Genjot Surplus Perdagangan, RI Harus Dorong Ekspor ke Negara Tujuan Non Tradisional
Merdeka.com - Kementerian Perdagangan menargetkan surplus sebesar USD 1 miliar pada neraca perdagangan di tahun ini. Selain itu, ekspor riil barang dan jasa ditargetkan akan tumbuh sebesar 4,2 persen, ekspor non migas akan tumbuh 6,3 persen serta adanya pertumbuhan rasio ekspor terhadap jasa ekspor terhadap PDB sebesar 2,8 persen untuk tahun 2021.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan mengatakan, Indonesia sebenarnya masih sangat berpotensi meningkatkan nilai ekspornya. Salah satunya adalah melalui intensifikasi ekspor ke negara-negara tujuan non tradisional.
Menurutnya, pasar ekspor ke negara-negara non tradisional dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi defisit neraca perdagangan, mengingat bahwa nilai ekspor non-migas Indonesia terhadap negara yang tergolong tujuan tradisional telah mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk memperluas pasar ekspor? Kementerian Perdagangan terus memperluas pangsa ekspor produk Indonesia hingga ke Meksiko. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan menggelar pameran Expo Indonesia en Mexico (EIM) pada 3--6 Agustus 2023 di kawasan World Trade Center, Mexico City, Meksiko dan menghadirkan 51 pelaku usaha di pameran tersebut.
-
Bagaimana Kemendag mendorong ekspor produk Tanah Air? 'Pemerintah pusat akan terus mendorong ekspor produk Tanah Air ke luar negeri seperti ini. Inikan hasil komunikasi kerja antara produsen dalam hal ini WKI dengan Pak Susanto Lee (Direktur Distributor Kara Marketing Malaysia) dengan atase kami Pak Deden di Malaysia, yang terus bekerja untuk mencarikan pasar di Malaysia, dan kami akan berniat merambah ke pasar Brunei, Vietnam, dan beberapa negara ASEAN lainnya,' ucap Didi Sumedi.
-
Mengapa Indonesia melihat CCS sebagai potensi ekonomi besar? Pemerintah melihat Indonesia memiliki potensi ekonomi besar dengan Carbon Capture Storage.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Bagaimana cara meningkatkan hubungan ekonomi Indonesia - Kanada? Misi dagang kedua negara yang akan dilakukan dalam waktu dekat, akan berkontribusi secara aktif dalam mewujudkan peningkatan hubungan ekonomi kedua negara,“ ungkap Menko Airlangga.
Nilai ekspor non-migas Indonesia dengan negara tujuan tradisional seperti Amerika Serikat (AS) dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir. Dilansir dari data BPS dan Kementerian Perdagangan, ekspor Indonesia ke AS meningkat dari USD 15,3 miliar pada tahun 2015 menjadi USD 17,8 miliar pada tahun 2019.
Sedangkan untuk RRT pada rentang waktu yang sama juga meningkat dari USD 13,3 miliar menjadi USD 25,9 miliar. Sedangkan untuk tahun 2020, nilai ekspor Indonesia ke RRT menempati posisi teratas dibandingkan dengan negara mitra dagang lainnya dengan nilai mencapai USD 26,6 miliar. Posisi kedua dan ketiga ditempati oleh AS dengan USD 16,7 miliar dan Jepang dengan USD 11,6 miliar.
Selain itu, tren serupa juga dialami oleh negara tujuan non-tradisional seperti Tanzania, Kenya, dan Kazakhstan. Selama kurun waktu lima tahun nilai ekspor Indonesia terhadap tiga negara tersebut meningkat masing-masing dari USD 214 juta; USD 187,7 juta dan USD 3,2 juta pada 2015 menjadi USD 262,9 juta; USD 220,6 juta dan USD 207,1 juta. Kondisi Ini menjelaskan bahwa produk Indonesia diterima dengan baik oleh negara – negara non tradisional.
"Selain peningkatan kualitas produk Indonesia supaya daya saing makin kuat, sudah saatnya pemerintah melihat potensi dari negara-negara tujuan non tradisional. Pemetaan penting dilakukan supaya pasar untuk produk Indonesia semakin luas," kata Pingkan melalui keterangan resminya, Rabu (13/1).
