Harga pangan akhir 2017 melejit, ini pembelaan Kementan
Merdeka.com - Ketersediaan dan harga bahan pangan diklaim aman dan stabil menyambut Natal dan Tahun Baru 2018. Namun, kenyataan di lapangan, harga berbagai bahan pangan dalam menyambut Natal dan Tahun Baru 2018 terjadi anomali cukup siginifikan.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Spudnik Sujono mengatakan, berdasarkan pantauan dan identifikasi tim cabai dan bawang di lapangan, sejumlah bahan pangan mengalami surplus pasokan karena hasil panen melimpah.
"Kita perlu waspada dengan adanya pihak-pihak yang memanfaatkan momen hari besar dan kondisi cuaca ini, untuk menaikkan harga bahan pangan pokok di pasar sedangkan harga di petani kami tetap rendah," kata Spudnik melalui pesan singkat kepada merdeka.com, Jakarta, Senin (25/12).
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Bagaimana Kemendag memantau harga cabai? Mendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk mengatasi harga cabai? 'Memang kita Desember harga cabai melejit, itu musiman. Musim hujan, panen gagal. Saya tadi pagi ke pasar sudah turun,' kata Mendag dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/1/).
-
Dimana Kemendag memantau harga cabai? Mendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok.
-
Apa yang menyebabkan harga singkong meningkat? Saat ditemui wartawan, seorang penjual singkong dan ubi jalar di Pasar Kopro, Wartini mengaku jika saat ini terjadi peningkatan penjualan.Menurutnya, hal ini seiring dengan tingkat konsumsi umbi-umbian tersebut yang juga tinggi di tengah harga beras yang belum turun.
Di mana, ketersediaan bawang merah pada Desember sebesar 123.849 ton dari kebutuhan 109.437 ton. Atau, surplus 14.412 ton.
Selanjutnya, ketersediaan cabai besar pada Desember sebesar 104.064 ton dari kebutuhan 95.652 ton, atau surplus 8.412 ton. Selain itu, ketersediaan cabai rawit pada Desember 81.637 ton dari kebutuhan 73.099 ton, atau surplus 8.538 ton.
"Ini berarti bahwa ketersediaan dan produksi secara nasional maupun di sentra utama dan non sentra masih aman dan terkendali," kata Spudnik.
Dia melanjutkan, saat ini harga bawang merah di tingkat petani/produsen Rp 7.000 (Demak, Pati dan Cirebon), Brebes dan Rp 8.000, Bima Rp. 9.000, Solok Rp 11.000, Garut, Majalengka dan Malang Rp 12.000.
Harga pasar induk Kramat jati Rp 12.000 sedangkan harga rata rata Rp 13.077. Namun, harga di tingkat konsumen mencapai Rp 30.000. "Ada peningkatan harga 400 persen bila dibandingkan dengan harga di tingkat petani," ujarnya.
Adapun lokasi panen bawang merah saat ini yaitu Brebes : 2.800 Ha, Enrekang : 1.084 Ha, Demak : 921 Ha, Solok : 689 Ha. "Bawang merah sudah kita ekspor kurang lebih 10.500 ton ke beberapa negara ASEAN seperti Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam, Timor Leste," ungkap Spudnik.
Dia menambahkan saat ini untuk harga cabai rawit merah di tingkat petani/produsen Rp 8.500 (di Jeneponto). Bandung, Ciamis Kulon Progo, Bantul, di kisaran Rp 12.000 - Rp 13.000. Lamongan, Sumbawa dan Sampang Rp 10.000. Banyuwangi, Sumenep dan Lumajang Rp 14.000 - Rp 15.000. Tasikmalaya dan Lombok Timur Rp 15.000.
Namun, harga di tingkat konsumen Rp 35.000- Rp 40.000. "Ada peningkatan harga 605 persen bila dibandingkan dengan harga di tingkat petani," ucapnya.
Saat ini, lokasi panen cabai rawit merah berada di Lombok timur : 2.000 Ha, Jember : 1.500 Ha, Banjarnegara :1.296 Ha, Garut : 928 Ha, Kediri : 880 Ha, Blitar : 870 Ha, Malang : 766 Ha.
Sementara, cabai merah keriting di tingkat petani, harga terendah Rp 9.000 di Jeneponto. Di Enrekang Rp 12.000. Sumbawa, Mamuju Rp 15.000. Harga di wilayah Jawa Timur kisaran Rp 17.000 - Rp 19.000 ( Malang, Kediri, Blitar). Maros dan Bantaeng Rp 16.000 - 17.000.
Jawa Barat kisaran Rp 18.000 - Rp 21.000 (Majalengka, Garut, Bandung, Tasikmalaya). "Sedangkan harga di tingkat retail Jakarta Rp 35.000 - Rp 50.000. Ada peningkatan harga 455 persen bila dibandingkan dengan harga di tingkat petani," terang Spudnik.
Lokasi panen Cabai besar saat ini ialah Garut : 1.028 Ha, Kulon Progo : 900 Ha, Brebes : 945 Ha, Rejang Lebong : 893 Ha, Kerinci : 868 Ha, Malang 500 Ha, Majalengka : 450 Ha.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bersyukur karena harga Bapok, khususnya di Jawa Tengah terpantau stabil cenderung turun.
Baca SelengkapnyaDalam kunjungan tersebut Zulhas menjumpai harga sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli tersentak saat mendengar harga cabai sekarang sudah Rp100.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli pun ungkap bahwa ada beberapa komoditas yang memiliki stok yang stabil dan bahkan harganya cenderung turun.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras.
Baca SelengkapnyaHarga bahan pangan dari beras, daging, ikan dan aneka bumbu mengalami kenaikan pada 23 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaPenjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin melakukan peninjauan harga kebutuhan pokok di Pasar Tradisional Batangase.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras tertinggi berada di Provinsi Kalimantan Tengah yang hampir mencapai Rp19.000 per kilogram (kg).
Baca SelengkapnyaKemudian untuk bawang putih dari harga normal Rp30.000 kini naik menjadi Rp50.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai harga cabai rawit sebesar Rp23.000 per kg di pasar Malangjiwan di Karanganyar, Jawa Tengah terlampau murah.
Baca SelengkapnyaHarga cabai merah turun seiring hasil panen yang melimpah di Boyolali.
Baca SelengkapnyaHal tersebut demi membantu petani agar tidak terlalu merugi sehingga memungkinkan menjual tanah atau lahan pertanian mereka untuk bertahan.
Baca Selengkapnya