Ini hasil pertemuan PT IBU dengan YLKI soal beras oplosan
Merdeka.com - Sebanyak 6 orang perwakilan PT Indo Beras Unggul (PT IBU) menyambangi kantor Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) di Jakarta, Jumat (28/7). Kedatangan mereka untuk memberikan informasi terkait produk beras mereka yang dipermasalahkan.
"Kalau ada masalah terkait konsumen, produsen atau pelaku usaha apapun dijelaskan ke YLKI, tujuannya agar masyarakat bisa mendapatkan informasi terkait masalah sebenarnya tidak dari pihak lain, sehingga ada informasi yang utuh," ungkap Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi di Kantor YLKI, Jakarta Selatan, Jumat (28/7).
Kepada YLKI, PT IBU mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat menelusuri jenis beras apa saja yang ada dalam kemasan, sebab menurut mereka (PT IBU), beras telah tercampur sejak pasca panen.
-
Kenapa beras mahal? Harga beras yang melambung tinggi memaksa warga antre panjang untuk membeli beras murah. Warga menilai pemerintah gagal menjaga pasokan bahan pangan yang berujung pada melonjaknya harga yang ditanggung oleh masyarakat.
-
Kenapa harga beras masih mahal? Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg. Harga beras terpantau masih mahal.
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Kenapa harga beras naik di Jawa Tengah? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Di mana harga beras naik selain di Jawa Tengah? Kenaikan harga beras juga terjadi di Boyolali.
"Dalam beras itu juga kami cek memang tidak mencantumkan jenis varietas apa. Karena produsen PT IBU tidak bisa menelusuri varietas apa dalam kemasan itu karena memang sejak awal beras yang ada di dalam itu sudah tercampur pasca panen," ungkap Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi di Kantor YLKI, Jakarta Selatan, Jumat (28/7).
Adapun yang dicantumkan di kemasan beras produksi PT IBU adalah label SNI, yang menurutnya memang tidak ada kaitannya dengan jenis varietas beras yang ada dalam kemasan atau kandungan gizi yang terdapat dalam beras.
"Kalau beras SNI itu lebih pada indikator fisik seperti tidak tercampur benda lain tidak berbau, tidak ada bekatul, tidak ada binatang, kemudian tidak ada beras yang broken atau remuk dan seterusnya," katanya.
"Kalau dia produk dengan logo SNI itu indikatornya bukan jenis varietas atau kualitas gizi atau kandungan gizi," jelas dia.
Selain itu, Tulus juga mengatakan pihak PT IBU juga membantah bahwa beras yang mereka jual sangat mahal harganya. Sebab menurut mereka ada beras dari produsen lain yang jauh lebih mahal.
"Saya tadi sempat tanya, ada enggak beras yang lebih mahal dari ini (beras PT IBU), dia jawab, banyak. Banyak beras merek lain di supermarket lebih mahal dari PT IBU. Jadi dia bilang bukan paling mahal. Dan soal harga ini kan ibarat kata betawi lo jual gue beli. Kan konsumen bisa menilai. Lagipula kalau terlalu mahal bisa ditinggal konsumen," pungkasnya.
Sebelumnya, juru bicara PT Indo Beras Unggul (PT IBU) Jo Tjong Seng menjelaskan, beras IR64 tidak ada hubungannya dengan jenis beras medium atau premium seperti yang diberitakan selama ini. Menurutnya, beras IR64 atau beras jenis apapun bisa menjadi jenis beras medium ataupun premium jika diolah dengan menggunakan standar parameter mutu fisik.
Di mana parameter mutu fisik berdasarkan keutuhan beras, untuk premium itu beras patahnya 95 persen. Kualitas beras berdasarkan derajat sosoh, kadar air, dan lain-lain. Selain itu, deskripsi jenis beras medium atau premium bukan berdasarkan pada kandungan gizi.
"Deskripsi mutu premium atau medium itu berdasarkan pada fisik. Bukan tergantung jenis beras dan varietasnya," jelas Jo.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bapanas memastikan sudah bekerja sesuai dengan aturan yang secara teknis tidak masuk ke dalam pelaksanaan importasi.
Baca SelengkapnyaMenurut hitungannya, angka dugaan rasuah tersebut mencapai lebih dari Rp2,7 triliun.
Baca SelengkapnyaSkandal 'Mark Up' Harga Beras Impor Berpotensi Rugikan Devisa Negara hingga Rp8,5 Triliun
Baca SelengkapnyaUchok meyakini ketersedian stok beras di dalam negeri cukup tanpa harus melakukan impor.
Baca SelengkapnyaBayu menegaskan tidak ada alasan bansos pangan menyebabkan stok beras di ritel modern menjadi lebih sulit.
Baca SelengkapnyaDuduk perkara Bulog dan Bapanas dilaporkan ke KPK atas dugaan penggelembungan harga beras impor.
Baca SelengkapnyaKemendag menyebut bahwa jika harga beras murah maka akan berimbas pada petani.
Baca SelengkapnyaBeras SPHP merupakan program pemerintah yang digulirkan melalui Perum Bulog sejak 2023 untuk menjaga stabilitas pasokan beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaPerusahaan asal Vietnam, Tan Long Group buka suara terkait dengan keterlibatan dalam dugaan mark up impor beras Perum Bulog dan Badan Pangan Nasional.
Baca SelengkapnyaDalam dokumen, ada masalah dalam dokumen impor yang tidak proper dan komplit sehingga menyebabkan biaya demurrage.
Baca SelengkapnyaJangan hanya minta maaf lalu selesai. Kasus Ini harus ditindaklanjuti secara hukum.
Baca SelengkapnyaHal ini untuk memastikan bahwa petani juga mendapatkan keuntungan yang layak dari hasil pertanian mereka.
Baca Selengkapnya