mereka tinggali.
Mengutip dari beberapa sumber, Pulau Rempang memiliki luas lebih kurang 165 Km yang masih termasuk dalam wilayah administrasi Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Terdapat dua kelurahan yaitu Rempang Cate dan Sembulang.
Pulau Rempang terhubung dengan pulau-pulau lain melalui enam buah jembatan Barelang. Nama Barelang adalah singkatan dari Batam, Rempang, dan Galang.
Pulau Rempang berjarak 3 Km dari Pulau Batam dan terhubung pada jembatan Barelang ke-5 dengan Pulau Galang di sisi Selatan.
Penghuni Pulau Rempang pada zaman dahulu hidup di pondok-pondok tanpa dinding dan hanya beratap. Bahkan, mereka tak hanya tinggal di pulau tersebut, melainkan juga mobilisasi ke Pulau Batam lalu membaur dengan orang-orang Melayu.