FAO: 258 Juta Orang di Dunia Terdampak Krisis Pangan Akut di 2022
Merdeka.com - Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengeluarkan laporan terbaru tentang krisis pangan pada Rabu (3/5). Tercatat, sekitar 258 juta orang di 58 negara menghadapi krisis pangan akut pada tahun 2022, naik dari tahun sebelumnya sebanyak 193 juta orang di 53 negara.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan parah juga meningkat selama 4 tahun berturut-turut. Menurutnya, hal ini jadi kegagalan umat manusia untuk mengakhiri kelaparan.
"Edisi ketujuh dari Laporan Global tentang Krisis Pangan ini merupakan dakwaan yang menyakitkan atas kegagalan umat manusia untuk membuat kemajuan menuju tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk mengakhiri kelaparan dan mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi untuk semua," kata Guterres, dikutip Antara, Kamis (4/5).
-
Kapan situasi gizi buruk ini terjadi? 'Dalam dua pekan, kami mendeteksi lebih dari 250 pasien gizi buruk,' jelas direktur rumah sakit Kamal Adwan, Dr Hassam Abu Safah, dikutip dari Sky News, Selasa (9/7).
-
Siapa yang terlibat dalam menjaga ketahanan pangan? “Untuk menjaga ketahanan pangan, penting melibatkan banyak pemangku kebijakan dari hulu hingga hilir,“ imbaunya, dikutip dari aman resmi Bappeda Jatim.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa tujuan utama Kementan dalam menangani potensi krisis pangan? Krisis pangan harus terus diwaspadai, mengingat produksi beras di tahun 2022 hanya sekitar 31,54 juta ton. Kondisi ini diprediksi cenderung stagnan di tahun 2023 karena adanya iklim ekstrem El-Nino. Hal ini menjadikan peningkatan produksi pangan khususnya padi dan jagung menjadi upaya - upaya yang wajib untuk dilakukan.
-
Dimana konsumsi beras dunia meningkat? Berdasarkan analisa Tauhid, tren peralihan konsumsi beras sudah terjadi sekitar 20 tahun terakhir.
"Lebih dari seperempat miliar orang sekarang menghadapi tingkat kelaparan akut, dan beberapa berada di ambang kelaparan. Itu tidak masuk akal," tulisnya dalam kata pengantar laporan tersebut.
FAO mencatat, guncangan ekonomi akibat konflik sebagai pendorong utama di balik kerawanan pangan dan malnutrisi yang parah. Seperti kenaikan harga pangan dan gangguan pasar.
Konflik Global dan Cuaca Ekstrem
Konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina telah berdampak buruk pada ketahanan pangan global, sebagian karena kontribusi signifikan yang secara tradisional diberikan kedua negara pada produksi komoditas pangan utama termasuk gandum, jagung, dan minyak bunga matahari.
Cuaca ekstrem juga merupakan pendorong utama kerawanan pangan global. Negara-negara yang paling terpukul di dunia dikelompokkan di Asia Tengah, Afrika, dan Timur Tengah.
Lebih dari 40 persen populasi global yang menderita kerawanan pangan yang signifikan hanya ada di lima negara Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Nigeria, dan Yaman.
Di tujuh negara, populasi menderita dari apa yang disebut FAO sebagai kelaparan akut, dengan lebih dari separuh di Somalia saja. Negara lain yang memiliki populasi dalam kategori tersebut adalah Afghanistan, Burkina Faso, Haiti, Nigeria, Sudan Selatan, dan Yaman. Haiti muncul di daftar ini untuk pertama kalinya, kata FAO.
Menurut proyeksi tahun 2023 yang tersedia untuk 38 dari 58 negara, sebanyak 153 juta orang akan menderita "kerawanan pangan akut pada tingkat krisis atau lebih buruk" tahun ini.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apakah Indonesia termasuk yang dilanda kerawanan pangan?
Baca SelengkapnyaDaud juga mengingatkan bahwa 7-16 persen penduduk Indonesia masih rentan terhadap masalah kelaparan, meski sudah ada penurunan.
Baca SelengkapnyaHarga beras melonjak di beberapa negara akibat perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaJokowi selalu menekankan kepada para petani agar meningkatkan produktivitas padi.
Baca SelengkapnyaDalam laporan terbaru ADB, sekitar 155,2 juta orang atau 3,9 persen penduduk di negara berkembang Asia hidup dalam kemiskinan ekstrem.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Beras pada tahun 2023 kembali dilanjutkan dengan penyaluran program yang sama untuk tahun 2024.
Baca SelengkapnyaImpor terpaksa dilakukan karena tantangan pertanian yang semakin kompleks dan potensi krisis pangan dunia.
Baca SelengkapnyaSejak agresinya di Gaza pada 7 Oktober hingga saat ini, Israel telah membunuh 24.285 warga Palestina dan melukai 61.154 lainnya.
Baca SelengkapnyaIsrael memblokade masuknya bantuan ke Gaza, sehingga warga kesulitan mendapatkan makanan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyampaikan kenaikan jumlah penerima bantuan untuk alokasi mulai awal tahun 2024 sebesar 8% dari data penerima sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi, saat memberikan bantuan sosial di Sukoharjo, blak-blakan alasan harga pangan mahal dan pemberian bansos oleh pemerintah.
Baca SelengkapnyaPresiden bercerita tentang banyak negara kesulitan beras karena perubahan iklim
Baca Selengkapnya