Ini Sektor yang Berpotensi Menguat di Tengah Ancaman Resesi 2023
Merdeka.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai menunjukkan pemulihan di sepanjang tahun 2022, dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari beberapa indikator fundamental ekonomi yang cukup solid.
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 dapat tumbuh di kisaran 4,7-5,5 persen. Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang kian solid di tengah gejolak eksternal dan potensi perlambatan ekonomi negara maju.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2023 diproyeksikan akan ditopang oleh meningkatnya mobilitas masyarakat seiring penghapusan PPKM secara nasional, sehingga daya beli masih dapat terjaga. Iklim investasi juga diprediksi membaik sejalan dengan diterbitkannya Perppu No.2 tahun 2022 tentang Cipta Kerja. Peraturan ini disinyalir memberikan percepatan investasi baik penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana ekonomi RI bisa tumbuh 6,22% sampai 2045? 'Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045,' kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
Kembali dibukanya aktivitas ekonomi China juga menjadi booster bagi peningkatan ekonomi domestik. Pasalnya kinerja ekspor akan lebih tangguh, sehingga surplus neraca perdagangan dan surplus transaksi berjalan dapat berlanjut.
Namun hal ini dapat menjadi pisau bermata dua bagi Indonesia karena memicu capital outflow di pasar keuangan, mengingat ekonomi China yang berangsur pulih menjadi daya tarik bagi investor asing. Pada akhirnya Indonesia berpotensi kembali mengalami defisit transaksi modal seperti pada kuartal III-2022.
Sementara itu, pelaku pasar mengkhawatirkan potensi resesi yang terjadi di negara maju khususnya Amerika Serikat, meskipun terjadi pengurangan kenaikan suku bunga pada Desember 2022. Namun, The Fed diproyeksikan masih terus menaikkan suku bunga hingga di paruh pertama tahun 2023 akibat inflasi yang masih jauh dari target sebesar 2%.
Kebijakan tersebut menjadi tantangan karena memicu capital outflow bagi pasar ekuitas domestik. Ditengah isu pelemahan ekonomi negara maju yang diproyeksikan mencapai puncaknya di paruh pertama tahun 2023, pelaku pasar telah beralih pada obligasi yang memiliki resiko lebih rendah dibanding saham.
Performa IHSG di tahun 2023 juga akan diwarnai oleh pesta demokrasi yang akan digelar pada tahun 2024 mendatang. Secara historis performa IHSG satu tahun (12 bulan) sebelum diselenggarakan pemilihan umum (pemilu) presiden dalam 3 periode terakhir sebagian besar ditutup menguat, misalnya pada pemilu periode 2009, 2014 dan 2019 IHSG mengalami penguatan masing-masing 13,2%, 10,9% dan 7,7%.
Secara keseluruhan, berdasarkan pertimbangan kondisi makro ekonomi diatas, seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih kokoh. Ajaib Sekuritas melihat IHSG berpotensi bergerak di atas level 7.000-7.200 di tahun 2023. Adapun beberapa sektor pilihan yang berpeluang untuk mengalami akselerasi di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global saat ini hingga beberapa periode ke depan.
1. Sektor Keuangan
Sektor keuangan menjadi sektor yang berpotensi diuntungkan sejalan dengan daya beli masyarakat yang masih kokoh. Hal ini tercermin pada pertumbuhan penyaluran kredit secara nasional pada November 2022 tumbuh 10,8% YoY dan diproyeksikan masih akan berlanjut seiring dengan akselerasi pertumbuhan ekonomi domestik.
Adapun secara historis satu tahun sebelum diselenggarakannya pemilu sektor keuangan selalu mengalami penguatan, misalnya pada pemilu tahun 2009, 2014 dan 2019.
2. Sektor Consumer
Sektor konsumen primer berpotensi menguat pada tahun 2023 terdorong dari beberapa faktor, di antaranya, daya beli masyarakat yang cukup resilient, kenaikan upah minimum pada tahun 2023, kenaikan anggaran subsidi dari pemerintah, efek domino menjelang tahun politik 2024, dan penurunan harga komoditas yang dapat memperbaiki margin laba yang sepat tergerus akibat kenaikan beban pokok produksi.
3. Sektor Metal Mining
Perppu No.2 tahun 2022 tentang Cipta Kerja diproyeksikan akan membawa investasi langsung ke Indonesia salah satunya untuk meningkatkan hilirisasi mineral logam. Optimisme ini sejalan dengan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang menaikkan target investasi di tahun 2023 sebesar 16,7% menjadi Rp1.400 triliun dari Rp1.200 triliun di tahun 2022.
Secara kumulatif realisasi investasi per September 2022 telah mencapai Rp892,4 triliun, PMA sebesar Rp479,3 triliun atau menyumbang 53,7%, sedangkan PMDN sebesar Rp413,1 triliun atau berkontribusi sebesar 46,3%. Adapun PMA per September 2022 didominasi oleh sektor logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya dengan total investasi US$8,5 miliar atau meningkat 70% YoY, serta berpotensi mengalami pertumbuhan sejalan dengan diterapkannya Perppu No.2 tahun 2022.
Aktivitas industri manufaktur China yang kian menguat akibat pelonggaran Zero Covid Policy juga meningkatkan permintaan pada sektor ini. Sementara itu, komoditas emas sendiri dapat menjadi pilihan di tengah permintaan yang berpotensi meningkat sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.
4. Sektor Telekomunikasi
Sektor telekomunikasi menjadi sektor menarik menjelang pemilu, di mana trafik pengguna layanan internet akan meningkat. Sebab, platform online digunakan sebagai ruang publik untuk menyalurkan aspirasi. Berdasarkan historis sektor telekomunikasi menguat pada satu tahun sebelum pemilu.
Sementara itu, sektor ini juga memiliki prospek baik di tengah penetrasi internet yang terus tumbuh. Hal ini tercermin dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat 62,10% populasi di Indonesia telah mengakses internet hingga tahun 2021. Angka tersebut melesat dibanding tahun 2020 sebesar 53,73% dari total populasi.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024
Baca SelengkapnyaPersiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan proyeksi World Bank, Indonesia diperkirakan akan tumbuh di kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit tersebut menunjukkan kualitas kredit terjaga di tengah situasi global yang mengalami pelemahan.
Baca SelengkapnyaBahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.
Baca SelengkapnyaTren perlambatan ini menjadi perhatian mengingat kondisi ekonomi global yang masih penuh tantangan, seperti ketidakpastian pasar dan perlambatan.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan basis manufaktur alternatif yang kompetitif dan sekaligus memiliki konsumsi dalam negeri yang kuat.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II 2024 ditopang oleh kinerja positif di semua sektor.
Baca SelengkapnyaSalah satu faktor kinerja positif perekonomian nasional yaitu belanja untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga optimis target pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3 persen tahun ini tercapai, meski sejumlah harga komoditas unggulan terus mengalami penurunan.
Baca Selengkapnya