Investasi Rosneft diklaim mampu tingkatkan pertumbuhan ekonomi
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kerja sama pembangunan kilang minyak PT Pertamina (Persero) dengan Rosneft bakal mendorong kualitas pertumbuhan ekonomi. Apalagi, selama ini sektor petrokimia masih bertumpu dengan kebijakan impor.
Darmin menjelaskan selama ini, kekurangan Indonesia tak mengembangkan secara maksimal tiga kelompok industri, salah satunya petrokimia.
"Kelompok industri tersebut, yang pertama adalah petrokimia. Kemudian yang kedua adalah besi dan biji. Sementara yang ketiga adalah basic chemichal (kimia dasar) dan turunannya termasuk industri farmasi," ujar Darmin di kantor Pertamina di Jakarta, Kamis (26/5).
-
Apa kontribusi utama Pertamina untuk Indonesia? Pertamina berperan dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus menjadi pemimpin dalam transisi energi, guna mendukung pencapaian target net zero emission (NZE) Indonesia.
-
Bagaimana Pertamina mengatasi trilema energi? Trilema energi dihadapi dengan mengoptimalkan sumber daya Pertamina Group, sekaligus memperkuat kolaborasi dengan berbagai mitra dari sektor swasta, pemerintah, termasuk dunia kampus,' jelas Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Apa yang menjadi pendorong utama Pertamina dalam ekonomi Indonesia? Pendekatan ini akan menjadi terobosan bagi perekonomian Indonesia, dengan membuka peluang industri baru dan menciptakan pasar global untuk produk-produk rendah karbon.
-
Apa saja yang Pertamina salurkan? Pertamina Patra Niaga siap menyalurkan BBM dan LPG subsidi sesuai dengan kuota yang ditetapkan Pemerintah.
-
Mengapa Pertamina berupaya menghadapi trilema energi? 'Trilema energi saat ini menjadi tantangan besar bagi Pertamina, terlebih sebagai BUMN energi Pertamina memiliki peran utama untuk menjaga ketahanan energi nasional.
-
Dimana Pertamina membangun Petrochemical Complex? Ditambah dengan Pembangunan Petrochemical Complex di Balongan dan TPPI, serta Hilirisasi Gas di Bintuni dan Bojonegoro.
Kerja sama investasi Rosneft diperkirakan sekitar USD 13 miliar atau setara Rp 175,5 triliun dalam membangun kilang minyak di Tuban. Darmin menambahkan nantinya investasi tersebut bakal menambah posisi cadangan energi Indonesia kedepannya. Dia yakin kerja sama ini mampu memberikan efektifitas kedua belah pihak.
"Secara bertahap kita bisa menyelesaikan masalah-maslah dasar yang sudah lama tidak kita sentuh di republik yang kita cintai ini. Mudah-mudahan kerjasama ini betul-betul efektif dan membawa keuntungan bagi kedua pihak, Indonesia dan Rusia," kata Darmin.
Selanjutnya, secara otomatis pengembangan kerja sama ini mampu menaikkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
"Apabila kita menghasilkan, mengundang investasi untuk menghasilkan basic atau general capital, maka kita sudah akan melengkapi sumber kenaikan pertumbuhan ekonomi. Jadi anda semua tentu mengerti mengapa saya katakan kerjasama malam ini sungguh penting," pungkas dia.
Sebelumnya, PT Pertamina resmi menggandeng Rosneft, perusahaan migas raksasa Rusia, dalam pembangunan kilang minyak Tuban, Jawa Timur. Dalam proyek senilai USD 13 miliar itu, Pertamina ingin menjadi pemegang saham mayoritas.
"Rosneft telah menunjukkan keunggulan untuk bermitra dengan Pertamina," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto saat penandatangan perjanjian kerja sama dengan Rosneft, Jakarta, Kamis (26/5). Dalam seremoni itu, Rosneft diwakili Didier Casmiro, Vice President for Refineng Petrochemicals, Commerce and Logistic.
"Rosneft juga menawarkan beberapa knowledge untuk penyelesaikan kilang baru tuban sehingga bisa dipercepat 7 hingga 12 bulan," kata Dwi.
Hadir dalam acara tersebut Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
Darmin berharap pembangunan kilang berkapasitas 320 ribu barel minyak per hari itu bisa meningkatkan kinerja tiga kelompok industri.
"Petrokimia, besi dan baja, kimia dasar dan turunannya, termasuk industri farmasi," katanya.
"Secara bertahap kita bisa menyelesaikan masalah-maslah dasar yang sudah lama tidak kita sentuh di republik yang kita cintai ini. Mudah-mudahan kerjasama ini betul-betul efektif dan membawa keuntungan bagi kedua pihak, Indonesia dan Rusia."
Wall Street Journal, hari ini, melaporkan bahwa Pertamina mengincar kepemilikan 51 persen saham kilang Tuban. Sementara Rosneft sisanya, 49 persen.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para pelaku usaha mengungkapkan bahwa ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh industri ini.
Baca SelengkapnyaDana segar tersebut akan disalurkan untuk 6 proyek yang akan digarap di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPT Nippon Shokubai Indonesia menjadi salah satu contoh sukses bagaimana perusahaan Jepang terus memperkuat kehadirannya di Indonesia melalui investasi.
Baca SelengkapnyaKunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi kementerian dan kebijakan industrinya.
Baca SelengkapnyaPotensi investasi senilai Rp437 triliun di sektor petrokimia juga terancam mandek akibat kekacauan pasar domestik.
Baca SelengkapnyaKinerja positif hulu migas Pertamina tersebut memiliki dampak besar, selain pencapaian target lifting migas dalam APBN juga terhadap indikator makro ekonomi.
Baca SelengkapnyaProyek PT LCI mencakup pembangunan fasilitas petrokimia untuk memproduksi polypropylene serta produk hilir lainnya seperti butadiene, dan BTX.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta jajaran menteri segera menindaklanjuti agar komitmen investasi dari China dapat terealisasi.
Baca SelengkapnyaSelain Rokan, Arifin juga menyebut Blok Cepu yang punya potensi migas lebih besar dari perhitungan saat ini.
Baca SelengkapnyaHal ini menjadi sebuah semangat untuk memenuhi industri dalam negeri dengan material yang diproduksi secara lokal
Baca SelengkapnyaRosan mengaku kaget lantaran PM Singapura hakul yakin Indonesia bisa mengejar target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Baca SelengkapnyaRealisasi investasi ini lebih tinggi dari target Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnya