Industri Ritel Butuh Strategi Omnichannel untuk Genjot Omzet Penjualan
Strategi omnichannel merupakan langkah yang harus diadopsi para peritel di Tanah Air demi beradaptasi dengan tren bisnis, mengikuti pola konsumsi masyarakat.
Industri ritel diimbau untuk menerapkan strategi omnichannel untuk meningkatkan pendapatan.
Industri Ritel Butuh Strategi Omnichannel untuk Genjot Omzet Penjualan
Strategi omnichannel yang mengintegrasikan layanan online dan offline merupakan langkah yang harus diadopsi para peritel di Tanah Air demi beradaptasi dengan tren bisnis, yang mengikuti pola konsumsi masyarakat.
Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady mengatakan, penerapan omnichannel dilakukan peritel untuk mengintegrasikan layanan digital dan fisik.
Hal itu mendapatkan momentum ketika pandemi telah mengubah pola konsumsi dan belanja masyarakat, sehingga menjadi lebih akrab secara daring. Namun, layanan fisik tetap ada dan momen itu seakan berbalik ketika pembatasan mobilitas masyarakat dilonggarkan.
"Strategi omnichannel bagai kail bagi pelaku industri ritel untuk memancing munculnya peluang-peluang baru untuk mendapatkan omzet penjualan tinggi. Dalam hal ini, masyarakat bisa bertransaksi secara fisik, tetapi sebenarnya polanya sudah berubah," kata John di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (31/8).
Dia menunjukkan adopsi omnichannel membuat emiten ritel, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp3,85 triliun pada semester I 2023. Capaian ini meningkat 2,39 persen dibandingkan dengan semester I 2022 sebesar Rp3,76 triliun.
Pertumbuhan salah satu perusahaan Lippo Group itu sejalan dengan sektor konsumsi rumah tangga yang masih menjadi penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB), yakni 2,77 persen dari total pertumbuhan PDB semester I 2023 sebesar 5,17 persen.Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdongkraknya konsumsi rumah tangga menjadi penyangga paling besar bagi perekonomian nasional. Hal itu sejalan dengan inflasi yang terkendali serta momen perayaan hari besar keagamaan yang jatuh pada kuartal lalu.
Di sisi lain, seiring kian normalnya mobilitas masyarakat dan stabilitas perekonomian nasional, konsumsi rumah tangga pun ikut tumbuh signifikan. Sektor rumah tangga mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni sekitar 5,23 persen.
John pun menilai perbaikan secara makro itu pun bisa tercermin dari pemulihan kinerja sektor industri ritel. Hingga semester I 2023, banyak perusahaan yang bergerak di sektor ritel meraih pertumbuhan kinerja.
Dia menilai capaian LPPF adalah merupakan tren perbaikan kinerja dan ini melanjutkan pemulihan yang terjadi sejak awal tahun.
"Emiten-emiten ritel mulai menghijau, tetapi seiring itu terdapat kenyataan sebaliknya, banyak juga pusat perbelanjaan modern yang menutup gerai atau mengubah fokus bisnis. Pilihan yang wajar demi melakukan efisiensi dan inovasi layanan. Sektor ritel memang mendapatkan momentum pemulihan, tetapi strategi yang dipilih juga harus tepat," jelasnya.
Lebih jauh, John mengungkapkan imbas pandemi COVID-19 belum sepenuhnya bisa teratasi oleh para pelaku industri ritel.
"Sewaktu COVID-19 menghantam kinerja dan membuat para pelaku menutup operasional, dibutuhkan kematangan strategi agar bisa bangkit sewaktu momentum itu datang. Hanya saja, strategi yang dipilih itu beragam, bagi kami di Lippo Group percaya terdapat alternatif masa depan bagi sektor ritel," katanya.
Strategi alternatif, yang menjadi keniscayaan bagi sektor ritel itu adalah omnichannel, yang mengintegrasikan layanan digital dan fisik sebagai adopsi pola konsumsi masyarakat yang telah berubah pascapandemi COVID-19.John mengakui umumnya konsumen cenderung masih menginginkan ada interaksi langsung terhadap barang maupun layanan, tetapi penetrasi digital tak bisa diabaikan.
Dengan demikian, sektor ritel pun harus siap melakukan berbagai inovasi guna meningkatkan nilai tambah bagi konsumen.
Menurut dia, pasar ritel Indonesia yang sangat besar memang sangat menjanjikan, tetapi dipenuhi dengan kompetisi yang sangat ketat. Karena itu, kunci sukses sektor ritel adalah inovasi yang mengawinkan layanan daring maupun luring atau biasa dikenal sebagai omnichannel.
"Yang jelas, omnichannel ini online dan offline harus terintegrasi, bukan sekadar ada, tetapi tidak terkoneksi. Inovasi omnichannel inilah yang kami lakukan di Lippo Group, sehingga bisa menawarkan prospek ritel yang baik di masa depan," sebut John.