Data Pelanggan KAI Diduga Bocor, Sistem Face Recognition Masih Aman?
Ramai postingan di akun X terkait kabar diretasnya data pelanggan KAI.
Ramai postingan di akun X terkait kabar diretasnya data pelanggan KAI.
Data Pelanggan KAI Diduga Bocor, Sistem Face Recognition Masih Aman?
Warganet dihebohkan dengan isu yang menyebutkan bahwa data pelanggan PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah diretas oleh hacker. Kabar ini dibagikan oleh akun X (Twitter) @TodayCyberNews.
"Sebuah kelompok peretas mengklaim telah mengakses data sensitif, termasuk info karyawan, detail pelanggan, dan lainnya dari perusahaan kereta api Nasional Indonesia," tulis akun @TodayCyberNews.
Lantas bagaimana respon PT KAI?
VP Public Relations KAI Joni Martinus memastikan bahwa data pelanggan KAI aman. Saat ini, seluruh sistem operasional IT, pembelian tiket online KAI, serta layanan Face Recognition Boarding Gate di semua stasiun masih berjalan dengan baik.
Joni menekankan, bahwa sistem face recognition boarding gate alias pemindai wajah yang dimiliki KAI telah ditunjang dengan keamanan data pelanggan yang baik. Mengingat, KAI telah memiliki manajemen keamanan informasi yang baik.
"KAI sudah mengimplementasikan Sistem Manajemen Keamanan Informasi berstandar internasional ISO 27001 tentang Standardisasi Manajemen Keamanan Informasi," ujar Joni.
Untuk langkah lebih lanjut, KAI akan bekerja sama dengan pihak berwajib mengusut kasus tersebut. KAI berkomitmen tidak akan tunduk akan kejahatan pemerasan ini.
"KAI secara berkala terus meningkatkan keamanan siber demi kenyamanan para pelanggan untuk tetap menggunakan jasa transportasi massal kereta api yang nyaman, aman dan tepat waktu," pungkas Joni.
Melansir laman resmi perusahaan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) mulai mengujicobakan fasilitas Face Recognition Boarding Gate di Stasiun Bandung sejak 28 September 2022 lalu. Face Recognition Boarding Gate tersebut bertujuan untuk mempermudah pelanggan KA Jarak Jauh yang ingin naik kereta api, tanpa perlu repot-repot menunjukan berbagai dokumen seperti boarding pass fisik, e-boarding pass, KTP, ataupun dokumen vaksinasi.Face Recognition Boarding Gate merupakan fasilitas layanan boarding yang dilengkapi dengan kamera yang berfungsi untuk mengidentifikasi dan memvalidasi indentitas seseorang melalui wajah. Kemudian, data tersebut diintegrasikan dengan data tiket kereta yang dimiliki hingga status vaksinasi pelanggan.
Untuk menikmati fasilitas terebut, pelanggan harus melakukan satu kali registrasi di awal yang berlaku untuk selamanya.
Registrasi dilakukan dengan menempelkan e-KTP pada alat e-KTP Reader kemudian menempelkan jari telunjuk kanan atau kiri pada pemindai yang ada di e-KTP reader.
"Jika sudah melakukan registrasi, pelanggan tidak perlu lagi melakukan cetak boarding pass," kata VP Public Relations KAI Joni Martinus.
Cara kerjanya, pelanggan dapat langsung menuju ke Face Recognition Boarding Gate jika waktunya sudah mendekati jam keberangkatan. Lalu, arahkan wajah ke mesin pemindai dan jika data tiket, identitas, dan syarat vaksinasi sudah sesuai, maka gate akan otomatis terbuka.
"Cukup 1 detik waktu yang dibutuhkan untuk memastikan wajah pelanggan dan proses verifikasi seluruh data yang tersimpan di sistem KAI. Hal tersebut akan sangat mempermudah pelanggan dan memperlancar antrean proses boarding," tegas Joni.
Joni menegaskan, masyarakat juga tidak perlu khawatir terkait keamanan datanya karena KAI telah memiliki manajemen keamanan informasi yang baik dan secara rutin terus meningkatkan keamanan data yang dikelola oleh perusahaan.