Dia menyebut, Indonesia harus memanfaatkan perjanjian perdagangan internasional, terutama yang sudah berlangsung, untuk meningkatkan volume dan nilai ekspor Indonesia. Kesempatan ini adalah kesempatan yang baik terutama di tengah defisit neraca perdagangan.
Selain mendapatkan pangsa pasar baru, Indonesia juga dapat memperoleh penghapusan dan atau pengurangan tarif impor untuk beberapa produk Indonesia yang selama ini sudah tercantum dalam kemitraan RCEP maupun kemitraan bilateral seperti dengan Australia.
Indonesia harus mempertimbangkan negara-negara non tradisional yang berpotensi besar untuk menyerap produk-produk ekspornya. Pemerintah perlu terus menganalisis dengan baik seputar keuntungan yang selama ini telah diperoleh dari transaksi perdagangan Internasional dengan negara non tradisional.
"Indonesia sebaiknya tidak hanya mengandalkan ekspor ke negara tradisional yang selama ini sudah lama mengadakan perjanjian dagang, tetapi juga harus melebarkan sayap ekspor ke negara-negara non tradisional dengan memperhatikan pasar dan kebutuhan di negara tersebut. Perlu adanya upaya untuk membentuk segmen pasar dalam negeri yang mampu menyediakan kebutuhan-kebutuhan negara non tradisional," imbuhnya.
Pingkan menguraikan, logikanya, negara-negara tradisional yang selama ini melakukan transaksi perdagangan dengan Indonesia juga terdampak pandemi Covid-19. Untuk itu diperlukan upaya diversifikasi pasar agar kita tidak bergantung pada negara tradisional saja serta dapat memaksimalkan potensi negara lain untuk bekerjasama dengan Indonesia.
Dalam hal ini Indonesia dapat menyasar negara yang membutuhkan barang-barang yang diproduksi Indonesia seperti pangan olahan. Selain itu menyasar negara tujuan yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang bagus, akan memberikan peluang bagus untuk surplus perdagangan Indonesia.
Negara-negara seperti Kazakhstan, Kenya dan Tanzania memiliki peluang yang bagus menjadi tujuan ekspor karena ketiga negara ini diprediksi akan mengalami pertumbuhan jumlah penduduk kelas menengah dan juga memiliki kondisi perekonomian yang cukup stabil dalam beberapa tahun ke belakang. Belum lagi untuk negara di kawasan Afrika sekarang ini tengah mengalami pertumbuhan penduduk yang relatif cepat sehingga diprediksi kebutuhan akan produk-produk tertentu pun akan meningkat.
Pemerintah perlu melakukan beberapa upaya untuk mendongkrak nilai ekspor di negara-negara non tradisional, seperti meninjau kawasan yang memiliki potensi daya beli yang tinggi serta produk apa saja yang diminati. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan kerjasama bilateral dengan negara-negara non tradisional lewat kerangka seperti CEPA dan FTA yang dapat memberikan keuntungan dalam perdagangan seperti penghapusan dan/pengurangan hambatan bea masuk.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah siapkan strategi ekspor produk ke negara lain.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaSektor ekspor akan memainkan peran penting dalam mewujudkan tujuan tersebut.
Baca SelengkapnyaPerjanjian perdagangan bebas menjadi salah satu strategi utama Indonesia untuk membuka akses pasar yang lebih luas.
Baca SelengkapnyaSejumlah gebrakan diplomasi ekonomi Kementerian Luar Negeri ini sekaligus menjawab tudingan cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya agar UMKM lokal bisa menembus pasar global.
Baca SelengkapnyaKondisi tersebut bakal menyebabkan banyaknya hasil produksi LNG yang belum terkontrak atau memiliki pembeli (uncommitted cargo).
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan optimistis pelaksanaan TEI dalam format hibrida akan dapat mendorong realisasi target potensi transaksi tersebut.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia dinilai perlu bersinergi dengan kemajuan ekonomi global.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaNanang percaya permintaan atas LNG ke depan secara domestik bakal naik terus.
Baca SelengkapnyaPotensi energi terbarukan memposisikan Indonesia dengan sangat baik memimpin dalam produksi hidrogen bersih.
Baca Selengkapnya