Harga minyak dunia naik ditopang penurunan produksi Libya
Merdeka.com - Harga minyak global naik pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), didukung oleh penurunan produksi Libya dan komentar-komentar positif dari Arab Saudi bahwa upaya yang dipimpin OPEC untuk mengurangi persediaan sedang bekerja.
Patokan internasional, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, naik 0,92 dolar AS menjadi ditutup pada 67,31 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Minyak Brent membukukan kenaikan mingguan kedua kalinya berturut-turut, naik 3,6 persen.
Sementara itu, patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan April, naik 0,78 dolar AS menjadi menetap di 63,55 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. WTI mencatat kenaikan mingguan 3,1 persen, juga kenaikan kedua berturut-turut.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Mengapa harga emas meningkat? Penemuan deposit baru di Mongolia terjadi ketika harga emas mencapai rekor baru, mencapai USD2.100 atau sekitar Rp32 juta per ons.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
Minyak mentah "rebound" dari kerugian awal setelah penutupan ladang minyak El Feel di Libya, yang menghasilkan 70.000 barel minyak mentah per hari. Produksi di anggota OPEC ini telah berjalan sekitar satu juta barel per hari, meskipun tetap berfluktuasi akibat kerusuhan.
Harga juga didukung oleh komentar-komentar dari Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih, yang mengatakan bahwa pasar minyak sedang melakukan penyeimbangan kembali dan bahwa dia memperkirakan persediaan akan terus menurun tahun ini.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya termasuk Rusia, sepakat untuk mengurangi produksi sekitar 1,8 juta barel per hari mulai Januari 2017, menghapus hampir dua persen pasokan global dari pasar, untuk mengakhiri kelebihan pasokan yang telah memicu kejatuhan harga minyak.
Pada Kamis (22/2), data Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS secara tak terduga turun 1,6 juta barel pekan lalu. Stok minyak mentah di pusat pengiriman minyak berjangka AS di Cushing, Oklahoma, turun 2,7 juta barel pekan lalu.
"Tingkat persediaan sedang turun, di AS juga. Itulah mengapa sekarang ada narasi 'bullish' di seputar pasar saat ini," kata John Kilduff, mitra pada manajer investasi Again Capital di New York.
Meningkatnya produksi AS telah menghambat upaya-upaya OPEC untuk mengurangi pasokan. Produksi AS naik ke level tertinggi sejak 1970-an pada akhir 2017, dan pada akhir 2018 diperkirakan mencapai 11 juta barel per hari.
Ekspor minyak mentah AS sedang meningkat bersama produksinya. Data EIA pada Kamis (22/2) menunjukkan ekspor minyak mentah AS melonjak menjadi di atas dua juta barel per hari, mendekati rekor 2,1 juta pada Oktober.
"Produksi minyak yang kuat di AS akan terus membatasi kenaikan harga," kata Abhishek Kumar, analis energi senior di Interfax Energy Global Gas Analytics di London.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaTerkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak dunia saat ini akan berpengaruh kepada harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaTren lonjakan harga minyak tak bertahan lama usai ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran yang mulai mereda.
Baca SelengkapnyaDalam periode ini memungkinkan ada ruang melakukan penurunan harga BBM non-subsidi.
Baca SelengkapnyaUsai pemilu, kemungkinan harga BBM bakal naik karena mengacu pada situasi yang ada saat ini.
Baca SelengkapnyaMengingat salah satu negara importir minyak mentah terbesar di dunia yakni, Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2022 hingga 2024, produksi atau lifting minyak Indonesia terus menurun, hanya mencapai sekitar 600.000 barel per hari,
Baca SelengkapnyaAdapun mulai Jumat, 1 Desember 2023, BBM Pertamina yang mengalami penurunan harga yakni untuk produk Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.
Baca Selengkapnya