Hingga April 2021, Penerimaan Bea Cukai Jateng DIY Tembus Rp 13,44 Triliun
Merdeka.com - Bea Cukai Kantor Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta berhasil mengumpulkan penerimaan negara senilai Rp 13,44 triliun hingga akhir April 2021. Pendapatan itu diperoleh dari cukai Rp 12,83 triliun dan bea masuk Rp 594,9 miliar, serta bea keluar Rp 16,06 miliar.
Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai, Nur Rusyidi menjelaskan, meski baru 29,97 persen dari target APBN 2021 sebesar Rp 44,84 triliun, angka tersebut tumbuh 29,64 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) dan merupakan capaian tertinggi dalam lima tahun terakhir.
"Penerimaan cukai masih menjadi kontributor terbesar. Hingga April 2021, realisasi penerimaan cukai tumbuh 30,56 persen (yoy) atau naik sebesar Rp3 triliun. Hal ini disebabkan adanya kenaikan tarif rokok tahun 2021 dan pelunasan CK1 2020 yang dibayarkan di 2021," ungkapnya.
-
Apa alasan dibekukannya Bea Cukai? Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1985 untuk memperlancar arus barang demi mendukung ekonomi, setelah berkonsultasi dengan menteri dan mengevaluasi dari BPKP.
-
Apa itu pajak? Pungutan Wajib KBBI mendefinisikan pajak sebagai pungutan wajib untuk penduduk kepada negara atas pendapatan, pemilikan, dan lainnya.
-
Apa saja yang dikenakan pajak 12 persen? Viral Biaya Ibu Melahirkan Dikenakan Pajak 12 Persen, Cek Faktanya Publik dihebohkan dengan unggahan di media sosial Facebook yang mengeklaim biaya persalinan akan dikenakan pajak 12 persen.
-
Bagaimana Soeharto bekuin Bea Cukai? Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1985 untuk memperlancar arus barang demi mendukung ekonomi, setelah berkonsultasi dengan menteri dan mengevaluasi dari BPKP.
-
Dimana cukai minuman berpemanis telah diterapkan? Banyak negara telah menerapkan cukai ini dengan hasil positif. Di Meksiko, misalnya, cukai yang diterapkan sejak tahun 2014 menghasilkan penurunan konsumsi minuman berpemanis hingga 11,7 persen pada rumah tangga miskin dan 7,6 persen pada populasi umum dalam dua tahun.
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
Dia menambahkan, sektor bea masuk masih terus menunjukkan tren positif. Penerimaan hingga April 2021 tumbuh 15,38 persen (yoy) atau naik sebesar Rp 79,3 miliar. Tren ini didukung oleh importasi komoditi seperti raw sugar, bahan baku susu, tas, hingga parts kendaraan.
Sayangnya, lanjut dia, sektor bea Keluar tidak demikian. Realisasi hingga April mengalami penurunan -36,05 persen (yoy) atau sebesar Rp 9,06 miliar. Selain karena lesunya ekspor selama pandemi, hal tersebut juga disebabkan karena penurunan tarif bea keluar atas veneer yang selama ini menjadi komoditi terbesar penyumbang bea keluar, dari 15% menjadi 5%.
Menanggapi hal itu, Kakanwil Bea Cukai Jateng DIY, Padmoyo Tri Wikanto mengapresiasi jajarannya mengingat capaian yang diperoleh hingga akhir April 2021. Menurutnya, secara keseluruhan masih dalam tren yang baik dan harus dijaga guna optimalisasi kinerja ke depannya.
"Terima kasih atas capaian yang telah diraih. Saya melihat trennya masih cukup baik, masih on the track. Patut kita jaga dan terus pertahankan. Bagaimana ke depan, sisa dua bulan ke depan untuk menutup semester pertama ini kita lakukan beberapa hal untuk optimalisasi capaian kinerja," pesan Padmoyo.
(mdk/hrs)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
APBN hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat positif dari target yang ditentukan
Baca SelengkapnyaTarget penerimaan tersebut lebih tinggi dibandingkan target penerimaan di tahun 2022 sebesar Rp138,06 triliun.
Baca SelengkapnyaSelain sektor penerimaan, Bea Cukai turut mendukung APBN 2023 dengan menjaga stabilitas kondisi ekonomi.
Baca SelengkapnyaSetidaknya, terbit 20 izin fasilitas kawasan berikat di Jawa Tengah dan DIY.
Baca SelengkapnyaPenerimaan ini tumbuh signifikan sebesar 59,3 persen.
Baca SelengkapnyaDi tengah gejolak perekonomian dunia, ekonomi Indonesia mampu bertahan dengan didukung inflasi yang terkendali.
Baca SelengkapnyaPer Maret 2024, realisasi PPh Migas mencapai Rp14,53 triliun atau 19,02 persen dari target.
Baca SelengkapnyaKinerja APBN masih menunjukkan hasil positif hingga September 2023. Pendapatan negara dan belanja negara tetap tumbuh.
Baca SelengkapnyaBea dan Cukai juga mengemban fungsi penting dengan memfasilitasi industri dan perdagangan dalam negeri.
Baca SelengkapnyaAngka ini sudah mencapai 60,42 persen dari target penerimaan Rp10,11 triliun.
Baca SelengkapnyaTarget tahun 2024 naik menjadi sebesar Rp659,45 miliar.
Baca SelengkapnyaRealisasi tersebut telah mencapai 48,1 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024
Baca Selengkapnya