Ekonom: Investor Takut Program Makan Siang Gratis Buat Utang Indonesia Makin Menumpuk
Ekonom: Investor Takut Program Makan Siang Gratis Buat Utang Indonesia Makin Menumpuk
Kebijakan tersebut dikhawatirkan para investor maupun pelaku usaha dapat meningkatkan rasio utang untuk membiayai program makan siang gratis.
Ekonom: Investor Takut Program Makan Siang Gratis Buat Utang Indonesia Makin Menumpuk
Ekonom: Investor Takut Program Makan Siang Gratis Buat Utang Indonesia Makin Menumpuk
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyoroti dampak kebijakan makan siang gratis usai Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming sebagai calon presiden dan wakil presiden (capres dan cawapres) terpilih periode 2024-2029.
Sebab, kebijakan tersebut dikhawatirkan para investor maupun pelaku usaha dapat meningkatkan rasio utang untuk membiayai program makan siang gratis.
"Pertanyaan-nya, bagaimana membiayai program makan siang gratis? Di sini timbul kekhawatiran dari investor dan pelaku usaha rasio utang naik," kata Bhima saat dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Kamis (21/3).
Bhima menyampaikan, investor maupun pelaku usaha juga khawatir potensi adanya kenaikan pajak di era pemerintah Prabowo untuk membiayai program makan siang gratis. Khususnya kenaikan pajak yang menyasar kelompok masyarakat ekonomi menengah.
"Pendapatan pajaknya akan menyasar kelompok menengah," ujarnya.
Oleh karena itu, Bhima meminta tim ekonomi pasangan Prabowo-Gibran untuk menyusun postur APBN yang kuat di tengah perlambatan ekonomi global. Apalagi, saat ini sejumlah harga komoditas andalan ekspor Indonesia tengah mengalami tren penurunan harga.
"Jadi, kita perlu juga makin mendapat rencana fiskal atau postur anggaran yang clear dari pemerintahan baru, dimana risiko dan strategi yang harus dibenahi dari sekarang. Kalau sampai disiplin fiskal nya turun, rating utang bisa downgrade (menurun) dan timbulkan masalah serius," bebernya.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah selesai melakukan rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat nasional untuk 38 provinsi se-Indonesia.
Hasilnya, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh suara terbanyak.
"Jumlah suara sah Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2 H. Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebanyak 96.214.691 suara," tutur Ketua KPU Hasyim Asyari di KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/3).
Sementara itu, Jumlah suara sah Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 1 H. Anies Rasyid Baswedan, Ph.D dan Dr, (H.C.) H. A. Muhaimin Iskandar sebanyak 40.971.906 suara.
Jumlah suara sah Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 3 H. Ganjar Pranowo, S.H., M.LP 1 dan Prof. Dr. H. M. Mahfud MD sebanyak 27.040.878 suara.