Industri manufaktur dan pertambangan masih dominasi ekspor Indonesia
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total ekspor Indonesia secara kumulatif (Januari-Agustus 2016) mencapai USD 91,73 miliar, menurun 10,61 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Di mana total ekspor non migas mencapai USD 83,1 miliar dan ekspor migas mencapai USD 8,62 miliar.
Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo mengatakan ekspor non migas masih di dominasi oleh sektor manufaktur atau industri pengolahan dengan nilai USD 70,33 miliar dengan kontribusi sebesar 76,68 persen. Diikuti industri pertambangan dan lainnya sebesar USD 10,84 miliar dengan kontribusi mencapai 11,82 persen.
"Sementara untuk sektor pertanian, nilai ekspornya mencapai USD 1,92 miliar dan kontribusinya sebesar 2,1 persen. Tapi jika dibandingkan tahun 2015, keseluruhan nilai ekspor menurut sektor ini menurun," kata Sasmito di Kantornya, Jakarta, Kamis (15/9).
-
Kapan ekspor pertanian mencapai Rp. 616,35 Triliun? Begitupun di Tahun 2021 ekspor pertanian tercatat mencapai Rp. 616,35 Triliun meningkat 36,43 % jika dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Dimana Sulawesi Selatan ekspor produknya? Dilaksanakan oleh Dinas Perdagangan Sulsel, ekspor ini juga dalam rangka 354 Tahun Sulsel dengan tema “Sulsel Andalan Indonesia“ di Pelabuhan Peti Kemas Jalan Nusantara, Minggu (6/8).
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Apa saja jenis produksi yang ada? Beberapa jenis produksi antara lain adalah:
-
Di mana posisi Indonesia dalam volume produksi otomotif? Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, industri otomotif Indonesia berada di peringkat ke-11 dunia dari sisi volume produksi dengan 1,47 juta unit per tahun.
-
Bagaimana pabrik kulit Wonocolo melayani ekspor? Pabrik kulit yang terkenal dengan aktivitas ekspornya ini mayoritas pekerjanya adalah pribumi.
Dia menjelaskan, komoditas dari industri pengolahan atau manufaktur beragam. Seperti ekspor minyak kelapa mentah (CPO) sebesar USD 9,2 miliar, pakaian jadi sebesar USD 4,2 miliar, emas sebesar USD 1,4 miliar, perhiasan sebesar USD 3,5 miliar, mobil dan suku cadangnya sebesar USD 3,2 miliar, dan ekspor alat-alat listrik besar USD 2,9 miliar.
"Ada juga ekspor kopi olahan sebesar USD 359 juta. Bukan hanya kopi, tapi pembuat kopinya juga diekspor. Jadi itu punya prospek penting," imbuhnya.
Sedangkan komoditas ekspor dari sektor pertambangan didominasi oleh batu bara dengan nilai USD 7,9 miliar, diikuti oleh ekspor batu bara muda sebesar USD 800 juta.
Untuk sektor pertanian, ekspor kopi mentah menjadi komoditi paling tinggi dengan nilai USD 101 juta, kemudian rempah-rempah sebesar USD 49 juta, dan lada hitam dan putih sebesar USD 53 juta.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Angka ekspor Indonesia periode Agustus 2024, naik 5,97 persen.
Baca SelengkapnyaSemua sektor mengalami peningkatan, terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor industri pengolahan sebesar 4,56 persen.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan besi baja sempat dikeluhkan, karena nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan ekspor.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaCapaian ini tidak lepas dari kerjasama solid dari sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat luas.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Baca SelengkapnyaPenurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaHal ini menunjukkan sektor manufaktur Tanah Air ini dalam kategori ekspansif dan akseleratif bersama dengan India, Filipina, dan Meksiko.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaKontribusi tersebut diharapkan bisa menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dengan tujuan dapat meningkatkan ekspor.
Baca SelengkapnyaSumber pertumbuhan terbesar investasi terbesar berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA).
Baca Selengkapnya