Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Efek Trump, nilai tukar Peso ambruk ke titik terendah sejak 1995

Efek Trump, nilai tukar Peso ambruk ke titik terendah sejak 1995 Donald Trump. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Nilai tukar Peso Meksiko ambruk ke titik terendah dalam dua dekade terakhir sebagai dampak dari terpilihnya Donald Trump menjadi presiden AS selanjutnya. Banyak pihak prihatin dan khawatir tentang kebijakan Trump ke depannya.

Pada Jumat sore waktu setempat, nilai tukar Peso turun 8,75 persen ke level 21,15 peso per USD. Pelemahan nilai tukar ini cukup besar dibanding pekan lalu, di mana Peso hanya melemah 1,65 persen.

Menurut bank swasta Citibanamex, nilai tukar Peso makin memburuk di tengah perdagangan hingga menyentuh level 21,45 peso per USD. Angka tersebut merupakan terburuk sejak krisis ekonomi dan devaluasi Peso pada 1995 lalu.

Seperti dilansir dari Channel News Asia, nilai tukar Peso sempat menguat pada saat pemilihan presiden AS (Selasa waktu setempat) karena optimisme kemenangan pada Hillary Clinton. Namun, hitungan akhir yang memenangkan Trump membuat nilai tukar kembali ambruk dan pasar saham setempat anjlok. Pasar saham Meksiko anjlok 0,54 persen pada Jumat waktu setempat.

Meski nilai tukar anjlok, Menteri Keuangan Meksiko Jose Antonio mengatakan tidak akan mengintervensi meski cadangan devisa masih banyak, yaitu mencapai USD 175,1 miliar. Dia menilai, tidak perlu campur tangan pemerintah untuk melindungi nilai tukar Peso sat ini.

"Ada volatilitas di semua pasar global. Oleh sebab itu, intervensi tidak akan berdampak seperti yang kita harapkan," katanya.

Tak hanya Peso, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) ditutup melemah di perdagangan hari ini, Jumat (11/11). Rupiah ditutup di level Rp 13.383 per USD atau melemah 245 poin dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.138 per USD.

Bloomberg mencatat, Rupiah kali ini menyentuh level terendah dalam lima bulan terakhir. Pada siang tadi, Rupiah sempat menyentuh level Rp 13.865 per USD.

Pelemahan Rupiah ini disebabkan adanya kekhawatiran kenaikan suku bunga Bank Sentral AS usai terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS ke-45.

"Ya karena The Fed mau naikin (suku bunga acuan) setelah pemilihan presiden," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat (11/11).

Untuk itu, Mantan Menteri Keuangan akan melakukan sejumlah antisipasi terhadap rencana kenaikan The Fed tersebut. Salah satunya, menjaga fundamental perekonomian dalam negeri dan menjaga kepercayaan investor.

"Yang penting jaga fundamental jaga kepercayaan. Pasti kan ini hanya temporer," pungkasnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rupiah Terus Anjlok hingga ke Level Rp16.229, Awas Barang yang Sering Kamu Beli Ini Harganya Bakal Naik
Rupiah Terus Anjlok hingga ke Level Rp16.229, Awas Barang yang Sering Kamu Beli Ini Harganya Bakal Naik

Melemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah di Google Bikin Heboh, 1 Dolar AS Jadi Rp8.170
Kurs Rupiah di Google Bikin Heboh, 1 Dolar AS Jadi Rp8.170

Begitu juga dengan Bloomberg, di mana kurs Rupiah saat ini terpantau Rp16.304 per USD.

Baca Selengkapnya
Parah, Hampir Rp1 Triliun Modal Asing Keluar dari Indonesia
Parah, Hampir Rp1 Triliun Modal Asing Keluar dari Indonesia

Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa pada akhir Januari 2025, terjadi aliran modal asing yang keluar.

Baca Selengkapnya
Insentif Pemerintah Tak Berdampak, Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Sentuh Level Rp16.500 per USD
Insentif Pemerintah Tak Berdampak, Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Sentuh Level Rp16.500 per USD

Saat ini, permasalahan yang muncul di industri dalam negeri menurunnya permintaan akibat menipisnya jumlah kelas menengah.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Buat Kurs Rupiah Anjlok Hingga Sentuh Level Rp16.420 per USD
Ternyata, Ini Buat Kurs Rupiah Anjlok Hingga Sentuh Level Rp16.420 per USD

Hal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Negara Ini Pernah Kehabisan Uang Tunai
Negara Ini Pernah Kehabisan Uang Tunai

Pada tahun 2020, negara ini bahkan pernah kehabisan uang tunai. Kini, dengan inflasi yang melambung mendekati tiga digit, ancaman hiperinflasi semakin nyata.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Terus Merosot, PPN 12 Persen Hingga Gonjang-Ganjing Politik Jadi Pemicu
Kurs Rupiah Terus Merosot, PPN 12 Persen Hingga Gonjang-Ganjing Politik Jadi Pemicu

Berbagai faktor eksternal dan internal menjadi penyebab utama melemahnya mata uang Indonesia ini.

Baca Selengkapnya
Terus Melemah, Rupiah Bisa Kembali ke Level Rp14.000 per USD?
Terus Melemah, Rupiah Bisa Kembali ke Level Rp14.000 per USD?

Pada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.

Baca Selengkapnya
Venezuela Masih Dilanda Inflasi Tinggi, Tukar Uang USD100 Saja Sulit
Venezuela Masih Dilanda Inflasi Tinggi, Tukar Uang USD100 Saja Sulit

Sejak 2016 hingga saat 2022, Venezuela belum keluar dari kondisi peningkatan inflasi yang tidak terkendali dan cepat (hiperinflasi).

Baca Selengkapnya
The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan, OJK: Bisa Turun Lagi Jadi 3,5 Persen
The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan, OJK: Bisa Turun Lagi Jadi 3,5 Persen

Berdasarkan perkiraan para analis, The Fed masih berpotensi menurunkan suku bunga hingga ke level 3,5-4 persen.

Baca Selengkapnya
Awal Tahun 2025 Rupiah Makin Anjlok, Pemerintah Harus Lakukan Apa?
Awal Tahun 2025 Rupiah Makin Anjlok, Pemerintah Harus Lakukan Apa?

Dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia (BI) mengalami kondisi yang dilematis.

Baca Selengkapnya
Google Catat 1 Dolar AS Setara Rp8.170, Bank Indonesia Ungkap Fakta Sebenarnya
Google Catat 1 Dolar AS Setara Rp8.170, Bank Indonesia Ungkap Fakta Sebenarnya

Level nilai tukar Rupiah di Rp8.100-an per USD sebagaimana yg ada di google bukan merupakan level yang seharusnya.

Baca Selengkapnya